Harga Dak Keraton Dan Perhitungan Pemasangannya – Seiring dengan berjalannya waktu beragam inovasi hadir di dunia konstruksi. Salah satu produk yang bisa kita gunakan adalah dak keramik beton atau yang sering disebut dengan istilah keraton. Apa itu dak keraton? Bagaimana perhitungan pemasangan dan berapa harga material tersebut? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut Anda bisa simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Keramik beton atau dalam bahasa Inggris disebut ceiling brick merupakan bahan bangunan yang terbuat dari beton dan memanfaatkan sistem keramik komposit. Keraton ini sering digunakan untuk proses pembuatan dak. Banyak memanfaatkan material ini karena lebih ekonomis, efisien, dan aman. Selain itu penggunaan keramik beton ini tidak membutuhkan bekisting untuk menahan beban dalam proses pemasangannya.
Baca juga: Struktur Bangunan Bertingkat
Dak keraton memiliki ukuran standar 25 x 21 x 10 cm. Ukuran standar tersebut bisa menahan beban 100 kg sampai dengan 500 kg dengan bentangan yang beragam. Di samping itu di pasaran Anda juga bisa menjumpai dak keraton dengan ukuran yang berbeda. Tentu saja banderol harganya juga akan berbeda pula.
Dak keraton juga sudah melewati uji laboratorium dan didapatkan hasil bahwa keraton akan melendut pada beban di atas 500 kg/m. Hasil tersebut sesuai dengan loading Test-II No. LB/BPPU/001-12/IX/9906.09.99. Ketebalan dak dibuat 15 cm sehingga estimasi perkiraan pembebanannya adalah sebagai berikut:
Dengan kekuatan tersebut dak keraton bisa dipakai pada bangunan dua sampai dengan lima lantai.
Baca juga: Proses Pembuatan Bata Ringan
Harga dak keraton di pasaran cukup beragam. Akan tetapi umumnya harga keraton ini berkisar Rp 8 ribuan. Sedangkan untuk per meter terpasang biaya yang perlu dikeluarkan sekitar Rp 550 ribu sampai dengan Rp 700 ribuan. Biaya ini tentu tidak pasti dan dipengaruhi oleh besi dan semen yang dipakai. Sebagai gambaran berikut daftar harga dak keramik beton yang bisa Anda simak.
Jenis | Ukuran | Harga / Pcs |
Dak Keraton Jatiwangi | 25 x 22 x 10 cm | Rp. 9.350 |
Bata Dak Keraton Abad | 25 x 22 x 10 cm | Rp. 9.300 |
Dak Keraton Ceiling Brick | 20 x 24 x 10 cm | Rp. 7.500 |
Dak Keraton Ceilimbrick | 24 x 18 x 10 cm | Rp. 7.000 |
Dak Keraton Muntilan | 26 x 22 x 10 cm | Rp. 8.000 |
Dak Keraton Bantul | 26 x 22 x 10 cm | Rp. 7.400 |
Dak Keramik Jaya Raya | 23 x 20 x 10 cm | Rp. 6.100 |
Dak Keraton Cirebon | 23 x 21 x 10 cm | Rp. 8.600 |
Dak Keraton Mojokerto | 23 x 21 x 10 cm | Rp. 7.700 |
Sebelum melakukan pemasangan terlebih dahulu kita membuat perhitungan berapa dana yang harus dikeluarkan untuk membuat dak keramik beton. Ada beberapa material yang perlu disiapkan. Seperti dak keraton itu sendiri, besi, pasir, semen, bendrat, dan lain-lain. Di samping itu dalam menghitung biaya pemasangan dak keraton per m2 jangan lupa memasukkan upah tukang per m2. Berikut contoh perhitungannya.
Kebutuhan Material | Koefisien X Harga Satuan | Harga |
Dak keraton 1 m² | 20 biji x Rp 9.500 | Rp190.000 |
Besi ukuran 10 mm | 1 lonjor x Rp 85.000 | Rp85.000 |
Besi ukuran 8 mm | 1 lonjor x Rp 50.000 | Rp50.000 |
Pasir | 1 sak x Rp 25.000 | Rp25.000 |
Semen | ½ sak x Rp 60.000 | Rp30.000 |
Bendrat | 1 kg x Rp 15.000 | Rp15.000 |
Upah tukang per m² | Rp100.000 | |
Biaya Total Dak Keraton Per m2 | Rp495.000 |
Baca juga: Perencanaan Konstruksi Baja
Sama seperti material lainnya, membuat dak dengan keramik beton memiliki beberapa kelebihan sekaligus kekurangan. Dengan kelebihan dan kekurangan tersebut keraton bisa saja tidak cocok untuk bangunan tertentu. Oleh karenanya merupakan hal yang penting bagi kita untuk mencermatinya terlebih dahulu, sehingga tidak sampai salah pilih.
