
Sebuah miniatur motor Harley Davidson yang mencuri perhatian terpajang apik di ruang pamer Beam’s Coffee & Eatery, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Keunikan karya ini semakin menonjol karena seluruhnya terbuat dari bahan sampah, hasil kreasi Bank Sampah Kebumen Gemilang Sejahtera. Produk daur ulang inovatif ini merupakan salah satu finalis dari lomba Inovasi Eco Produk yang sebelumnya diselenggarakan dalam rangkaian Bumi Berseru Festival 2024, kini kembali menjadi sorotan pada peluncuran festival tahun ini.
Di lokasi yang sama, beragam karya kerajinan tangan dari para finalis lain turut memeriahkan pameran. Mulai dari tas fungsional, tempat lampu artistik, hingga aksesori unik, semuanya dibuat dengan memanfaatkan barang-barang bekas, menunjukkan potensi tak terbatas dari limbah yang diolah secara kreatif.
Pameran inovasi eco produk ini merupakan bagian integral dari peluncuran Bumi Berseru Festival 2025, sebuah inisiatif besar yang digagas oleh PT Telkom Indonesia (Telkom) pada hari yang sama. Bumi Berseru Festival dirancang sebagai platform kolaborasi inovatif untuk lingkungan, yang menyatukan berbagai elemen masyarakat, mulai dari komunitas penggiat, akademisi, hingga pelaku UMKM, dalam satu semangat perubahan.
Hery Susanto, Senior General Manager Social Responsibility Center Telkom, menjelaskan bahwa Bumi Berseru Festival 2025 adalah gelaran kedua setelah sukses perdana pada tahun 2024. Penyelenggaraan festival ini didasari oleh keprihatinan mendalam terhadap isu lingkungan dan tantangan besar yang kini dihadapi Indonesia, termasuk krisis iklim yang semakin parah dan kerusakan lingkungan yang terus meningkat.
Bumi Berseru Festival 2025 melanjutkan kesuksesan edisi sebelumnya, BBF 2024, yang telah berhasil menjaring ratusan inovasi ramah lingkungan dan memicu lahirnya gerakan nyata di berbagai wilayah Indonesia. “Ini adalah bentuk nyata dari kontribusi Telkom khususnya di bidang CSR, lebih khusus lagi di bidang kepedulian lingkungan,” tegas Hery Susanto dalam sambutannya pada Grand Launching BBF 2025 di Beam’s Coffee & Eatery, Colomadu, Karanganyar.
Tantangan lingkungan di Indonesia kian mendesak, seperti diungkap oleh data terkini. WALHI dalam Environmental Outlook 2025 melaporkan bahwa sepanjang tahun 2014 hingga 2023, Indonesia telah kehilangan 4,36 juta hektare hutan primer basah yang vital. Senada, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada momen Hari Lingkungan Hidup 2025 menyoroti masalah sampah yang masif: sekitar 56,6 juta ton sampah dihasilkan per tahun, namun mirisnya, hanya 39 persen (sekitar 22,09 juta ton) yang terkelola secara layak. Ini berarti lebih dari 34 juta ton sampah sisanya terus menjadi pencemar lingkungan yang serius.
Selain itu, pengelolaan limbah industri juga menjadi persoalan krusial di berbagai daerah, terbukti dari fakta bahwa sekitar 46 persen dari 70.000 sungai di Indonesia menderita pencemaran berat. Menyikapi kompleksitas ini, Hery Susanto menegaskan, “Dengan beragamnya permasalahan lingkungan yang sedang terjadi itu, diperlukan keterlibatan berbagai pihak dalam menciptakan solusi berkelanjutan.”
Bumi Berseru Festival 2025 mengusung tema “Tanah, Air, Kita”, sebuah ajakan kolektif yang kuat untuk menjaga bumi melalui aksi nyata, kolaborasi, dan inovasi digital. Tema ini tidak hanya berfokus pada lingkungan tetapi juga merefleksikan semangat kemerdekaan, mengingatkan bahwa menjaga tanah air adalah bentuk cinta bangsa yang harus terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Sebagai bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Telkom Indonesia, BBF 2025 menawarkan empat kategori kompetisi menarik yang terbuka bagi partisipasi masyarakat luas.
