BBCA Terbang 4 Hari! Analis Ungkap Rekomendasi Sahamnya

JAKARTA, KOMPAS.com – Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terus melaju dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan performa yang mengesankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan Selasa (21/10/2025), saham emiten perbankan terbesar ini ditutup menguat signifikan sebesar 7,62 persen ke level Rp 8.475 per saham, didukung oleh nilai transaksi yang mencapai Rp 4,4 triliun.

Katalis positif yang mendorong lonjakan ini datang dari kombinasi kinerja keuangan konsolidasi September 2025 yang tumbuh cemerlang dan derasnya aksi serok investor asing dengan nilai jumbo. Data broker summary secara jelas menunjukkan bagaimana investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 1,3 triliun di saham BBCA, menjadikannya saham yang paling banyak dikoleksi pada hari itu.

Tak hanya pada hari Selasa, sehari sebelumnya, Senin (20/10/2025), saham BBCA juga telah menunjukkan kekuatannya dengan kenaikan 5 persen ke Rp 7.875, dengan nilai transaksi sebesar Rp 3,1 triliun dan net buy asing yang mencapai Rp 894 miliar. Dengan demikian, saham BBCA telah membukukan penguatan selama empat hari beruntun sejak akhir pekan lalu, menegaskan tren positif yang tengah berlangsung.

Lonjakan harga saham ini sejalan dengan rilis kinerja keuangan konsolidasi periode sembilan bulan tahun 2025 yang memang menunjukkan hasil positif luar biasa. Momentum akumulasi dana asing ke saham BBCA dan penguatan harganya tak terlepas dari capaian laba bersih konsolidasi yang tembus Rp 43,4 triliun, tumbuh 5,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan usaha yang solid, meningkat 6,9 persen yoy menjadi Rp 85,2 triliun. Secara rinci, pendapatan bunga BBCA tercatat naik 5,2 persen yoy menjadi Rp 63,9 triliun, sementara pendapatan non-bunga melonjak lebih tinggi lagi, mencapai 12,4 persen yoy menjadi Rp 21,4 triliun.

Efisiensi operasional juga menjadi sorotan, dengan laba usaha sebelum pencadangan (pre-provision operating profit/PPOP) naik 7,9 persen yoy menjadi Rp 57,3 triliun. Angka ini didukung oleh efisiensi beban usaha yang hanya naik 5 persen yoy ke Rp 28 triliun. Meskipun pencadangan terlihat meningkat, para analis justru menilai langkah ini sebagai wujud kehati-hatian manajemen di tengah kondisi makroekonomi yang masih menantang.

Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi, menyoroti keberhasilan BBCA dalam menjaga rasio dana murah (CASA) di level yang tinggi. “Dana murah (CASA) terus menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,1 persen yoy, mendorong rasio CASA mencapai 83,8 persen. Sementara itu, biaya kredit (CoC) naik tipis ke 0,6 persen dari 0,5 persen di kuartal sebelumnya, seiring langkah bank memperkuat pencadangan,” jelas Prasetya dalam risetnya, dikutip Rabu (22/10/2025).

Sejalan dengan pandangan tersebut, analis KB Valbury Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi, juga menggarisbawahi bahwa kinerja keuangan BBCA masih sesuai dengan pedoman yang disampaikan oleh manajemen, terutama dari sisi penyaluran kredit. Akhmad juga memberikan apresiasi atas capaian BBCA yang mampu mempertahankan Net Interest Margin (NIM) di tengah kondisi biaya dana dan likuiditas perbankan saat ini.

Adapun Victor Stefano, analis BRIDanareksa Sekuritas, dalam riset terbarunya turut menyoroti fokus manajemen yang mengarah pada ekspansi kredit, optimalisasi dana murah, serta penguatan pendapatan berbasis biaya dan kualitas aset. Strategi ini dinilai krusial guna menjaga profitabilitas di tengah kondisi suku bunga yang rendah, menunjukkan adaptasi proaktif bank.

Melihat kinerja keuangan BBCA yang konsisten positif sepanjang tahun hingga September 2025, ketiga analis tersebut secara senada memprediksi bahwa bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI ini dapat mengantongi laba bersih setidaknya Rp 57 triliun pada tahun penuh 2025. Keyakinan ini mendorong ketiganya untuk memberikan rekomendasi beli (BUY) atas saham BBCA.

Rincian target harga saham BBCA dari para analis menunjukkan potensi kenaikan yang menarik: Samuel Sekuritas mematok target harga Rp 9.600, KB Valbury Sekuritas menetapkan target di Rp 11.080, sedangkan BRIDanareksa Sekuritas memberikan target harga yang paling optimistis di Rp 11.200.

Baca juga: BCA Bakal Buyback Saham BBCA Maksimal Rp 5 Triliun

Baca juga: BCA Cetak Laba Bersih Rp 43,4 Triliun Per September 2025, Kredit Tumbuh 7,6 Persen

Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.

You might also like