Apa saja plus-minus material keraton untuk dak? Berikut kami uraikan satu per satu.
Pemasangan dak lantai keraton tidak membutuhkan papan cor dalam jumlah besar. Papan ini hanya dibutuhkan pada kolom di sisi pinggir saja. Selain itu dalam proses pemasangan juga tidak membutuhkan triplek karena adukan otomatis tertampung pada ruang antara satu lonjoran keraton dengan yang lainnya.
Hal tersebut tentu lebih efisien. Mengingat papan cor yang sudah dipakai tidak dapat digunakan lagi. Dengan pemakaian keraton kita bisa meminimalisir limbah kayu yang sudah tidak bisa dimanfaatkan kembali.
Umumnya penggunaan keramik beton untuk dak tidak membutuhkan tiang penyangga. Akan tetapi pada beberapa kasus ada yang tetap memakainya namun dalam jumlah yang sedikit. Yakni pada bentangan 3-4 meter di awal pemasangan. Tujuannya adalah untuk menahan lendutan awal.
Hal ini bertolak belakang dengan cor konvensional yang memerlukan banyak papan penyangga. Tak heran jika pada metode ini ruang di bawahnya akan terlihat penuh dengan kayu. Sehingga pengerjaan dinding bawah bisa tertunda. Selain itu kayu bekas penyangga juga akan terbuang sia-sia nantinya.
Baca juga: Harga Kayu Kalimantan Per Kubik
Karena tidak membutuhkan papan cor dalam jumlah besar, maka kita tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk membelinya. Di sisi lain teknik pembuatan dak dengan keraton juga tidak membutuhkan banyak tiang penyangga. Sehingga pengeluaran untuk pembuatan dak lantai bisa lebih ditekan agar tidak membengkak.
Pengerjaan dak lantai dengan keraton juga lebih cepat dikarenakan tidak perlu menganyam besi tulangan. Alhasil waktu yang diperlukan untuk menyiapkan dak lantai juga menjadi lebih singkat. Jika menggunakan keramik beton, waktu yang dibutuhkan hanya sekitar satu minggu saja. Jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional yang memakan waktu pengerjaan sampai satu bulan.
Seperti yang disinggung di atas, penggunaan keraton tidak membutuhkan banyak tiang penyangga atau bahkan tidak membutuhkannya sama sekali. Sehingga pengerjaan lantai di bawahnya tidak akan terganggu dan bisa diselesaikan tanpa harus menunggu dak keramik selesai.
Karena waktu pengerjaan yang lebih cepat, maka tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit. Selain itu proses pengerjaannya tidak membutuhkan alat bantu untuk mengangkat lonjoran keraton lantaran materialnya memiliki rongga dan tidak berat.
Bobot mati lantai keraton mencapai 180-225 kg/m2. Lebih ringan dibandingkan dengan cor biasa yang beratnya mencapai 300 kg/m2. Bobot yang ringan ini dikarenakan bahannya yang berongga dan menggunakan material pembentuk tanah liat.
Penggunaan keraton tentu akan mengurangi beban bangunan secara keseluruhan. Akan tetapi tidak perlu khawatir, kualitas keramik beton ini setara dengan beton K 175 yang memiliki tegangan ijin maksimum 55 kg/cm².
Baca juga: Perhitungan Koefisien Lantai Bangunan
Beton konvensional terdiri dari kualitas yang beragam sehingga bisa disesuaikan dengan tujuan pembangunan. Sebab tinggal disesuaikan saja komposisi bahan penyusunnya dengan beban yang nantinya akan ditopang. Bahkan dak ini juga bisa menahan beban yang sangat berat.
Lain halnya dengan dak keraton yang rentang kualitasnya terbatas. Umumnya kualitas dak keraton ini hanya cocok digunakan pada rumah tinggal. Kualitasnya setara dengan beton K175, sedangkan kualitas maksimumnya setara dengan dak beton K200.
Dak keraton hanya boleh dibentangkan sampai 4 meter saja untuk alasan keamanan. Jika ingin membuat bentangan dak lebih kuat, maka di bawah dak perlu dipasang balok dan kolom yang berfungsi menjadi penyangga struktur. Berbeda dengan dak beton konvensional yang bentangannya bisa lebih dari ukuran tersebut. Sehingga ruangan di bawah dak beton menjadi terlihat lebih bersih dari balok dan kolom.