HargaPer.com – Murah & Terbaik JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berbalik arah dan memasuki zona merah pada sesi perdagangan pertama hari Jumat (28 November 2025), sejalan dengan variasi yang terjadi di bursa regional.
Data dari RTI menunjukkan bahwa IHSG mengalami penurunan sebesar 0,33% atau 27,877 poin, berada pada level 8.517,988. Pada sesi ini, tercatat 346 saham mengalami penurunan, sementara 254 saham mencatatkan kenaikan, dan 207 saham berada dalam posisi stagnan.
Volume perdagangan mencapai 25,1 miliar saham, dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 10,7 triliun.
Enam sektor indeks memberikan tekanan pada pergerakan IHSG di perdagangan pagi ini. Sektor dengan penurunan terdalam dipimpin oleh IDX-Techno sebesar 1,86%, diikuti IDX-Basic sebesar 1,01%, dan IDX-Finance sebesar 0,61%.
DAAZ Serap Capex US$ 27 Juta Hingga November 2025, Pacu Ekspansi Armada dan Logistik
Berikut adalah daftar saham yang mengalami penurunan terbesar (top losers) di kelompok LQ45:
– PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) turun 5,76% ke Rp 6.550
– PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 3% ke Rp 2.910
– PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turun 2,37% ke Rp 1.235
Harga Saham Naik Signifikan, BEI Suspensi Saham RATU, ARKO, NRCA Hari Ini (28/11)
Sementara itu, saham-saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi (top gainers) di kelompok LQ45 adalah:
– PT Indosat Tbk (ISAT) naik 4,78% ke Rp 2.410
– PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) naik 2,35% ke Rp 109.975
– PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 2,30% ke Rp 1.780
Vincent Le Kok Hui Terus Pertebal Kepemilikan Saham Futura Energi Global (FUTR)
ISAT Chart by TradingView
Bursa Asia Bervariasi
Pergerakan pasar saham Asia menunjukkan variasi pada perdagangan hari ini, seiring dengan kontrak berjangka indeks saham AS yang cenderung stabil selama periode libur Thanksgiving.
Kondisi ini berpotensi mengakhiri reli tujuh bulan berturut-turut bagi Nasdaq Composite.
Para pelaku pasar di Asia saat ini tengah mengamati rilis data ekonomi terbaru, termasuk data inflasi Tokyo yang menjadi indikator awal untuk mengukur tren harga konsumen di Jepang.
Tercatat, inflasi umum di Tokyo berada di angka 2,7% pada bulan Oktober, mengalami penurunan dari 2,8% pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, inflasi inti, yang tidak memasukkan harga makanan segar namun tetap memperhitungkan harga energi, mencapai 2,8%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan ekonom Reuters yang sebesar 2,7%.
Capaian ini masih berada di atas target Bank of Japan (BoJ) sebesar 2%, sehingga semakin memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Investor juga menantikan pengumuman data PDB India untuk kuartal fiskal kedua hingga September, yang dijadwalkan rilis hari ini.
IHSG Menguat di Awal Perdagangan Jumat (28/11) Pagi, Bursa Asia Bergerak Variatif
Kinerja Indeks Asia
Berikut adalah pergerakan indeks utama di berbagai pasar Asia: