Pengertian Overstek Atap Pada Bangunan

Pengertian Overstek Atap – Bangunan adalah salah satu hal yang paling dekat dengan kehidupan kita. Sebab bangunan menjadi tempat bagi kita untuk melakukan berbagai aktivitas, termasuk menjadikannya sebagai tempat tinggal.

Seperti yang diketahui, bangunan memiliki cukup banyak bagian. Dan hal ini perlu diketahui oleh orang yang berkecimpung dalam dunia konstruksi. Bagi orang awam, salah satu bagian yang paling familiar adalah atap bangunan.

Atap adalah salah satu bagian dari bangunan yang terletak di bagian paling atas. Fungsi atap adalah untuk melindungi bagian dalam bangunan dari cuaca ataupun benda-benda lain yang bisa mengganggu orang-orang yang ada di dalam bangunan tersebut.

Oleh karenanya atap harus dapat memberikan perlindungan dan kenyamanan kepada para penghuni bangunan. Dengan atap yang bagus, interior bangunana kan terhindar dari terik panas matahari, air hujan, tiupan angin, debu dan lain sebagainya.

Untuk dapat membuat atap yang berkualitas, maka perencanaan bentuk model atap harus diperhitungkan dengan baik. Selain itu juga harus mendapat perhatian khusus dari perencana atau arsitek.

Atap bangunan terdiri dari beberapa bagian. Salah satu di antaranya adalah overstek. Apa itu yang dimaksud dengan overstek? Pada artikel ini kami akan bahas lebih lanjut mengenai overstek pada bangunan, sehingga Anda mengerti dan memiliki gambaran akan definisi dari overstek.

Baca juga: Cara Menghitung Atap Baja Ringan

Pengertian Overtek

Overstek adalah bagian dari struktur atap yang menjadi ciri-ciri bangunan tropis. Overstek merupakan bagian dari bangunan yang fungsinya adalah untuk melindungi kusen atau dinding dari air hujan yang langsung mengenai struktur bangunan. Di samping itu overstek juga berfungsi untuk mengurangi sinar matahari yang mengenai dinding dan kaca jendela secara langsung.

Secara teknis overstek adalah bagian dari bangunan atau konstruksi yang menggantung tanpa ditopang kolom, dinding ataupun tiang yang menyangga struktur tersebut. Meski begitu overstek tidak hanya mengacu pada atap saja, namun juga bisa berupa lantai bangunan, tritisan, topi-topi dan lain sebagainya. Struktur tersebut biasanya dibuat dari bahan beton atau cor-coran.

Jarak overstek rangka atap umumnya berkisar 1 meter sampai dengan 1,5 meter. Sementara tinggi overstek disesuaikan dengan kemiringan atap atau ketinggian dari lantai atas.

Kebanyakan orang mengenal overstek dengan istilah lebihan dari atap. Bukan tanpa alasan, jika diperhatikan overstek memang memiliki letak dan posisi yang menjurus keluar dari atap. Lebihan atap itulah yang bertugas menahan jatuhnya air hujan ke tanah sehingga tidak langsung mengenai dinding bangunan.

Tidak hanya lebihan atap, overstek juga bisa terbentuk dengan adanya balok lantai dua dengan jarak atau lebar lebih dari lantai satu. Di samping itu tulangan yang menonjol keluar dari bagnunan juga bisa disebut dengan overstek. Baik ring balk maupun rangka atap.

Ketentuan Jarak Bebas dan Overstek

Perlu diketahui bahwa jarak bebas merupakan jarak minimum bangunan yang diperbolehkan dari bidang terluar suatu massa bangunan ke garis sempadan jalan, antar massa-massa bangunan lain, pagar atau batas lahan yang dikuasai dan/atau rencana saluran, jaringan pipa gas, jaringan tegangan listrik dan lain-lain.

Ketentuan mengenai jarak bebas ini bisa berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kita bisa melihatnya dalam pedoman persyaratan teknis bangunan tunggal yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah masing-masing. Dalam pedoman yang dibuat oleh pemerintah, jarak bebas mempunyai beberapa dasar penetapan, yakni ketinggian bangunan, tata letak massa bangunan dalam satu daerah perencanaan, serta jarak bebas dan overstek.

