
HargaPer.com – Murah &Terbaik – , Jakarta – PT Medco Energi Internasional Tbk. (MedcoEnergi) sedang bersiap untuk mengukir sejarah baru dalam sektor energi hijau dengan proyek ambisius ekspor listrik ke Singapura. Proyek inovatif ini direncanakan akan dibangun di Pulau Bulan, sebuah pulau tak berpenghuni di Kepulauan Riau yang terletak strategis di selatan Pulau Batam.
Direktur Utama MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, mengungkapkan bahwa persiapan untuk proyek ini telah berlangsung lama, namun kunci utamanya adalah perizinan ekspor dari Indonesia ke Singapura. Berbicara dari kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur pada Kamis, 26 Juni 2025, Hilmi optimis bahwa dukungan internasional akan memuluskan langkah ini.
Hilmi lebih lanjut menjelaskan bahwa rencana ekspor listrik ini telah mendapatkan sinyal positif melalui kerja sama antarnegara. “Kira-kira hari Senin yang lalu, Pak Prabowo dan Presiden Singapura telah menandatangani perjanjian kemitraan yang salah satu poinnya secara eksplisit menyebutkan energi hijau. Kami berharap payung kesepakatan ini akan membuka jalan bagi ekspor listrik ke Singapura,” ujarnya.
Proyek energi hijau ini dirancang dengan kapasitas besar, mencapai 600 megawatt, dan seluruhnya akan dibangun di daratan Pulau Bulan. Listrik yang dihasilkan nantinya akan disalurkan langsung ke Singapura melalui infrastruktur kabel laut yang canggih. Pembangunan kabel laut ini tidak hanya memfasilitasi ekspor, tetapi juga menjadi tonggak penting yang akan menyambungkan jaringan listrik Asia (Asian Grid) hingga ke Indonesia.
Sebelumnya, komitmen kuat terhadap inisiatif ini telah ditunjukkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Industri dan Perdagangan Singapura, Tan See Leng. MoU ini ditandatangani di kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, pada Jumat, 13 Juni 2025, dan mencakup target ekspor listrik hingga 3,4 gigawatt (GW) ke Singapura pada tahun 2035.
Menurut Bahlil, kerja sama energi ini merupakan bagian integral dari upaya transisi energi hijau di kawasan Asia Tenggara. Kesepakatan ini juga mencakup pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage/CCS) serta pembangunan kawasan industri hijau terpadu di Kepulauan Riau, menegaskan komitmen Indonesia pada keberlanjutan.
Untuk memenuhi ambisi target ekspor listrik yang tinggi, pemerintah Indonesia menargetkan produksi panel surya dengan kapasitas mencapai 18,7 GW. Panel-panel surya ini rencananya akan diproduksi di kawasan industri khusus yang akan dikembangkan di Kepulauan Riau, yang diproyeksikan menjadi pusat energi bersih di masa depan. Estimasi investasi untuk proyek megah ini diperkirakan mencapai US$ 10 miliar, menunjukkan skala dan potensi dampak ekonominya.
Nota kesepahaman tersebut tidak hanya mencakup ekspor energi, tetapi juga pengembangan kawasan industri energi bersih dan kerangka perdagangan karbon. Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa setiap skema ekspor yang disetujui harus memberikan keuntungan yang seimbang bagi kedua belah pihak, termasuk dalam hal transfer teknologi dan penanaman investasi domestik, memastikan manfaat jangka panjang bagi bangsa.
Menariknya, proyek ekspor listrik yang monumental dari Indonesia ke Singapura ini tidak akan melibatkan PT PLN (Persero). Seluruh operasional dan implementasinya dipercayakan kepada pihak swasta, dengan MedcoEnergi sebagai salah satu perusahaan yang telah mengantongi izin ekspor. Menteri Bahlil menjelaskan keputusan ini saat ditemui di kantornya pada Jumat, 13 Juni 2025, bahwa hal ini mempertimbangkan besarnya tanggung jawab PLN dalam menjaga dan mengembangkan sistem kelistrikan nasional.
Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Mengapa Pulau-pulau Kecil Dijual di Laman Internasional