IHSG Naik: Peluang Reksadana Saham? Strategi Manajer Investasi Terungkap!

JAKARTA. Di tengah tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berkelanjutan, para manajer investasi tengah merancang strategi cermat untuk mengoptimalkan kinerja reksadana saham mereka. Upaya ini dilakukan untuk memastikan imbal hasil yang solid bagi investor, seperti dilaporkan HargaPer.com.

Terbukti, IHSG berhasil menembus level signifikan, ditutup menguat 23,91 poin atau setara 0,30% ke posisi 8.123,24 pada penutupan perdagangan Senin, 29 September 2025.

Reza Fahmi, Head of Business Development Division di Henan Putihrai Asset Management (HPAM), menyoroti bahwa capaian IHSG di level 8.000 merupakan sebuah tonggak sejarah yang krusial. Namun, ia menekankan bahwa angka tersebut lebih dari sekadar tujuan akhir, melainkan sebuah milestone yang membuka babak baru dalam perjalanan pasar.

Menurut Reza, prospek reksadana saham tetap sangat menjanjikan. Ini karena pergerakan IHSG saat ini masih didorong oleh segmen-segmen tertentu, menyisakan peluang besar pada saham-saham undervalued lainnya. Selain itu, pergeseran kebijakan moneter global yang mengarah pada penurunan suku bunga diproyeksikan menjadi katalis positif yang kuat dalam jangka menengah.

“Dengan implementasi strategi yang disiplin, reksadana saham memiliki potensi untuk terus membukukan hasil optimal, bahkan saat indeks berada pada level yang tinggi,” papar Reza kepada Kontan pada Senin, 29 September 2025.

Dalam menjalankan strateginya, HPAM secara proaktif mengelola alokasi portofolio melalui pendekatan contrarian value. Pendekatan ini berpusat pada upaya identifikasi dan investasi pada aset-aset yang dinilai undervalued dan kurang diminati pasar, dengan pemantauan ketat serta disiplin tinggi untuk mengungkap nilai intrinsik sebenarnya saat terjadi koreksi pasar.

“Kami turut menjaga fleksibilitas portofolio dengan porsi kas yang terukur. Hal ini memastikan portofolio siap menghadapi dan merespons setiap volatilitas pasar. Dengan demikian, investor tidak hanya sekadar mengikuti arah pasar, tetapi juga memperoleh keunggulan adaptif ketika kondisi pasar berubah,” imbuh Reza.

Salah satu produk unggulan HPAM adalah Henan Tactical Equity. Berdasarkan fund fact sheet per 29 Agustus 2025, kinerja reksadana ini telah mencatat pertumbuhan impresif sebesar 58,10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kebijakan investasi produk ini berfokus mayoritas pada instrumen saham.

Rincian alokasi asetnya menunjukkan 63% diinvestasikan pada saham, 21% ditempatkan dalam cash & equivalent, 15% pada time deposit, dan 1% pada fixed income. Dari perspektif sektoral, alokasi terbesar berada di sektor industrial (20,3%), finansial (18,3%), energi (12,4%), serta 14,6% di sektor-sektor lainnya.

Reza lebih lanjut merinci bahwa per 29 September 2025, Henan Tactical Equity berhasil membukukan return year-to-date (YTD) sebesar 33,95% dan mencatat return 62,12% dalam satu tahun terakhir. Pencapaian bulanan terbaiknya tercatat pada Mei 2025 dengan imbal hasil mencapai 13,41%.

“Untuk proyeksi hingga akhir tahun, kami menargetkan performa yang konsisten di kisaran 26%–30%, didukung oleh momentum pasar yang tetap solid. Prioritas utama kami adalah menjaga kesinambungan kinerja dan menerapkan manajemen risiko yang disiplin, demi memastikan investor memperoleh imbal hasil yang kuat dan berkelanjutan,” pungkas Reza.

Return Reksadana Saham Diproyeksi Capai 8% di Akhir Tahun 2025

Sementara itu, dari perspektif lain, Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, menjelaskan bahwa produk reksadana saham mereka, Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh, dikenal sangat aktif dalam melakukan rotasi portofolio dan penyesuaian strategi secara berkala, sesuai dengan dinamika pasar.

Berdasarkan fund fact sheet per Agustus 2025, portofolio investasi Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh mayoritas terfokus pada saham, dengan alokasi 97,69% pada saham dan 2,31% pada instrumen pasar uang serta kas. Secara sektoral, alokasi terbesar meliputi keuangan (33,7%), energi (16,7%), properti & real estate (13,6%), perindustrian (9,8%), dan infrastruktur (9,5%).

“Kami terus memantau dan mencari peluang investasi, terutama di sektor-sektor berbasis komoditas atau yang memiliki valuasi murah,” kata Rudiyanto. Ia menambahkan, secara YTD hingga 26 September, Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh telah mencatatkan return sebesar 7,41%.

You might also like