Harga emas dunia berpotensi menguat sebelum tutup tahun

ANALIS Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha memproyeksikan harga emas menguat terbatas pada perdagangan hari ini, Rabu, 31 Desember 2025. “Jika tekanan beli kembali mendominasi pasar, XAU/US$ berpotensi bergerak naik menguji area resistance di sekitar level US$ 4.403,” kata Andy dalam keterangan tertulis, Rabu.

Namun, apabila gagal menguat, Andy memperkirakan harga emas pada hari ini mengarah ke arah support di level sekitar US$ 4.308 per troy ounce.

Harga emas sebelumnya tercatat menguat pada awal perdagangan Eropa, Selasa, 30 Desember 2025 di level US$ 4.350 setelah anjlok sekitar 4,5 persen.

Memasuki perdagangan Rabu, Andy menjelaskan masih ada tekanan lanjutan pergerakan harga emas. Andy mengatakan harga emas tercatat terdepresiasi lebih dari 4 persen dari rekor tertinggi sepanjang masa di level$ 4.555. Hal ini menjadi kinerja emas terlemah dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut Andy, tekanan harga jual dipicu keputusan Chicago Mercantile Exchange (CME) Group menaikkan persyaratan margin untuk kontrak berjangka emas dan perak. Andy mengatakan, keputusan ini mendorong aksi ambil untung besar-besaran serta penyesuaian portofolio oleh pelaku pasar, terutama di tengah kondisi likuiditas yang menipis menjelang libur tahun baru.

Namun, Andy menganalisis harga emas mulai mencoba bangkit dan bertahan di atas level US$ 4.300. Penguatan harga ini, kata Andy, terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan aset aman di tengah memburuknya sentimen global.

Andy mengatakan pergerakan harga emas utamanya dipengaruhi meningkatnya ketegangan geopolitik global. Salah satunya adalah Rusia yang pada awal pekan ini mengumumkan akan meninjau kembali sikapnya terhadap pembicaraan damai dengan Ukraina, menyusul tuduhan serangan pesawat tak berawak terhadap kediaman Presiden Vladimir Putin.

Adapun klaim tersebut dibantah oleh Ukraina. Kendati demikian, Andy mengatakan ketegangan geopolitik itu tetap meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap potensi eskalasi konflik.

Andy menyatakan perhatian pelaku pasar kini tertuju pada rilis risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dari Federal Reserve AS. Dokumen tersebut diperkirakan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga yang berpotensi memengaruhi pergerakan dolar Amerika dan harga emas.

Meski volatilitas jangka pendek masih tinggi dan volume perdagangan diperkirakan tetap tipis, Andy menilai potensi penurunan emas relatif terbatas.

Menurut Andy, prospek penurunan suku bunga The Fed pada 2026 dan ketidakpastian ekonomi global yang berkelanjutan masih menjadi faktor pendukung harga emas.

Pilihan Editor: Peluang Naiknya Harga Emas Dunia bagi Penerimaan Negara

You might also like