Pengertian, Tipe MCB Dan Fungsinya

Pengertian Dan Tipe MCB – Listrik menjadi salah satu hal terpenting bagi umat manusia. Dan seiring berkembangnya zaman ada begitu banyak hal dari kelistrikan yang bisa kita pelajari. Salah satunya adalah komponen kelistrikan.

Dari sekian banyak komponen kelistrikan yang ada, MCB pasti menjadi salah komponen yang sering Anda lihat. Biasanya komponen ini terpasang di setiap rumah dan sudah menjadi salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi saat membangun rumah. Lalu sebenarnya apa itu MCB?

Daripada bingung, berikut adalah penjelasan seputar MCB. Mulai dari definisi, jenis-jenis MCB, hingga fungsinya. Sehingga bisa menjadi wawasan untuk Anda yang penasaran atau kebetulan sedang belajar tentang komponen kelistrikan.

Definisi MCB

Hal mendasar yang harus kita ketahui dari MCB adalah pengertian dari komponen itu sendiri. MCB merupakan akronim dari Miniature Circuit Breaker. Sesuai dengan singkatannya, MCB adalah salah satu komponen pada sistem kelistrikan yang berfungsi untuk memutus aliran listrik saat terjadi korsleting atau arus berlebih. Di samping itu saat arus listrik normal MCB berfungsi sebagai saklar yang dapat menyambung atau memutuskan arus listrik secara manual.

Yang menarik pemutusan arus listrik tersebut dapat dilakukan secara otomatis tanpa perlu diatur secara manual. Sehingga MCB bisa meningkatkan keamanan terhadap bangunan, baik rumah, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, dan lain sebagainya.

Prinsip kerja MCB ini mirip dengan sekring atau fuse yang juga menjadi komponen penunjang keamanan listrik. Walaupun mirip bukan berarti sama. Pada sekring, saat terjadi beban berlebih maka aliran daya akan terputus otomatis dan membuat sekring tersebut harus diganti dengan yang baru karena komponennya sudah putus. Sedangkan pada MCB kita bisa kembali mengaktifkannya jika terjadi korsleting tanpa perlu mengganti komponen tersebut dengan yang baru.

Baca juga: Joule Thief Untuk Menghemat Listrik

Fungsi MCB

Di atas sudah dijelaskan sekilas mengenai apa kegunaan dari MCB. Akan tetapi pada poin ini kita bahas lebih dalam sehingga kita benar-benar tahu fungsi dari komponen kelistrikan ini.

Pemutus Arus

MCB memiliki fungsi utama sebagai pemutus arus. Seperti yang diketahui sampai saat ini masih banyak terjadi kasus kebakaran gedung atau rumah karena terjadi hubungan arus pendek atau korsleting. Untuk itulah MCB dibuat, yakni sebagai pengaman saat terjadi masalah pada instalasi listrik.

Ketika masalah itu muncul MCB akan memutus arus secara otomatis. Selain beroperasi secara otomatis, kita juga bisa mematikan aliran listrik dengan menurunkan toggle switch yang terdapat pada komponen ini. Dengan begitu semua jaringan listrik yang terhubung akan mati.

Dalam beberapa rumah atau bangunan lain, MCB yang digunakan lebih dari satu. Masing-masing MCB ini terhubung ke jaringan listrik yang berbeda. Maka dari itu sebelum mematikan atau menghidupkan MCB pastikan Anda mengetahui MCB mana yang harus dioperasikan.

Pelindung Saat Terjadi Beban Lebih

Beban lebih atau juga bisa disebut overload adalah suatu kondisi dimana pemakaian arus listrik melebihi batas penggunaan listrik pada bangunan. Untuk mencegah itu terjadi MCB dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mendeteksi adanya beban lebih. Hal ini dapat dilakukan berkat elemen bimetal yang terdapat di dalam MCB.

Sebagai gambaran, saat ruangan atau rumah memakai MCB dengan batas arus 6A, maka pemakaian listrik yang diperbolehkan juga maksimal 6A, tidak boleh lebih. Saat penghuni rumah lupa dan menyalakan suatu barang elektronik yang menyebabkan arus naik menjadi 7A, maka elemen bimetal pada MCB akan melengkung karena terkena panas berlebih dan membuat kontak MCB mati. Di saat inilah terjadi pemutusan arus atau trip.

Pengaman Saat Terjadi Korsleting

Karena sampai saat ini korsleting menjadi permasalahan yang sering terjadi, maka dari itu bangunan wajib dilengkapi dengan MCB. Tujuannya tidak lain untuk memberikan perlindungan kepada jaringan listrik saat terjadi hubung singkat. Hal tersebut dapat dilakukan berkat komponen bernama Magnetic Trip yang berupa Solenoid.

