
Anggapan bahwa motor kencang pasti boros bensin adalah mitos klasik yang kerap mewarnai obrolan di kalangan para pengendara, terutama di komunitas motor sport atau motor matik yang telah dimodifikasi. Namun, benarkah performa tinggi selalu identik dengan konsumsi bahan bakar yang membengkak? Untuk mengurai pertanyaan ini, kita perlu menyelami lebih dalam korelasi antara kecepatan, efisiensi mesin, dan yang tak kalah penting, gaya berkendara.
Secara fundamental, sepeda motor yang dibangun dengan spesifikasi performa tinggi memang didesain untuk menyemburkan tenaga maksimal. Mesin-mesin ini umumnya memiliki kapasitas yang lebih besar, rasio kompresi yang tinggi, serta kemampuan mencapai putaran mesin yang cepat. Kondisi ini secara inheren menuntut pasokan bahan bakar yang lebih melimpah. Kendati demikian, perlu diingat bahwa konsumsi bahan bakar sebuah motor tidak semata-mata ditentukan oleh spesifikasi mesinnya, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh bagaimana sang pengendara mengelolanya di jalan.
1. Mesin Kencang Memang Menuntut Asupan Bensin Lebih Banyak
Secara teknis, motor berperforma tinggi, seperti motor sport 250cc ke atas, memang dirancang untuk membutuhkan asupan bahan bakar yang lebih substansial guna mengimbangi semburan tenaga yang dihasilkan. Fenomena ini utamanya disebabkan oleh proses pembakaran di dalam ruang mesin yang berlangsung jauh lebih intens dan masif. Selain itu, motor-motor jenis ini seringkali memiliki bobot yang lebih berat dan desain aerodinamika yang diprioritaskan untuk mencapai kecepatan optimal, bukan untuk mengedepankan efisiensi bahan bakar. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam penggunaan sehari-hari sekalipun, jenis motor ini cenderung memiliki konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi dibandingkan dengan motor harian seperti skuter matik.
2. Gaya Berkendara Memiliki Dampak yang Jauh Lebih Besar
Meskipun sebuah motor memiliki spesifikasi mesin kencang, jika dikendarai dengan gaya berkendara yang santai, stabil, dan terencana, konsumsi bensinnya bisa tetap sangat efisien. Sebaliknya, motor berkapasitas kecil sekalipun dapat berubah menjadi sangat boros jika dikemudikan dengan gaya agresif; misalnya, memutar gas secara penuh (gas pol), pengereman mendadak, atau sering membuka-tutup throttle secara ekstrem. Ini menunjukkan bahwa faktor paling krusial yang menentukan boros atau tidaknya bahan bakar adalah murni dari cara berkendara, bukan sekadar jenis motornya. Kebiasaan buruk lainnya seperti penggunaan gigi yang tidak sesuai, sering menggeber motor saat dalam posisi diam (idle), atau terjebak dalam kondisi stop-and-go yang intens di kemacetan juga dapat memperparah konsumsi bahan bakar secara signifikan, bahkan pada motor yang tidak tergolong “kencang” sekalipun.
3. Modifikasi Mesin Berpotensi Membuat Konsumsi Bensin Lebih Boros
Tidak sedikit pemilik motor yang memilih jalur modifikasi mesin atau “oprek” untuk mendapatkan tarikan yang lebih responsif dan peningkatan top speed. Ragam perubahan seperti penggantian knalpot, pengaturan ulang ECU, bore up, atau penggunaan karburator racing memang dapat membuat motor terasa jauh lebih bertenaga dan “buas.” Namun, perlu disadari bahwa konsekuensi langsung dari peningkatan performa ini adalah lonjakan pada konsumsi bensin. Hal ini terjadi karena proses pembakaran di dalam mesin menjadi lebih besar dan intensif untuk mendukung tenaga ekstra. Oleh karena itu, jika tujuan utama Anda adalah memodifikasi motor demi performa, maka jangan pernah berharap untuk mendapatkan angka irit BBM yang ideal.
Maka, dapat disimpulkan bahwa anggapan motor kencang belum tentu secara mutlak berarti boros bensin. Namun, potensi untuk menjadi boros sangatlah besar dan sangat bergantung pada cara pemakaian. Jika Anda mengendarai dengan bijak dan tidak selalu memaksimalkan potensi performanya, bahkan motor 250cc pun dapat mencapai konsumsi bahan bakar yang cukup masuk akal. Akan tetapi, bagi mereka yang gemar menggeber gas dan melakukan “oprek” mesin demi performa, bersiaplah untuk lebih sering menyambangi SPBU. Jadi, apakah ini mitos atau fakta? Jawabannya adalah: fakta, namun dengan sejumlah catatan penting!