Jakarta, IDN Times – Pekan perdagangan 26-30 Oktober 2025 menjadi periode yang penuh tantangan bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau terkoreksi signifikan, menandai adanya tekanan jual yang cukup besar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meskipun demikian, di tengah gejolak pasar yang cenderung bearish ini, beberapa emiten berhasil mencatatkan kinerja luar biasa, sementara lainnya harus menerima nasib sebagai saham-saham dengan penurunan terdalam. Data dari BEI mengungkapkan bahwa saham PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) menjadi primadona dengan kenaikan fantastis mencapai 95 persen, membuktikan potensi keuntungan di tengah koreksi. Di sisi lain, PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) mengalami pukulan telak, anjlok hampir 36 persen, menjadikannya salah satu top losers minggu ini. Artikel ini akan mengulas lebih dalam daftar lengkap saham-saham yang paling menguntungkan (top gainers) dan yang paling merugi (top losers) sepanjang pekan perdagangan tersebut.
Koreksi IHSG pada pekan ini cukup terasa, dengan indeks ditutup di level 8.163,875, merosot 1,3 persen dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di 8.271,722. Penurunan ini tidak hanya memengaruhi nilai indeks, tetapi juga berdampak langsung pada kapitalisasi pasar di BEI. Sepanjang lima hari perdagangan, kapitalisasi pasar secara keseluruhan menyusut sebesar 2,48 persen, dari semula Rp15.234 triliun menjadi Rp14.857 triliun. Hal ini mencerminkan sentimen negatif yang mendominasi pasar, menekan valuasi saham-saham dan mengkhawatirkan para investor.
Berikut adalah daftar emiten yang berhasil mencuri perhatian sebagai top gainers dengan performa paling cemerlang, memberikan keuntungan signifikan bagi investornya di tengah koreksi pasar.

PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) memimpin dengan kenaikan luar biasa 95,31 persen, mengukir harga Rp875 per saham.
PT Puri Global Sukses Tbk (PURI) tak kalah fantastis, melesat 50,65 persen mencapai Rp464 per saham.
PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) juga memberikan keuntungan besar, naik persis 50 persen ke level Rp144 per saham.
PT Purisentul Permai Tbk (KDTN) menikmati apresiasi 44,64 persen, mengakhiri pekan di Rp162 per saham.
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menunjukkan kekuatan, naik 41,51 persen ke Rp17.300 per saham.
PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) berhasil tumbuh 34 persen, mencapai Rp402 per saham.
PT Multitrend Indo Tbk (BABY) meraih kenaikan 33,08 persen, menutup pekan di Rp535 per saham.
PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) melonjak 30,80 persen, menembus harga Rp1.890 per saham.
PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) mencatatkan peningkatan 29,81 persen, ditutup pada Rp270 per saham.
PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX) melengkapi daftar dengan kenaikan 29,63 persen, mencapai Rp350 per saham.
Sementara itu, di sisi lain spektrum pasar, berikut adalah emiten-emiten yang harus menghadapi koreksi tajam, menempatkan mereka dalam daftar top losers pekan ini. Penurunan harga saham ini menjadi pengingat akan risiko yang selalu menyertai investasi di pasar modal.

PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) menduduki puncak daftar saham terboncos, anjlok signifikan 35,88 persen ke level Rp218 per saham.
PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) juga terpukul, turun 28,26 persen menjadi Rp330 per saham.
PT Star Pacific Tbk (LPLI) mengalami koreksi 2 persen, berakhir di Rp540 per saham.
PT Pakuan Tbk (UANG) harus rela kehilangan 26,92 persen nilainya, ditutup di Rp2.090 per saham.
PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) tak luput dari tekanan, merosot 25,38 persen menjadi Rp294 per saham.
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatatkan penurunan 22,60 persen, mencapai Rp805 per saham.
PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) melemah 22,48 persen, mengakhiri pekan di Rp200 per saham.
PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) terkoreksi 21,23 persen, ditutup pada Rp282 per saham.
PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) kehilangan 21,15 persen nilainya, kini berada di Rp2.870 per saham.
PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO) menutup daftar dengan penurunan 18,22 persen, berakhir di Rp175 per saham.