Komponen tersebut akan bereaksi saat ada panas yang diterima, mirip dengan saat terjadi beban lebih. Akan tetapi pada saat korsleting panas yang masuk akan sangat tinggi. Besarnya panas yang diterima komponen tersebut akan menyebabkan adanya gaya magnet pada Solenoid. Sehingga switch akan tertarik dan memutus aliran listrik.

Saat terjadi hubung singkat, komponen bimetal akan melengkung dengan jeda waktu sekian detik. Lain halnya dengan saat terjadi korsleting. Magnetic Trip akan bereaksi dengan sangat cepat. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kerusakan pada komponen kelistrikan maupun potensi kebakaran.

Baca juga: Perbedaan Arus AC Dan DC Listrik

Jenis MCB Berdasarkan Daya Tahan

Setelah mengetahui sekilas tentang MCB kini kita bahas tentang tipe-tipe MCB. Di pasaran kita bisa menjumpai beberapa cukup banyak MCB yang dibagi berdasarkan kriteria tertentu. Dan masing-masing jenis tersebut biasanya ditujukan untuk keperluan yang berbeda-beda.

Yang pertama, MCB bisa dibagi menurut daya tahannya. Pada tipe MCB ini ada beberapa macam yang dapat kita jumpai. Mulai dari 6A, 10A, 13A, 16A, 20A, hingga 125A yang merupakan jenis tertinggi.

Jenis MCB Berdasarkan Prinsip Kerja

Di samping daya tahan, jenis MCB juga dapat dibagi menurut prinsip kerjanya. Ada dua macam pada kategori ini, yakni MCB termal dan MCB elektromagnetik. Berikut penjelasan singkat keduanya.

MCB Thermal

MCB ini dibuat dengan menyematkan pelat bimetal kombinasi 2 logam. Logam tersebut mempunyai koefisien muai yang berbeda. Nantinya bimetal akan membengkok saat ada panas yang disebabkan oleh arus listrik berlebih. Sehingga pelat tersebut akan menggerakkan tuas pemutus.

Dengan demikian arus listrik akan terputus secara otomatis. MCB thermal ini biasa dimanfaatkan untuk mengamankan arus beban yang berlebih.

MCB Elektromagnetik

Berikutnya ada MCB yang berbasis elektromagnetik. Artinya pemutusan arus listrik pada MCB ini dilakukan oleh kumparan yang terdapat di dalamnya. Ketika terjadi arus berlebih atau korsleting, kumparan akan diinduksi, sehingga area sekitarnya mempunyai medan magnet dan menarik poros dan mengaktifkan tuas pemutus. Pada dasarnya MCB elektromagnetik ini berfungsi sebagai pengaman saat terjadi korsleting.

Baca juga: Memahami Pengertian Listrik 3 Phase

Jenis MCB Berdasarkan Pemutus Arus

Di samping itu jenis MCB bisa dibedakan berdasarkan pemutusan arus komponennya. Ada tiga macam untuk jenis tersebut, yakni MCB tipe B, tipe C, dan tipe D. Berikut penjelasan masing-masing jenis MCB tersebut.

MCB Tipe B

Pada tipe ini MCB akan mengalami trip saat arus listrik melewati 3-5 kali dari arus maksimum yang tercantum pada MCB. Biasanya MCB ini digunakan pada listrik untuk perumahan atau industri ringan.

MCB Tipe C

Berikutnya ada tipe C yang akan mengalami trip saat arus listrik melebihi 5-10 kali dari batas maksimum yang tercantum. Berbeda dengan tipe B, MCB tipe C biasa dimanfaatkan untuk kendaraan kecil, lampu penerangan pada gedung, hingga industri yang memerlukan arus listrik yang lebih tinggi.

MCB Tipe D

Yang terakhir ada MCB tipe D. MCB ini baru akan mengalami trip jika arus listrik melebihi 10-25 kali dari batas normal yang tercantum pada MCB tersebut. Biasanya MCB ini dimanfaatkan untuk motor-motor besar, mesin las, mesin produksi, ataupun peralatan listrik yang menghasilkan lonjakan arus tinggi lainnya.

Baca juga: Persyaratan Instalasi Listrik

Jenis MCB Berdasarkan Kegunaan

Selain tiga jenis di atas, MCB juga bisa dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan kegunaannya. Berikut penjabarannya.

MCB tipe G

MCB ini ditujukan untuk mengamankan motor listrik kecil, baik arus AC maupun DC. Selain itu juga bisa dipakai pada peralatan listrik dan rangkaian akhir yang besar untuk penerangan. MCB tipe G bertugas menjadi penghalang elektromagnetik, dengan kontak saklar, ruang, serta pemadam api busur berkonstruksi khusus. Sehingga MCB ini dapat memutus arus hubung singkat sampai dengan 1500 A.

