Cara Menghitung Ketinggian Atap Rumah

Cara Menghitung Ketinggian Atap Rumah – Atap merupakan suatu bagian dari suatu konstruksi atau bangunan yang memiliki fungsi sebagai pelindung apapun hal – hal yang ada didalamnya dari hujan, salju, atau fenomena alam lainnya. selain fungsi pelindung tersebut, atap juga dapat difungsikan sebagai mahkota dari sebuah hunian yang dapat meningkatkan estetika suatu bangunan.

Dapat juga diartikan atap merupakan penutup rumah (bangunan) pada bagian atas atau benda yang dapat dipakai untuk menutup atas rumah. Dapat diartikan juga atap sebagai struktur yang terletak dibagian paling atas dari suatu bangunan yang dapat berguna untuk menutupi struktur – struktur dibawahnya.

Untuk material yang digunakan untuk menutupi atap ini harus memiliki sifat isolasi agar dapat menahan panas dingin dan juga bunyi. Material tersebut juga wajib rapat terhadap air hujan, tidak tembus air, dan juga tidak mengalami perubahan bentuk yang diakibatkan pergantian cuaca. Bahan penutup atap ini juga harus gambang dirawat, tidak mudah terbakar, bobotnya ringan, memiliki kedudukan tetap, dan juga tahan lama.

Untuk rangka atap memiliki tipe kuda – kuda yang dibuat dengan menghubungkan batang penyangga dengan sedemikian rupa sampai membentuk bangun segitiga yang terbalik. Untuk kebutuhan dari konstruksi kuda – kuda ini juga berbeda – beda tergantung dengan berat atap dan bahan penutup yang digunakan. akan tetapi terdapat satu hal yang sama yaitu setiap susunan batang penopang ini harus saling mengikat dan membentu satu kesatuan yang kokoh sehingga sanggup bekerjasama dalam memikul beban yang ditopang tnapa mengalami perubahan.

Baca juga: Konstruksi Atap Baja Ringan Yang Aman

Baca juga: Kuda Kuda Baja Ringan Berbagai Jenis Atap

Bagian – Bagian Atap Rumah

Atap sendiri terdiri dari beberapa bagian dengan masing – masing fungsinya. Berikut ini adalah bagian – bagian dari atap yaitu:

  • Shingles. Bagian ini merupakan penutup dari atap dengan bentuk yang datar serta persegi panjang. Pemasangan bagian ini ditempatkan diatas setelah dek ditempatkan. Bagian ini terbuat dari bahan seperti ubin besar, batu tulis, plastik, kayu, logam dan beberapat bahan komposit lainnya. bagian ini juga sedang populer dengan fungsinya untuk mencegah air masuk keatap.

  • Ridge. Untuk bagian ini adalah kayu atau logam yang dipasang secara horizontal dan bertumpu pada puncak atap. Bagian ini dapat menciptakan bentuk segitiga pada atap dan merupakan bagian tertinggi dari atap. Bagian ini akan dihubungkan dengan kasau dan rangka untuk membuat rangka dari atap bangunan.

  • Valley. Bagian ini dapat penghubung dua atap yang miring, yang membentuk sudut 90°. Bagian ini memiliki fungsi yang digunakan untuk selokan atap, dimana merupakan tempat air atau puing – puing kecil jatuh dan menetes dari atap. dasarnya bagian ini akan mengumpulkan air yang akan jatuh dari atap.

  • Eave. Bagian ini merupakan tempat titik terendah atap yang menonjol. Adanya bagian ini seperti pelindung tembok agar tidak ternodai oleh air yang menetes dari atap.

  • Soffit. Merupakan salah satu pelengkap dari bagian atap yang memiliki sifat dungsional dan juga dapat menambah nilai estetika. Untuk bagian ini terletak diantara dinding dengan eave atap. soffit memiliki fungsi untuk menyembunyikan balok langit – langit dan kasau dan juga dapat melinungi dari kelembaban dan jamur.

  • Rake. Merupakan sisi miring yang ada pada ujung atap dan berbentuk pelana. Rake dapat berebntuk datar atau menggantung. Bagian ini yang menggantu akan dibiarkan terbuka atau dapat tertutup dengan fascia atau soffit dan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan estetika dari atap sendiri.

Baca juga: Menghitung Derajat Kemiringan Atap Rumah

Baca juga: Ide Inspirasi Gambar Potongan Atap

Bentuk Atap Rumah

Berikut ini adalah beberapa bentu – bentuk atap beserta penjelasan masing – masingnya yaitu:

  • Atap datar. Jenis atap ini memiliki benuk yang sederhana diantara berbagai macam bentuk atap lainnya. pada umumnya atap jenis ini diterapkan pada rumah maupun bangunan yang bertingkan. Hal tersebut agar air hujan dapat tertampung dan mengalir dan biasanya atap ini dibuat miring pada sisi tertentu.

  • Atap standar. Merupakan model atap sandar yang biasa digunakan untuk bangunan tambahan seperti selasar atau emperan. Atap tersebut banyak dipakai pada beberapa hunian dengan gaa modern pada saat iini. Atap ini juga dapat digabungkan dengan atap yang memiliki model pelana

  • Atap pelana. Salah satu bentuk atap ini merupakan model yang cukup lumrah karena banyak diaplikasikan pada hunian masyarakat Indonesia. Atap ini terdeiri dari dua sisi yang saling bertemu pada satu gar pertemuan. Garis pertemuan tersebut dapat disebut dengan bubungan. Untuk atap model ini merupakan atap yang paling aman, hal itu dikarenakan mudaj mendeteksi apabila terjadi kebocoran. Untuk sudut kemiringannya sendiri adalah 30 – 45 derajat.

