IPO Raksasa: Orang Tua Group & Griya Idola Siap Melantai?

JAKARTA – Pasar modal Indonesia berpotensi diramaikan oleh gelombang penawaran umum perdana saham (IPO) dari sejumlah perusahaan besar lintas sektor pada semester II/2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa saat ini terdapat lima perusahaan dalam pipeline pencatatan saham yang siap melantai.

Dari jumlah tersebut, satu perusahaan masuk kategori aset menengah, sementara empat lainnya memiliki aset di atas Rp250 miliar. “Satu perusahaan aset skala menengah antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar dan empat perusahaan memiliki aset skala besar yakni di atas Rp250 miliar,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dalam keterangan resmi yang dikutip pada Minggu (27/7/2025). Potensi ini mengindikasikan prospek yang menjanjikan bagi pasar saham domestik.

BEI: 4 Perusahaan Besar Siap IPO Ikuti RATU, CDIA Cs

Sementara itu, unggahan dari Kiwoom Sekuritas memunculkan sederet perusahaan yang dirumorkan siap melantai di BEI. Beberapa nama yang mencuat berasal dari sektor perbankan, properti, energi, hingga video on demand, menambah dinamika daftar calon emiten.

Dari lini properti, ada nama PT Griya Idola milik PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Perusahaan ini tercatat memiliki lahan sekitar 1.200 hektare di Subang, serta proyek pengembangan kawasan hunian di Tangerang. Kendati demikian, Corporate Communication Group Barito Pacific, Angelin Sumendap, menjelaskan bahwa Griya Idola belum memiliki rencana IPO dan masih fokus mengimplementasikan strategi pengembangan bisnisnya. Selain Griya Idola, beredar pula rumor bahwa perusahaan tambang emas di bawah naungan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga akan melantai di bursa. “Sampai dengan saat ini untuk kedua perusahaan tersebut masih belum ada rencana untuk IPO,” kata Angelin dalam pemberitaan Bisnis, 13 Juli 2025.

PT Summarecon Investment Property, anak perusahaan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), juga dirumorkan sedang mempertimbangkan langkah IPO. Sejatinya, ini bukanlah kabar baru karena dalam laporan keuangan SMRA akhir Juni 2024, terdapat pengeluaran sebesar Rp11,13 miliar untuk biaya IPO entitas anak, yang mengindikasikan keseriusan rencana ini.

Pramono Targetkan Bank Jakarta IPO Tahun Depan

Dari sektor perbankan, rumor IPO menyasar BLU BCA Digital, yang 99,96% kepemilikannya digenggam oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), serta Bank Jakarta, yang 99,98% sahamnya dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya, Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan proses IPO secara internal. Namun, pelaksanaannya akan sangat bergantung pada kondisi pasar saat itu. “Mungkin awal-awal tahun depan [2026], tapi saya tidak bisa menjanjikan. Pokoknya kalau situasi pasar mendukung, kami siap,” katanya kepada Bisnis di sela peluncuran rebranding Bank Jakarta, Minggu (22/6/2025).

Entitas Anak Pertamina & Orang Tua Group

Di sektor energi, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pertamina International Shipping (PIS) disebut memiliki potensi kuat untuk menggelar IPO. Sampai dengan akhir 2024, PHE mampu membukukan laba bersih sebesar US$3,12 miliar atau meningkat 14,51% secara tahunan. Adapun, PIS mencetak laba senilai US$558,60 juta, bertumbuh 69,31% year on year (YoY), menunjukkan kinerja finansial yang solid.

Pada Oktober 2024, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan bahwa pihaknya sempat berencana memberikan relaksasi ketentuan free float kepada PHE yang dikabarkan memiliki emisi bernilai jumbo. Namun, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu batal melantai pada 2023 karena Kementerian BUMN menilai momentum pasar saat itu belum cukup ideal. “Kami memberikan relaksasi buat PHE untuk [free float] lebih kecil dari 10% kalau kita tahu size-nya besar. Saya rasa itu juga lagi kami lakukan dan sekarang sedang melihat berapa free float yang pas,” ucapnya.

Sektor Media Digital dan Ritel

Dari sektor media digital, PT Vidio Dot Com selaku anak usaha PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) disebut menjadi salah satu calon emiten potensial. Dengan basis pengguna yang kuat di layanan video streaming lokal, riset J.P Morgan pada September 2024 menyebutkan Vidio telah mampu meningkatkan pangsa pasar menjadi platform streaming terkemuka, dengan meraih US$200 juta dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan Media Partners Asia (MPA) Asia Pacific Video & Broadband Industry 2024, jumlah pelanggan Vidio telah menembus angka 4 juta orang sampai dengan akhir tahun 2023.

Tak ketinggalan, perusahaan ritel dan FMCG PT Orang Tua Group juga masuk radar IPO. Produsen Tango dan Teh Gelas ini menyebutkan bahwa rencana penawaran umum perdana masih dalam tahap persiapan yang matang. Head of Corporate and Marketing Communication Orang Tua Group, Harianus Zebua, mengatakan persiapan itu mencakup kelengkapan dokumen, struktur keuangan, kesiapan manajemen, hingga valuasi perusahaan. “Rencana go public pun masih dalam tahap persiapan dengan waktu yang belum dapat kami pastikan,” ujarnya pada pertengahan Mei 2025.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

You might also like