Jenis Dan Kode Bearing Beserta Tabel Ukuran – Pada artikel ini kami akan membahas lebih jauh seputar bearing. Mencakup kode dan jenis bearing yang bisa bermanfaat untuk Anda yang memang ingin mengetahuinya. Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini.
Atau jika masih belum familiar, bearing atau bantalan sering disebut dengan istilah laker. Bearing adalah komponen utama penggerak poros yang berputar. Oleh karena fungsinya ini, bearing mempunyai jenis yang beragam. Mulai dari ball bearing atau bantalan bola, needle bearing atau bantalan jarum, bantalan gesek, dan lain-lain. Belum lagi ukurannya yang bisa bervariasi juga.
Pertama-tama kita bahas lebih dalam seputar kode bearing. Biasanya kode tersebut dicetak di lingkaran bearing. Kode ini mempunyai beberapa angka dan huruf. Biasanya kode ini dibagi menjadi empat bagian.
Kode pertama melambangkan tipe atau jenis bearing. Kode kedua diartikan sebagai seri bearing. Lalu kode ketiga dan keempat merupakan informasi terkait diameter bore atau lubang dalam bearing. Dan kode terakhir merupakan kode untuk jenis bahan penutup bearing. Lebih jelasnya berikut penjabaran kode pada bearing yang bisa Anda pelajari.
Baca juga: Harga Pompa Air Shimizu
Seperti yang sudah disinggung di atas, kode pertama menunjukkan jenis bearing. Kode ini bisa berupa satu angka, dua angka, atau huruf. Berikut arti kode pertama ini.
Kode Bearing | Arti Kode Bearing |
1 | Self aligning ball bearing |
2 | Spherical roller bearing |
3 | Double-row angular contact ball bearing |
4 | Double-row ball bearing |
5 | Thrust ball bearing |
6 | Single row deep groove ball bearing |
7 | Single row angular contact bearing |
8 | Felt seal |
32 | Tapered roller bearing |
N | Cylindrical roller bearing |
NU | Cylindrical roller bearing, separable inner ring. no thrust load capacity |
R | Inch (non-metric) bearing |
NN | Double row roller bearing |
NA | Needle roller bearing |
BK | Needle roller bearing with closed end |
HK | Needle roller bearing with opened end |
C | CARB toroidal roller bearing |
K | Needle roller and cage thrust assembly |
QJ | Four-point contact ball bearing |
Khusus untuk pengkodean bearing yang dinyatakan dalam satuan metric, apabila Anda menjumpai kode bearing berawalan huruf R, maka kode tersebut menandakan bahwa bearing yang Anda lihat merupakan bearing dengan kode satuan inchi. Contohnya R8-2RS.
Kita telah ketahui bersama bahwa kode kedua merupakan seri dari suatu bearing. Kode ini menyatakan ketahanan dari bearing tersebut. Seri penomoran kode ini dimulai dari yang paling ringan sampai berat. Lebih jelasnya silakan simak daftar berikut:
Kode | Seri Bearing |
8 | Extra thin section |
9 | Very thin section |
0 | Extra light |
1 | Extra light thrust |
2 | Light |
3 | Medium |
4 | Heavy |
Jika kode pertama adalah huruf seperti contoh di atas (R8-2RS), maka kode kedua merupakan besar diameter dalam bearing yang dibagi dengan 1/16 inci atau dalam contoh tersebut 8/16 inci.
Kode ketiga dan keempat digunakan untuk mengetahui diameter dalam (bore) bearing. Kode ini ditulis dalam bentuk angka mulai dari 0 sampai 3. Simak daftar di bawah ini:
Kode | Ukuran Diameter Dalam (bore) |
00 | 10 mm |
01 | 12 mm |
02 | 15 mm |
03 | 17 mm |
Tidak hanya kode nomor 0-3, juga ada kode 4, 5, dan seterusnya. Untuk kode ini diameter bore bearing dikalikan dengan 5. Contohnya jika Anda menjumpai kode 05 maka diameter bore bearing-nya adalah 25 mm.
