HargaPer.com – Murah & Terbaik JAKARTA. Harga emas Antam kembali menunjukkan sedikit penurunan pada perdagangan hari Rabu (26 November 2025). Meskipun demikian, secara keseluruhan, harga emas masih bertahan di level yang kuat setelah mengalami reli di awal pekan. Bahkan, ada potensi harga emas akan terus mengalami kenaikan hingga akhir tahun.
Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), atau yang lebih dikenal dengan emas Antam Logam Mulia, mengalami penurunan pada perdagangan hari ini. Harga emas satuan 1 gram hari ini berada di angka Rp 2.378.000 per gram. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar Rp 2.000 dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.
Selaras dengan tren positif ini, harga emas global di pasar spot juga terpantau menguat. Pada pukul 11.42 WIB hari ini, harga emas global berada di level US$ 4.160,61 per ons troi, yang menunjukkan peningkatan sebesar 2,02% secara mingguan dan 4,50% secara bulanan.
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini (26/11): Turun Rp 2.000 Jadi Rp 2.378.000 Per Gram
Wahyu Laksono, Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com, menjelaskan bahwa kenaikan harga emas, baik emas Antam maupun emas spot global, dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal.
Salah satunya adalah meningkatnya sentimen safe haven seiring dengan memanasnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dunia. Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed juga mendorong pelemahan dolar AS dan yield obligasi, sehingga membuat emas menjadi aset yang lebih menarik karena tidak memberikan imbal hasil.
“Kekhawatiran inflasi global juga turut mengalihkan minat investor ke emas,” ungkap Wahyu kepada Kontan, Selasa (25/11/2025).
Faktor eksternal lainnya adalah pelemahan dolar AS yang membuat harga emas menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan global. Pembelian emas oleh bank sentral dari berbagai negara, seperti Tiongkok, Rusia, dan India, juga memberikan dorongan kuat bagi kenaikan harga emas.
Dari sisi internal, kinerja fundamental Antam yang mencatatkan pertumbuhan laba dan penjualan, khususnya dari segmen emas, memberikan sentimen positif terhadap harga produknya.
Pelemahan nilai tukar rupiah juga turut andil membuat harga emas dalam negeri menjadi lebih mahal karena mengacu pada harga dolar. Selain itu, meningkatnya permintaan masyarakat terhadap emas batangan sebagai instrumen investasi juga menjaga harga emas Antam tetap tinggi.
Harga Emas Antam Melesat, Diproyeksi Tembus Rp 2,7 Juta per Gram Akhir 2025
Harga emas domestik yang sempat berada di level Rp 2,380 juta per gram dinilai oleh Wahyu masih berpotensi naik menuju Rp 2,500 juta per gram pada sisa tahun ini.
Prospek ini didukung oleh fakta bahwa harga spot dunia sebelumnya telah menembus level tinggi di kisaran US$ 4.300 per ons troi, sehingga ruang penguatan lanjutan masih terbuka lebar.
Namun, terdapat sejumlah hambatan yang berpotensi menahan kenaikan harga emas dalam jangka pendek.
Tekanan bisa saja muncul jika investor melakukan aksi profit taking secara cepat, yang kemudian memicu koreksi harga. Selain itu, jika ketegangan geopolitik mereda, maka kebutuhan terhadap aset safe haven juga akan berkurang.
Selain itu, The Fed yang mempertahankan suku bunga lebih lama dari perkiraan serta penguatan dolar AS juga dapat menekan momentum kenaikan harga emas.
Meskipun demikian, dengan melihat tren penguatan harga spot dunia saat ini, peluang emas untuk mencapai target yang telah ditetapkan masih cukup besar.
ANTM Chart by TradingView
“Investor hanya perlu tetap waspada terhadap potensi koreksi setelah kenaikan yang tajam, karena dinamika pasar bisa berubah dengan cepat ketika faktor-faktor penghambat tersebut muncul,” lanjutnya.
Dengan berbagai katalis di atas, Wahyu memproyeksikan bahwa harga emas global di akhir tahun 2025 akan bergerak di rentang US$ 4.400 – US$ 4.500 per ons troi. Sementara untuk level terendahnya, diproyeksikan berada di kisaran US$ 3.200 – US$ 3.400 per ons troi.
Adapun untuk emas Antam, Wahyu memproyeksikan adanya peluang untuk mencapai Rp 2.800.000 – Rp 3.000.000 per gram. Hal ini bisa terjadi jika ada kombinasi kuat antara kenaikan harga emas global dan pelemahan nilai tukar rupiah.