  • Atap limas. Merrupakan penyempurnaan dari atap yang berbentuk pelana. Atap ini terdiri dari empat bidang. Untuk dua bidang ini akan bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang yang lainnya akan bertemu pada garis bubungan atas. Jadi atap ini dapat terlihat dari bubungan dari dua bentuk trapesium dan juga dua bentuk segitiga.

  • Kombinasi atap pelana dan perisai. Atap model ini merupakan gabungan dua model atap yaitu atap pelana dan perisai. Kebanyakan orang menyebut atap ini dengan sebutan atap tenda patah
  • Atap mansard. Untuk atap model ini mungkin akan terlihat seperti dua atap yang terlihat bertingkan. Atap ini arang dipakai oleh hunian Indonesia sedangan banyak dipakai pada bangunan belanda di masa kolonial dahulu.

  • Atap gergaji. Atap ini mungkin banyak digunakan pada bangunan pabrik, gudang ataupun bengkel. Atap ini terbentuk dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya.

Baca juga: Analisa Dan Contoh RAB Atap Baja Ringan

Baca juga: Menghitung Luas Dan Rangka Atap Baja Ringan

Syarat – Syarat Pembuatan Atap

Berikut ini adalah beberapa syarat – syarat yang dapat diterapkan dalam pembuatan atap agar mendapatkan hasil yang bagus serta sesuai dengan keinginan yaitu:

  • Konstruksinya harus benar-benar kuat sehingga mampu menahan berat sendiri dan semua beban yang mengenainya
  • Bentuknya sesuai dengan konsep desain rumah yang sudah direncanakan sedari awal
  • Bahan penutup yang dipilih wajib disesuaikan dengan tujuan pendirian bangunan dan tahan terhadap cuaca yang ekstrim
  • Sebaiknya perancangan modelnya mengambil inspirasi dari kekayaan budidaya setempat
  • Tingkat kemiringannya memperhatikan jenis bahan penutup yang dipakai

Cara Menghitung Tinggi Atap

Negara Indonesia merupakan negara tropi yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi serta angin yang kuat. Karena hal tersebut, dibutuhkan besarnya sudut kemiringan atap yang harus diperhatikan agar mempu mengalirkan air hujan dengan baik dan juga lancar.

Sedangkan untuk kemiringan atap sendiri terdapat berbagai macam pilihan sesuai dengan material penutup atapnya. Pada penggunaan atap genteng keramik atau beton memiliki kemiringan harus agak curam dibandingkan dengan atap yang menggunakan bahan metal. Hal tersebut merupakan langkah pencegahan terjadinya kebocoran yang mungkin terjadi pada sambungan antar bahan penutup tersebut.

Untuk atap yang diaplikasikan pada penggunaan lapangan memiliki kemiringan antara 25 – 40 derajat. Akan tetapi kemiringan yang sering digunakan adalah 30 derajat. Sebelum menentukan kemiringan yang sesuai dengan keinginan, memerlukan langkah awal seperti menentukan tinggi dari kuda – kuda yang digunakan. Hal itu yang menjadi penyebab kendala utama bagi para tukang terlebih pada pekerjaan yang tidak menyediakan gambar kerja.

Dalam mengatasi masalah tersebut, berikut ini adalah salah satu contoh cara yang mudah dalam menentukan tinggi dari kuda – kuda dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Tinggi kuda kuda = ½ (panjang bentang) x Tangent (sudut kemiringan atap)

Contoh Soal

Diketahui panjang bentang atap rumah minimalis berukuran 8 meter dan memiliki sudut kemiringan 40 derajat. Maka tinggi dari kuda – kuda untuk rumah tersebut adalah:

Tinggi kuda – kuda atap = ½ panjang bentang X tan 40 derajat

Tinggi kuda – kuda atap = (8 / 2) X 0,84

Tinggi kuda – kuda atap = 4 X 0,58

Tinggi kuda kuda = 3,36 m

Dimana sesuai dengan rumus yang dicantumkan untuk tinggi dari kuda – kuda atap rumah minimalis tersebut adalah 3,36 meter. Untuk angka 0,84 sendiri merupakan hasil pembulatan dari tan(40). Agar gambang diingat rumus dari tinggi kuda – kuda atap dapat diganti dengan setengah panjang bentang atap dikali dengan tan sudutnya. Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah sudut tan yang dapat berubah – ubah sesuai dengan penutup atap yang digunakan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Baca juga: Upah Pasang Rangka Atap Baja Ringan

Baca juga: Harga Cat Genteng / Atap Ukuran 5-20 Kg

Demikian artikel ini yang membahas mengenai atap, mulai dari penjelasan atap tersebut, bagian – bagian atam, beberapa bentuk atap, dan juga syarat – syarat dari pembuatan atam. Dan juga diinformasikan mengenai cara perhitungan dalam menentukan tinggi atap tersebut. semoga informasi kali ini dapat membantu anda dalam mengetahui slaah satu bagian konstruksi yaitu atap ini dan bagaimana cara menentukan tinggi atap dalam proses pembuatan atap tersebut.

You might also like