Batal IPO? Bank BPD DIY Ungkap Alasan Belum Go Public

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara aktif mendorong lebih banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk segera melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan dan daya saing BPD di masa mendatang.

Sebagai respons atas dorongan tersebut, Bank DKI telah menunjukkan keseriusannya dengan menyampaikan rencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencana ambisius ini bahkan telah mendapatkan restu melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan belum lama ini, menandakan kemajuan signifikan dalam persiapan IPO mereka.

Namun, di tengah gelombang antusiasme ini, Bank BPD DIY justru memiliki pandangan yang berbeda. Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah BPD DIY, Raden Agus Trimurjanto, menegaskan bahwa pihaknya belum memiliki rencana untuk melaksanakan IPO dalam waktu dekat.

“Kami belum ada langkah-langkah strategi menuju persiapan IPO. Perkiraan, tidak dalam waktu dekat kami melakukan IPO,” tutur Agus kepada Kontan pada Selasa (8/7), menjelaskan posisi strategis bank daerah tersebut.

Meskipun demikian, Agus mengakui bahwa IPO merupakan salah satu opsi strategis untuk meningkatkan modal perbankan. Menurutnya, langkah ini menjadi sangat relevan terutama ketika para pemegang saham utama tidak lagi memiliki kemampuan finansial yang memadai untuk menyuntikkan modal tambahan, sehingga IPO bisa menjadi solusi alternatif yang krusial.

Khusus untuk Bank BPD DIY, Agus menegaskan bahwa saat ini mereka tidak berencana mengambil jalur IPO untuk penguatan modal. Hal ini lantaran modal inti Bank BPD DIY telah jauh melampaui ketentuan minimal yang ditetapkan oleh OJK, yakni sebesar Rp 3 triliun.

“Saat ini modal inti kami telah di atas ketentuan minimal (yang diatur oleh OJK) sebesar Rp 3 triliun, yaitu sebesar Rp 3,125 triliun. Oleh karena itu, kami Bank BPD DIY dalam waktu dekat belum berencana untuk melakukan IPO untuk peningkatan modalnya,” beber Agus, menggarisbawahi posisi finansial bank yang solid.

Walaupun belum ada rencana IPO dalam waktu dekat, Agus juga memaparkan bahwa langkah IPO sebenarnya akan sangat menarik bagi para investor. Prospek investasi pada Bank BPD DIY dinilai tinggi, terutama mengingat tingkat Return on Equity (ROE) bank yang saat ini berada di atas 8%.

“Tentu saja sebagai alternatif peningkatan modal kita bisa melalui IPO. Dan hal ini saya rasa sangat menarik bagi investor karena ROE kami masih di atas 8%,” pungkas Agus, menekankan potensi daya tarik Bank BPD DIY di mata investor, terlepas dari keputusan untuk menunda IPO.

You might also like