Jika pada lantai-lantai bangunan terdapat overstek, maka dimensi lebar overstek dan pemanfaatan bidang mendatar overstek sebagai lantai bangunan akan mempengaruhi penetapan posisi ketentuan jarak bebas. Berikut adalah ketentuan mengenai jarak bebas dan overstek yang dapat Anda pelajari:

  1. Lebar overstek tidak lebih dari 1,5 meter dan bidang mendatarnya tidak dipakai sebagai lantai bangunan, maka jarak bebas dihitung dari as kolom paling luar blok bangunan tersebut.
  2. Lebar overstek tidak lebih dari 1,5 meter dan bidang mendatar dimanfaatkan sebagai lantai bangunan, maka jarak bebas bangunan dihitung dari garis proyeksi bidang vertikal terluar overstek tersebut.
  3. Overstek dengan lebar lebih dari 1,5 meter dan bidang mendatarnya dipakai maupun tidak dipakai sebagai lantai bangunan, maka jarak bebas bangunan dihitung dari garis proyeksi bidang vertikal terluar overstek itu.
  4. Lebar overstek yang beragam dan lebih dari 1,5 meter di mana bidang mendatarnya dimanfaatkan maupun tidak sebagai lantai bangunan, maka jarak bebas dihitung dari garis proyeksi bidang vertikal terluar overstek dengan lebar overstek maksimum.

Perhitungan Kuda-kuda Atap

Untuk menghitung kuda-kuda atap rumah atau bangunan ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Misalnya jika ingin menghitung kuda-kuda baja ringan, maka kita perlu menghitung ketinggian, kemiringan dan overstek. Overstek atau overhang atap juga perlu dihitung karena bagian ini menjadi penunjang kekokohan dari kuda-kuda atap yang akan dibuat.

Rumus untuk menghitung kuda-kuda baja ringan pada dasarnya menggunakan konsep dasar rumus trigonometri, yakni cosinus dan tangen. Sebelum menghitung kuda-kuda atap baja ringan, kita perlu menyiapkan alat ukur berupa meteran dan kalkulator ilmiah.

Perlu diingat, perhitungan kuda-kuda atap ini tidak boleh dilakukan asal-asalan. Sebab jika perhitungan tidak tepat bisa membuat struktur atap tidak kokoh dan bisa membahayakan orang lain.

Sebelum menghitung kuda-kuda atap, kita perlu mencari tahu panjang dan lebar dari rumah tersebut. Ada tiga rumus yang dipakai untuk menghitung kuda-kuda atap rumah. Berikut akan kami jelaskan satu per satu.

Ketinggian Atap

Jika ingin menghitung ketinggian atap bangunan, kita bisa menggunakan rumus lebar bangunan dikali setengah dan dikali dengan tangen kemiringan sudut atap. Dalam bahasa matematika rumus menghitung ketinggian atap adalah ½ x lebar bangunan x tan a.

Kemiringan Atap

Sedangkan untuk menghitung kemiringan atap kita gunakan rumus yang sama, yakni dengan mengalikan lebar bangunan dengan setengah dan dikali lagi dengan cosinus sudut kemiringan. Atau dalam bahasa matematika rumus kemiringan atap adalah ½ x lebar bangunan x cos a.

Overstek

Berikutnya adalah perhitungan overstek. Untuk menghitung overstek rumus yang dipakai mirip dengan menghitung kemiringan atap. Akan tetapi yang kita masukkan dalam perhitungan adalah panjang overstek yang diinginkan. Sehingga rumusnya adalah panjang overstek x cos a.

Baca juga: Jarak Gording Atap

Macam-macam Bentuk dan Bagian Atap

Dalam membuat hal-hal yang berhubungan dengan atap, kita perlu mengetahui bentuk atap yang diinginkan. Sebab ada beberapa jenis bentuk atap yang biasa dimanfaatkan dalam dunia konstruksi. Antara lain atap datar, atap pelana, atap perisai, atap mansard, atap joglo, atap gergaji, atap kubah dan atap kerucut.

Tidak hanya bentuk atap saja, kita juga harus hafal dengan bagian-bagian dari atap. Atap bangunan sendiri biasanya terdiri dari beberapa bagian. Seperti garis tepi, nok atau ridge, jurai luar atau hip, jurai dalam atau valley, overstek atap atau overhang, talang, gording, kasau atau usuk hingga reng. Masing-masing bagian ini memiliki peran tersendiri yang berbeda, sehingga kita harus menghafalkannya.

You might also like