Kategori pertama adalah Aksi untuk Bumi, sebuah kompetisi proposal program lingkungan yang berfokus pada konservasi ekosistem serta keanekaragaman hayati baik di darat maupun laut. Selanjutnya, ada kategori Alam dalam Lensa, yaitu lomba fotografi lingkungan yang diunggah melalui Instagram. Setiap unggahan tidak hanya berfungsi sebagai kampanye kesadaran, tetapi juga setara dengan satu bibit pohon yang akan ditanam untuk reforestasi hutan Indonesia.
Kategori ketiga, Inovasi Eco Produk, merupakan wadah bagi UMKM, pelajar, dan masyarakat umum untuk menciptakan produk lokal yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan. Terakhir, kategori Teknologi Hijau dan Inovasi Berkelanjutan menantang organisasi atau komunitas penggiat lingkungan untuk mengajukan proposal kegiatan yang berlandaskan inovasi atau teknologi tepat guna demi solusi berkelanjutan.
Periode submission BBF 2025 telah resmi dibuka dari tanggal 23 Agustus hingga 30 September 2025. Selama periode ini, seluruh elemen masyarakat—mulai dari komunitas, mahasiswa, pelajar, hingga pelaku UMKM—diundang untuk berpartisipasi dengan mengirimkan ide, karya, dan inovasi terbaik mereka di bidang lingkungan. Setiap gagasan yang masuk akan melalui proses kurasi dan seleksi ketat untuk mengidentifikasi program-program unggulan yang memiliki potensi dampak besar.
Program-program terbaik yang terpilih akan mendapatkan dukungan pendanaan dengan total jutaan rupiah, memungkinkan implementasi nyata di tengah masyarakat. Informasi lebih lanjut mengenai Bumi Berseru Festival 2025 dapat diakses melalui situs resmi www.bumiberserufest.id. Hery Susanto menambahkan, “Melalui BBF 2025, Telkom Indonesia sebagai perusahaan digital ingin menghadirkan ruang kolaborasi yang memadukan kepedulian lingkungan dengan kekuatan teknologi dan inovasi digital.”
Inisiatif ini, menurutnya, selaras dengan komitmen Telkom dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). “Kami percaya, melestarikan lingkungan dengan dukungan teknologi digital adalah wujud cinta tanah air yang relevan dengan perkembangan zaman saat ini,” ujarnya, menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan.
Lebih jauh, BBF 2025 diharapkan menjadi wadah subur bagi lahirnya ide-ide segar dan solusi inovatif yang mampu menjawab berbagai tantangan lingkungan di Indonesia. Melalui kolaborasi digital dan aksi nyata dari berbagai pihak, Telkom Indonesia bertekad menciptakan dampak positif yang signifikan bagi keberlanjutan bumi—menjaga tanah, air, dan kehidupan sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang.
Apresiasi tinggi disampaikan oleh Ary Sudijanto, Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, Kementerian Lingkungan Hidup, yang turut hadir dalam acara peluncuran. Ia secara khusus memuji keterlibatan kalangan anak muda dalam BBF 2025. “Saya sampaikan, bahwa pemuda dan digitalisasi ini merupakan dynamic duo. Ini sebuah kombinasi yang punya kekuatan luar biasa untuk bisa merubah situasi,” tuturnya, menyoroti potensi besar sinergi ini.
Ary Sudijanto lebih lanjut menjelaskan bahwa bumi saat ini dihadapkan pada tiga krisis utama: krisis iklim, pencemaran, dan kehilangan biodiversitas. Untuk mengubah arah lingkungan dari situasi genting ini, ia menegaskan pentingnya kekuatan transformatif. “Dan kombinasi antara pemuda dan digital itu merupakan kombinasi yang luar biasa,” imbuhnya, menekankan kembali peran krusial kedua elemen tersebut.
Ia menegaskan komitmen penuh Kementerian Lingkungan Hidup untuk terus mendukung kegiatan yang diinisiasi oleh Telkom Indonesia ini. Bumi Berseru Festival ini diharapkan dapat mengirimkan pesan yang jelas kepada para pemuda: bahwa untuk mewujudkan gaya hidup yang lebih hijau dan ramah lingkungan, diperlukan perubahan mendasar dalam cara pandang dan tindakan.