
WAKIL Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi menuturkan perspektif program transmigrasi tak lagi sekedar kebijakan memindahkan penduduk. Viva menyebut transmigrasi yang dijalankan dalam sejarah pembangunan Indonesia terbukti sudah melahirkan struktur pemerintahan dan wilayah administratif baru.
“Program transmigrasi sampai sekarang telah melahirkan 1.567 desa definitif, 466 kecamatan, 116 kabupaten-kota baru,” ungkap Viva di sela melepas 15 Kepala Keluarga (KK) atau 51 jiwa transmigran dari Yogyakarta menuju Sulawesi Minggu, 14 Desember 2025.
Bahkan, kata Viva, transmigrasi menjadi bagian integral dalam pembentukan provinsi baru. “Tiga provinsi yaitu Provinsi Kalimantan Utara, Sulawesi Barat dan Papua Selatan—itu semuanya adalah program transmigrasi,” ujar dia.
Viva Yoga menuturkan program transmigrasi saat ini telah bertransformasi menjadi upaya peningkatan kesejahteraan dan pembangunan daerah, bukan semata-mata pemindahan penduduk. Para transmigran yang diberangkatkan, kata dia, telah melalui seleksi dan pelatihan. Mereka diharapkan memiliki kemampuan teknis untuk mengelola lahan di lokasi tujuan.
“Jadi ini hasil dari seleksi dan mereka semuanya sudah dilatih dan siap. Mereka punya kemampuan teknis untuk mengolah tanah menjadi sumber ekonomi mereka, menjadi sumber penghidupan mereka,” kata Viva.
Meski demikian, Viva melanjutkan, tujuan utama transmigrasi adalah mengubah hidup warganya menjadi lebih baik dan sejahtera. “Masyarakat yang sejahtera punya pendapatan lebih baik, maka secara otomatis ada peningkatan dan kecukupan gizi dan protein sehingga melahirkan sumber daya manusia yang unggul,” kata dia.
Untuk memastikan keberhasilan hidup mandiri para transmigran, pemerintah menyatakan memberikan dukungan penuh. Viva menyebut bahwa pendampingan akan diberikan selama lima tahun. “Dalam hal ini kita memberikan jaminan hidup setiap bulan selama 1 tahun dan pendampingan selama 5 tahun agar mereka hidupnya lebih mandiri,” kata dia. Pemantauan dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Dari total 15 KK asal Yogyakarta itu, sebanyak 12 KK akan ditempatkan di Torire, Poso, Sulawesi Tengah, dan 3 KK lainnya di Taramanu Jaya, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.
Menurut Viva, Kementerian Transmigrasi juga membantu membangun relasi sosial antara transmigran dan warga lokal. Viva menjamin bahwa program pembangunan juga menyasar masyarakat lokal di kawasan transmigrasi. “Sebelumnya kita sudah melakukan sosialisasi di kawasan transmigrasi kepada masyarakat lokal akan ada pendatang baru, saudara baru yang berasal dari luar,” kata dia.
Bahkan, menurutnya, dukungan dari masyarakat lokal kerap melebihi ekspektasi. Sebagai contoh ada masyarakat setempat menghibahkan 1.000 hektare tanah bersertifikat bagi calon pendatang.
“Artinya mereka menyambut dengan gembira transmigran. Mereka menginginkan ada saudara baru, ada tetangga baru karena tanahnya luas dan tidak bisa dikelola seluruhnya,” kata dia.
Pilihan Editor: Hilangnya Daya Dorong Kebijakan Makro Ekonomi