Wall Street Menguat, Investor Fokus Sinyal The Fed: Peluang atau Risiko?

Pada perdagangan Rabu (8/10/2025) waktu setempat, indeks-indeks utama Wall Street dibuka menguat. Penguatan ini terjadi di tengah antisipasi pasar yang menantikan petunjuk terbaru dari para pejabat Federal Reserve (The Fed) mengenai arah kebijakan suku bunga mereka.

Tiga indeks acuan utama menunjukkan kenaikan yang signifikan pada pembukaan pasar. Dow Jones Industrial Average melonjak 46,3 poin atau 0,10% mencapai level 46.649,32, sementara S&P 500 naik 9,3 poin atau 0,14% ke 6.723,87. Tak ketinggalan, Nasdaq Composite juga menguat 64 poin atau 0,28%, menembus angka 22.852,32.

Wall Street Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Ekonomi dan Penutupan Pemerintah AS

Kenaikan indeks ini melanjutkan momentum setelah reli panjang saham sempat tertahan. Penundaan rilis sejumlah data ekonomi imbas shutdown pemerintah AS turut berkontribusi, membuat para pelaku pasar kian menaruh perhatian pada setiap pernyataan dari pejabat The Fed.

Meski demikian, euforia seputar kecerdasan buatan (AI) masih menjadi penopang utama bursa saham. Matthew Tuttle, CEO Tuttle Capital Management, mengemukakan pandangannya: “Lonjakan harga emas di atas US$4.000 per ons troi menandakan meningkatnya permintaan lindung nilai terhadap ketidakpastian kebijakan.”

Tuttle menambahkan, “Emas kini menjadi pelabuhan aman baru, mengambil alih peran dolar.” Pernyataan ini menyoroti pergeseran preferensi investor dalam mencari aset yang stabil.

Fokus pasar selanjutnya tertuju pada serangkaian pernyataan dari pejabat tinggi The Fed yang dijadwalkan. Nama-nama yang dinantikan meliputi Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem, Gubernur Michael Barr, Presiden Fed Dallas Lorie Logan, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari. Harapan pasar adalah petunjuk yang lebih jelas mengenai langkah kebijakan moneter ke depan.

Selain itu, untuk memberikan gambaran lebih detail, notulen rapat The Fed bulan September akan dirilis pada pukul 14.00 waktu AS. Dokumen ini diharapkan mampu menjelaskan lebih lanjut diskusi dan pertimbangan di balik keputusan kebijakan terbaru.

Di tengah suasana penantian ini, ekspektasi terhadap kebijakan The Fed yang cenderung lebih dovish atau akomodatif semakin menguat. Hal ini didukung oleh indikator pasar tenaga kerja AS yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Sebagai contoh, firma investasi global Carlyle memproyeksikan pertumbuhan tenaga kerja AS pada bulan September hanya mencapai 17.000 pekerjaan. Angka ini jauh di bawah estimasi para ekonom yang semula memprediksi penambahan 54.000 pekerjaan, mengindikasikan perlambatan yang signifikan.

S&P 500 dan Nasdaq Naik Tipis Selasa (7/10), Menanti Isyarat dari Pejabat The Fed

Pergerakan Saham Unggulan

Dalam segmen pergerakan saham individu, FedEx mencatatkan penurunan 1,7% di sesi pre-market. Penurunan ini menyusul keputusan J.P. Morgan yang menurunkan rekomendasi saham perusahaan dari “overweight” menjadi “neutral”, menunjukkan perubahan sentimen investor terhadap prospeknya.

Sebaliknya, saham-saham perusahaan penambang emas menunjukkan kinerja positif. Newmont naik 2,2%, diikuti oleh Kinross Gold yang menguat 2%, dan Gold Fields memimpin dengan kenaikan 3,5%. Kenaikan ini sejalan dengan lonjakan harga emas sebagai aset lindung nilai.

Confluent menjadi salah satu saham dengan performa cemerlang, melonjak 18,1% setelah Reuters mengabarkan bahwa perusahaan perangkat lunak data streaming tersebut tengah menjajaki opsi penjualan. Potensi akuisisi ini memicu antusiasme pasar.

Di sisi lain, saham Joby Aviation anjlok 10,9% setelah perusahaan mengumumkan penawaran saham senilai US$514 juta. Penawaran ini dilakukan dengan diskon 10,9% dari harga pasar terakhir, sebuah langkah yang seringkali menekan harga saham di jangka pendek.

Terakhir, Freeport-McMoRan berhasil menguat 2,2%. Kenaikan ini dipicu oleh keputusan Citigroup yang meningkatkan peringkat sahamnya dari “neutral” menjadi “buy”, memberikan dorongan positif bagi prospek perusahaan pertambangan ini.

You might also like