Wall Street Terbang Tinggi! Penutupan Pemerintah AS Mau Berakhir?

HargaPer.com – Murah & Terbaik – NEW YORK. Perdagangan di Wall Street pada Selasa (11/11/2025) diwarnai dengan pergerakan yang beragam. Meskipun beberapa indeks utama berhasil ditutup menguat bahkan mencetak rekor tertinggi, optimisme pasar dibayangi oleh kekhawatiran di sektor teknologi. Pendorong utama kenaikan adalah kemajuan signifikan dalam upaya mengakhiri penutupan pemerintahan Amerika Serikat, yang berhasil meredakan ketidakpastian investor.

Mengutip laporan dari Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average menjadi pemimpin pasar dengan lonjakan 1,18%, mengukir angka 47.927,96. Demikian pula, Indeks S&P 500 turut menanjak 0,21% dan mencapai level 6.846,61. Namun, kinerja positif ini tidak diikuti oleh Nasdaq, yang justru bergerak turun 0,25% menjadi 23.468,30. Fenomena ini menunjukkan adanya divergensi sentimen di antara indeks-indeks utama, terutama dengan melemahnya saham-saham teknologi yang menjadi tulang punggung Nasdaq.

Kekuatan pasar pada hari itu terutama datang dari sepuluh dari sebelas sektor S&P 500 yang menunjukkan penguatan. Sektor perawatan kesehatan memimpin dengan kenaikan impresif 2,33%, didorong oleh performa cemerlang saham-saham raksasa seperti Eli Lilly, Johnson & Johnson, dan AbbVie, yang masing-masing melonjak lebih dari 2%.

Volume perdagangan saham di bursa AS cukup tinggi, mencapai 15,3 miliar saham, meskipun masih di bawah rata-rata 20 hari perdagangan terakhir yang mencapai 20,8 miliar saham. Sentimen positif yang mendominasi sebagian besar pasar disoroti oleh Kepala Strategi Investasi CFRA, Sam Stovall. “Ekspektasinya adalah penutupan pemerintah telah berakhir. … Orang-orang akan kembali bekerja, data ekonomi akan dirilis kembali, dan ketidakpastian akan berlalu,” ujarnya, menjelaskan dasar optimisme investor.

Di sisi lain, kekhawatiran terhadap valuasi saham AI mulai mencuat, terutama setelah investor teknologi Jepang, SoftBank Group, mengumumkan penjualan saham Nvidia senilai US$ 5,8 miliar. Kabar ini sontak membuat harga saham produsen chip tersebut kehilangan hampir 3% dalam perdagangan hari Selasa, menandakan awal dari tekanan di sektor teknologi. Dampak kekhawatiran ini juga terlihat pada saham CoreWeave yang didukung Nvidia, yang merosot lebih dari 16% menyusul pemotongan proyeksi pendapatan tahunannya akibat gangguan pada pusat data.

Secara keseluruhan, kinerja tahunan indeks-indeks utama Wall Street hingga tahun 2025 menunjukkan tren penguatan yang signifikan. Indeks Dow Jones telah menguat hampir 13%, S&P 500 naik 16%, dan Nasdaq bahkan melonjak hampir 22%. Angka-angka ini mencerminkan reli pasar yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, meskipun volatilitas harian tetap menjadi dinamika yang harus dihadapi investor.

Namun, tidak semua indikator ekonomi memberikan sinyal positif. Sentimen pasar turut melemah akibat pembaruan mingguan angka penggajian awal ADP yang menunjukkan bahwa perusahaan swasta rata-rata kehilangan 11.250 pekerjaan per minggu selama empat minggu yang berakhir pada 25 Oktober. Data ini mengindikasikan adanya potensi perlambatan di pasar tenaga kerja, meskipun belum sepenuhnya membebani optimisme terkait penyelesaian penutupan pemerintah.

Di tengah dinamika pasar yang kompleks ini, lanskap politik juga menyumbang ketidakpastian. Presiden AS Donald Trump memperingatkan potensi bencana ekonomi dan keamanan nasional jika Mahkamah Agung gagal mendukung penggunaan undang-undang kewenangan darurat untuk memberlakukan tarif besar-besaran. Peringatan ini menambah lapisan risiko geopolitik yang perlu diperhitungkan investor dalam strategi investasi mereka ke depan.

You might also like