Kebiasaan Mematikan AC Mobil Saat Menanjak: Apa Kata Ahli?

Kebiasaan Mematikan AC Mobil saat Menanjak Perlu Ditinjau Ulang

JAKARTA, KOMPAS.com – Kebiasaan mematikan Air Conditioner (AC) mobil saat melintasi jalur pegunungan atau tanjakan curam masih banyak dilakukan oleh sebagian pengemudi.

Banyak yang meyakini bahwa langkah ini dapat meningkatkan tenaga mesin, sehingga mobil lebih mudah menanjak, terutama saat membawa muatan berat.

Baca juga: Hasil Klasemen Usai MotoGP Ceko 2025, Marquez Makin Kokoh

Namun, seiring perkembangan teknologi kendaraan, relevansi kebiasaan ini mulai dipertanyakan.

Penggunaan AC pada Mobil Modern Tak Lagi Membebani

Ayung, pemilik Ayung Motor, sebuah bengkel spesialis AC mobil di Bekasi, Jawa Barat, menjelaskan bahwa penggunaan AC pada mobil modern sebenarnya tidak terlalu membebani performa kendaraan jika dalam kondisi prima.

Menurutnya, mobil-mobil keluaran terbaru umumnya telah dirancang untuk menyeimbangkan kebutuhan tenaga dengan efisiensi bahan bakar.

“Apalagi sekarang mesin mobil itu sudah 1.200 cc minimum. Bahkan sudah ada yang pakai turbo, maka AC itu tidak terlalu membebani kinerja mesin,” ungkap Ayung kepada Kompas.com baru-baru ini.

Baca juga: Penyebab AC Mobil Kurang Dingin, Tak Selalu Karena Freon

Namun, Ayung juga mencatat bahwa untuk kendaraan dengan kapasitas mesin kecil atau yang berusia cukup tua, mematikan AC dapat mengurangi beban kerja mesin.

Hal ini sangat bermanfaat ketika mobil menghadapi tanjakan ekstrem yang membutuhkan tenaga ekstra.

“Tapi kalau kendaraannya sudah berumur dan kapasitas mesin kecil, memang dengan mematikan AC itu bisa membantu menanjak karena beban kerja mesin lebih ringan,” tambahnya.

Keterampilan Pengemudi adalah Kunci Utama

Dalam kesempatan terpisah, Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menambahkan bahwa mematikan AC memang memengaruhi performa mesin.

Ini karena kompresor AC digerakkan oleh belt yang terhubung langsung dengan putaran mesin.

“Sehingga jika kompresor AC mati, otomatis tenaga dari mesin tidak terbagi,” jelas Bambang.

Meskipun demikian, Bambang menekankan bahwa tenaga mesin bukanlah satu-satunya faktor penentu saat menghadapi tanjakan.

Keterampilan pengemudi juga memiliki peranan penting, terutama dalam situasi kemacetan di jalanan tanjakan.

“Hal yang paling dibutuhkan saat melewati tanjakan sebenarnya adalah kemampuan si pengemudi dalam mengendarai mobilnya. Misalnya, saat tanjakan, jika jalanan macet, maka pengemudi harus memiliki skill start and go, terutama untuk mobil manual. Karena jika tidak, dikhawatirkan mobil akan mundur,” kata Bambang menutup pembicaraan.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa meskipun kebiasaan mematikan AC saat menanjak bisa bermanfaat dalam kondisi tertentu, hal ini tidak selalu diperlukan pada mobil modern.

Dengan meningkatnya teknologi dan kemampuan kendaraan, keterampilan pengemudi tetap menjadi faktor yang paling penting dalam menghadapi situasi tanjakan.

You might also like