Mesin Las Listrik DC
Seperti namanya, mesin las yang satu ini menggunakan arus listrik searah untuk mendapatkan nyala busur listrik. Arus searah tersebut berasal dari dinamo motor listrik searah. Dinamo tersebut bisa digerakkan oleh motor bensin, diesel, motor listrik, atau alat penggerak lainnya.
Pada mesin arus yang memakai motor listrik terdapat alat bernama rectifier atau penyearah arus. Fungsinya adalah untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Ada beberapa kelebihan yang didapatkan dari mesin las yang menggunakan teknik semacam ini. Seperti tingkat kebisingan lebih rendah, nyala busur listrik lebih stabil, semua jenis elektroda bisa dipakai pada mesin las DC, dan mesin las bisa diubah ke arus bolak-balik maupun searah.
Mesin las DC ini bisa dibagi lagi menjadi dua macam, yakni mesin las portabel dan stasioner. Perbedaannya terletak pada bentuk dan kegunaannya. Mesin las stasioner umumnya dipakai pada tempat yang memiliki jaringan listrik permanen. Sedangkan mesin las portabel memiliki bentuk yang lebih kecil sehingga bisa digunakan untuk mengelas di area yang tidak terjangkau jaringan listrik.
Mesin Las AC
Mesin las AC membutuhkan arus listrik bolak-balik yang dihasilkan pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC. Hanya saja besarnya tegangan listrik dari beberapa sumber tersebut belum sesuai dengan yang dibutuhkan mesin las. Sehingga dibutuhkan sebuah alat yang dinamakan transformator atau trafo. Trafo ini dipakai untuk menyesuaikan besarnya tegangan dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan.
Biasanya trafo yang dipakai pada mesin las adalah trafo step-down yang fungsinya untuk menurunkan tegangan. Alasannya kebanyakan sumber listrik yang ada di sekitar kita memiliki tegangan yang cukup tinggi. Hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan mesin las yang hanya membutuhkan sekitar 55 volt hingga 85 volt.
Transformator yang dipakai pada mesin las listrik memiliki daya yang tergolong cukup besar. Lantaran untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda memerlukan energi yang besar dan tegangan pada terminal kumparan sekunder kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar juga membutuhkan arus yang besar.