Kode bearing paling ujung menandakan jenis bahan penutup bearing. Ada beberapa macam bahan penutup pada bearing. Lebih jelasnya simak daftar berikut:
Kode | Jenis Bahan Penutup Bearing |
Z | Single shielded (bearing ditutup dengan plat tunggal) |
ZZ | Double shielded (bearing ditutupi plat ganda) |
RS | Single sealed (bearing ditutupi seal karet) |
2RS | Double sealed (bearing ditutupi seal karet ganda) |
V | Single non-contact seal |
VV | Double non-contact seal |
DDU | Double contact seals |
NR | Snap ring and groove |
M | Brass cage |
Baca juga: Harga Rel Laci Double Track
Bearing tetap merupakan komponen yang bisa saja mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa terjadi karena beberapa faktor. Seperti faktor produksi, kesalahan dalam penggunaan, atau usia pakai yang sudah lama. Berikut adalah beberapa macam kerusakan pada bearing yang bisa Anda simak.
Kesalahan bahan ini bisa dikarenakan dua faktor, yakni pabrik dan konsumen. Untuk faktor produksi biasanya dikarenakan proses produksi yang menyebabkan bearing retak, baik halus maupun berat. Hal tersebut dikarenakan kesalahan toleransi atau kesalahan celah bantalan. Sedangkan untuk faktor konsumen umumnya dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai karakteristik bearing tersebut.
Bearing memiliki batas waktu penggunaan yang menandakan batas maksimal komponen ini bisa bekerja secara optimal. Hal ini biasanya tercantum pada buku petunjuk fabrikasi pembuatan bearing. Jika melebihi batas tersebut beberapa masalah pada bearing bisa dialami.
Kerusakan pada bearing juga bisa diakibatkan kesalahan dalam memilih pelumas. Pemilihan pelumas ini perlu disesuaikan dengan jenis bearing dan keadaan lapangan. Biasanya informasi ini tercantum dalam buku petunjuk.
Bearing yang kurang pelumas juga bisa menyebabkan kerusakan pada komponen itu. Biasanya hal ini bisa terjadi karena adanya kebocoran atau minyak pelumas terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland. Hal tersebut pada akhirnya mempengaruhi daya pelumasan pada minyak tersebut.
Pemasangan bearing pada poros yang tidak dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan bisa mengakibatkan kerusakan pada bearing tersebut. Kesalahan pada proses pemasangan bisa berupa pemasangan yang terlalu longgar sehingga cincin dalam atau cincin luar yang berputar mengakibatkan gesekan dengan housing atau poros.
Selain itu juga bisa berupa pemasangan yang terlalu erat sehingga ventilasi atau celah pada bearing menjadi kurang dan saat berputar suhu bantalan dapat meningkat dengan cepat dan membuat konsentrasi tegangan yang berlebihan. Sehingga terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll yang menyebabkan bantalan akan tersendat saat berputar.
Misalignment artinya kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak lurus, sehingga bearing akan mengalami vibrasi yang tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar bisa menyebabkan guncangan pada saat bearing berputar dan hal ini bisa menyebabkan bearing rusak. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga bisa menyebabkan bearing rusak. Sebab bearing tidak menumpu poros dengan baik sehingga memunculkan getaran yang dapat merusak komponen tersebut.
Kerusakan pada bearing juga bisa dikarenakan adanya unbalance atau ketidakseimbangan. Misalnya impeller yang tidak seimbang. Biasanya salah satu titik bagian impeller ini mempunyai berat yang tidak seimbang. Oleh karenanya saat berputar, perputaran bearing akan mengalami perubahan gaya di salah satu titik yang umumnya lebih terasa di putaran tinggi.
Hal tersebut bisa mempengaruhi putaran bearing pada poros. Unbalance ini juga bisa terjadi pada poros. Sehingga menyebabkan vibrasi tinggi yang bisa membuat komponen menjadi rusak.
Baca juga: Bagian Bagian Dinamo Listrik
Ketika bearing mengalami kerusakan, kita bisa melakukan sejumlah perbaikan. Berikut cara mengatasi kerusakan pada bearing:
Demikian informasi yang bisa kami sampaikan seputar jenis dan kode bearing. Semoga apa yang kami sampaikan di atas bermanfaat untuk Anda. Dan menambah wawasan untuk Anda mengenai bearing atau laher.