MCB Tipe H

MCB tipe ini dimanfaatkan untuk keamanan pada instalasi listrik bangunan atau penerangan. Termal tipe ini mirip dengan tipe L, namun pengaman elektromagnetik MCB tipe H akan terputus dalam 0,2 detik apabila arusnya mencapai ukuran tertentu.

MCB Tipe L

MCB ini dipakai untuk kabel atau keamanan jaringan yang lebih besar. Pada MCB tipe L suhu termal diatur sesuai dengan kenaikan suhu konduksi. Apabila terjadi kelebihan beban dan suhu konduksi melebihi batas yang ditetapkan, maka elemen logam akan memutus arus listrik.

MCB Tipe K

MCB ini memiliki rating dan breaking capacity yang kecil. Sehingga MCB ini hanya berfungsi untuk mengamankan alat elektronik sama. Misalnya televisi, kulkas, dan lain sebagainya.

MCB Tipe Z

MCB ini juga mirip dengan tipe K yang mempunyai rating dan breaking capacity yang kecil. Hanya kegunaannya saja yang berbeda, dimana MCB tipe Z dipakai untuk mengamankan rangkaian semikonduktor dan trafo yang sensitif terhadap tegangan listrik.

Baca juga: Biaya Pemasangan Listrik

MCB 1-Phase dan 3-Phase

Kebanyakan MCB yang dijual di pasaran adalah MCB 1 fasa dan 3 fasa. Keduanya mempunyai beberapa perbedaan. Berikut penjelasan singkatnya.

MCB 1-Phase

MCB 1-phase atau 1 fasa dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni MCB 1-pole dan 2-pole. Lalu apa perbedaan kedua jenis tersebut? Pada MCB 1-pole yang diamankan hanya penghantar phase saja. Sementara untuk penghantar netral tidak dihubungkan ke MCB.

Lain halnya dengan MCB 2-pole yang mengamankan penghantar phase dan juga netralnya. Akan tetapi yang umum dipasang untuk instalasi listrik perumahan adalah MCB 1-pole.

MCB 3-Phase

MCB jenis ini memiliki dua macam, yakni 3-pole dan 4-pole. Pada MCB 3-pole, bagian yang diamankan hanya sebatas penghantar phase atau R, S, T saja. Mirip dengan MCB 1-pole. Sementara MCB 4-pole yang diamankan meliputi penghantar phase (R, S, T) maupun penghantar netral.

Perlu diketahui, pada dasarnya MCB satu fasa hanya mempunyai satu kutub untuk pengamanan. Sementara MCB 3 fasa mempunyai 3 kutub dengan tuas yang disatukan. Sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka bagian lain juga akan ikut terputus.

MCB 1 fasa atau 1 phase biasa dimanfaatkan untuk pengamanan instalasi listrik pada rumah sederhana. Sementara MCB 3 fasa untuk instalasi rumah yang mempunyai konektor PHB.

Baca juga: Harga Kabel Listrik Per Meter

Keuntungan Menggunakan MCB

Dengan sejumlah kegunaan yang terdapat pada MCB, tidak mengherankan jika komponen ini lebih banyak diandalkan ketimbang sekring biasa. MCB dinilai lebih praktis saat dipakai untuk mengembalikan aliran arus listrik ke normal. Karena kita hanya perlu mengubah posisi switch dari off ke on.

Tidak seperti sekring yang harus mengganti fuse terlebih dahulu setelah terjadi overload. Atau kita perlu mengganti kabel yang ada pada box fuse. Di samping itu MCB mempunyai tingkat responsivitas yang tinggi saat terjadi overload. Ada keuntungan lain yang bisa diperoleh dengan memakai MCB, yakni:

  1. Bisa memutus rangkaian listrik 3 phase meski hanya ada satu phase yang terjadi arus singkat. 
  2. Rangkaian MCB bisa diperbaiki ketika terjadi arus singkat atau kapasitas arus berlebihan. Dengan demikian, MCB tidak perlu diganti karena masih bisa digunakan. 
  3. Respon MCB terhadap beban berlebih dan hubungan arus singkat dikenal lebih baik.

Baca juga: Harga Tang Ampere Dan Cara Menggunakannya

Itulah pembahasan seputar MCB yang bisa kami sampaikan. Seperti yang bisa Anda ketahui, MCB merupakan komponen kecil yang mempunyai manfaat begitu besar terhadap jaringan listrik. Itulah mengapa banyak bangunan memakainya, dan bahkan wajib terpasang pada hunian, seperti rumah, apartemen, dan lain sebagainya.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda, terutama jika Anda ingin mengetahui lebih jauh seputar MCB.

You might also like