Menjelang tahun baru, ramai muncul pedagang ikan dadakan

MENJELANG tahun baru seperti saat ini, tampak jumlah pedagang ikan dadakan yang berjualan di pinggir jalan Pantura Tengah. Khususnya dari Cirebon menuju Karangampel, Indramayu, tepatnya di Desa Karangreja, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon. Mereka mendirikan lapak untuk berjualan di sisi jalan, baik di sisi jalan Cirebon menuju Indramayu maupun sebaliknya.

“Di sini biasa, setiap menjelang malam tahun baru banyak penjual ikan dadakan yang berjualan di pinggir jalan,” tutur Alisa, seorang penjual ikan dadakan pada Tempo, Rabu, 31 Desember 2025.

Padahal dalam kondisi normal, penjual ikan hanya ada di sekitar tempat pelelangan ikan Karangreja yang letaknya jauh dari sisi jalan raya. Pedagang ikan dadakan sengaja berjualan di pinggir jalan untuk menjaring pembeli yang melewati ruas jalan tersebut.

Alisa sendiri sudah puluhan tahun menjadi pedagang ikan dadakan. “Pokoknya sebelum natal saya sudah berjualan di sini. Saya tutup nanti sekitar tanggal 2 atau 3 Januari,” ucapnya.

Ikan yang paling laku adalah jenis ikan kambing-kambing yang dijual Rp 25 ribu per kilogram, ikan talang yang dijual Rp 38 ribu per kilogram dan ikan tongkol yang dijual Rp 25 ribu per kilogram. “Tapi kalau besok, sebelum tahun baru harga ini bisa berubah, lebih tinggi,” tutur Alisa. Bahkan Alisa mengaku pedagang ikan dadakan bisa mereguk untung hingga Rp 20 juta selama sekitar 10 hingga 12 hari berjualan.

Kebiasaan masyarakat yang melewatkan malam tahun baru dengan bakar-bakar ikan, membuat penjualan ikan laut melonjak drastis. Peluang ini pun ditangkap oleh warga, khususnya yang tinggal di daerah yang memiliki TPI untuk ikut berjualan ikan.

Peternak pun Mereguk Keuntungan

Selain pedagang ikan yang bertambah, penjual entog dan ayam kampung pun ikut mereguk untung jelang malam pergantian tahun. Seperti diungkapkan Suganda, warga Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. “Entog saya sudah habis semuanya, dibeli,” tutur Suganda. Kini entog yang tertinggal di kandang miliknya hanya 3 ekor. “Tapi juga itu sudah punya orang. Sudah dibayar, dititipin disini, besok diambil,” tutur Suganda.

Seperti diketahui entog merupakan sejenis unggas dari famili bebek yang dikenal karena dagingnya yang gurih dan kaya protein. Suganda mengaku sudah menjual entog sebanyak 40 ekor. “Bukan punya saya semua. Ada tetangga yang nitip disini untuk dijual,” tutur Suganda.

Entog dengan berat sekitar 5 kg dijual seharga Rp 300 ribu, sedangkan yang beratnya di bawah itu dijual seharga Rp 250 ribu. Harga ini diakui lebih tinggi dibandingkan hari biasa yang dijual seharga Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu per ekor.

Di malam pergantian tahun, biasanya entog akan dibuat hidangan jenis pedesan entog yang menjadi ciri khas makanan di Cirebon.

Selain entog, Suganda pun mengaku menjual ayam kampung. “Sama seperti entog, tetangga yang punya ayam kampung juga nitip disini untuk dijual bersama dengan ayam kampung milik saya,” tutur Suganda.

Ayam kampung dijual seharga Rp 80 ribu per ekor dengan berat sekitar 1,5 kilogram. Sedangkan untuk ayam kampung dengan berat lebih dari 1,5 kg dijual hingga Rp 100 ribu perekor. “Kalau ayam kampung Cuma 15 ekor. Semua sudah dibeli juga,” tutur Suganda.

Pilihan Editor: Lalu Lintas Libur Nataru Padat, Angka Kecelakaan Turun

You might also like