Saham Chairul Tanjung: Analisis Portofolio Publik & Potensi Investasi

Nama Chairul Tanjung, seorang konglomerat terkemuka di Indonesia yang sukses membangun CT Corp dari nol, tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Ketika membahas jejak bisnisnya di pasar modal, kita akan menemukan sejumlah perusahaan publik yang berada di bawah kendali atau afiliasinya. Meskipun tidak semua lini bisnisnya tercatat di bursa, ada beberapa entitas utama yang menawarkan kesempatan investasi melalui saham.

Artikel ini akan mengulas tiga bidang bisnis inti yang sahamnya telah dicatatkan di bursa efek, lengkap dengan detail mengenai penawaran umum perdana (IPO), jumlah saham yang beredar, harga terkini, kapitalisasi pasar, struktur kepemilikan, serta kinerja sahamnya sepanjang tahun 2025 hingga saat ini. Penting untuk diingat bahwa portofolio saham milik Chairul Tanjung bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, informasi ini sebaiknya digunakan sebagai referensi awal untuk analisis pribadi, bukan sebagai saran investasi mutlak.

1. Bidang Jasa Keuangan: PT Bank Mega Tbk (MEGA)

Salah satu aset saham milik Chairul Tanjung yang paling menonjol di bursa efek adalah PT Bank Mega Tbk (MEGA). Bank ini beroperasi di bawah naungan CT Corp melalui sub-holding keuangannya, Mega Corpora. Sebagai tulang punggung finansial bagi seluruh grup bisnis, peran Bank Mega sangat strategis dan relevan untuk diamati para investor.

Bank Mega pertama kali melakukan IPO pada tahun 2000 dengan harga penawaran sekitar Rp1.200 per saham. Saat ini, jumlah saham beredar tercatat sekitar 11,62 miliar lembar. Dengan harga terakhir yang dilaporkan mencapai Rp3.310 per saham, kapitalisasi pasarnya diperkirakan berada di kisaran Rp38,5 triliun. Angka ini didapatkan dari perkalian jumlah saham beredar dengan harga per lembar saham.

Dari sisi kepemilikan, mayoritas saham Bank Mega dikuasai oleh PT Mega Corpora, yang merupakan bagian integral dari ekosistem CT Corp. Kinerja saham MEGA di tahun 2025 menunjukkan adanya fluktuasi signifikan. Sejak awal tahun 2025, harga saham MEGA tercatat anjlok sebesar 20,24 persen. Namun, dalam satu bulan terakhir, saham ini berhasil menunjukkan pergerakan positif dengan kenaikan tipis 2,48 persen. Bagi investor yang mempertimbangkan saham ini, penting untuk mencermati kondisi makro perbankan, tingkat kredit bermasalah (NPL), dan tren suku bunga yang berlaku.

2. Bidang Bank Digital: PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI)

Selain perbankan konvensional, portofolio saham Chairul Tanjung juga merambah sektor bank digital melalui PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Allo Bank masuk dalam jajaran portofolio CT Corp melalui Mega Corpora, merefleksikan visi grup untuk aktif mengejar dan menggarap peluang di era digitalisasi keuangan.

Informasi terkini menunjukkan bahwa Allo Bank telah tercatat di bursa dengan jumlah saham beredar sekitar 21,73 miliar lembar. Harga terakhir yang dilaporkan adalah Rp1.490 per saham. Berdasarkan data tersebut, kapitalisasi pasar Allo Bank diperkirakan mencapai sekitar Rp32 triliun, hasil dari perkalian jumlah saham beredar dengan harga per saham. Struktur kepemilikan menunjukkan bahwa Chairul Tanjung melalui Mega Corpora menguasai sekitar 60,88 persen saham perusahaan ini.

Kinerja saham BBHI di tahun 2025 tercatat sangat impresif, dengan kenaikan mencapai 100 persen sejak awal tahun. Bahkan, dalam enam bulan terakhir, saham ini melonjak sekitar 146,28 persen. Angka-angka ini mengindikasikan tren pertumbuhan yang kuat, namun seiring dengan itu, tingkat risikonya juga relatif tinggi, mengingat bank digital umumnya menampilkan volatilitas yang lebih besar dibandingkan bank konvensional. Saham ini mungkin cocok bagi investor yang mencari prospek pertumbuhan agresif dan siap menghadapi potensi risiko yang menyertainya.

3. Bidang Transportasi Udara: PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

Sektor ketiga yang menarik untuk diulas dalam konteks saham milik Chairul Tanjung adalah transportasi udara, diwakili oleh PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Namun, perlu dicatat bahwa kepemilikan dan kondisi perusahaan maskapai nasional ini sedikit lebih kompleks dibandingkan dua entitas perbankan sebelumnya, terutama setelah terdampak parah oleh pandemi dan proses restrukturisasi besar-besaran.

Chairul Tanjung memiliki kepemilikan di Garuda Indonesia melalui entitas afiliasinya, PT Trans Airways, dengan porsi saham sekitar 28,26 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Harga saham terakhir yang tercatat berada di kisaran Rp88 per lembar berdasarkan laporan yang tersedia. Dengan harga dan jumlah saham yang relatif kecil, kapitalisasi pasar perusahaan diperkirakan berada di kisaran Rp8 triliun. Kinerja saham GIAA di tahun 2025 menunjukkan kenaikan sekitar 62,69 persen sejak awal tahun, dari harga kisaran Rp50 per saham.

Meski demikian, investor perlu menyadari bahwa saham Garuda Indonesia menghadapi risiko besar yang bersumber dari tingginya utang perusahaan, proses restrukturisasi yang berkelanjutan, serta adanya intervensi pemerintah yang dapat memengaruhi stabilitas. Oleh karena itu, bagi investor yang mempertimbangkan untuk masuk ke dalam saham Chairul Tanjung melalui Garuda, kesiapan menghadapi volatilitas dan likuiditas yang lebih tinggi menjadi krusial.

Melalui ulasan ini, Anda kini telah mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai bagaimana saham milik Chairul Tanjung tersebar di berbagai sektor yang beragam. Setiap sektor memiliki karakteristik investasinya yang khas: perbankan konvensional menawarkan stabilitas relatif dengan pertumbuhan moderat; bank digital menjanjikan pertumbuhan agresif namun dengan risiko yang lebih besar; sementara maskapai penerbangan menghadirkan potensi pemulihan yang signifikan namun juga dibarengi risiko tinggi.

Apabila Anda tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh, sangat disarankan untuk melakukan analisis mendalam dengan memperhatikan laporan keuangan terbaru, mengamati integrasi bisnis masing-masing emiten dalam ekosistem CT Corp, serta memonitor tren makroekonomi seperti suku bunga, laju digitalisasi, dan pemulihan sektor pariwisata. Semoga artikel ini dapat membantu Anda memahami lebih detail tentang portofolio saham Chairul Tanjung.

Profil Chairul Tanjung, Bos CT Corp yang Dipanggil ke Istana

Cerita Chairul Tanjung Bujuk Sri Mulyani Pulang untuk Jadi Menteri

Chairul Tanjung Angkat Dirut Baru Allo Bank, Jebolan Telkom dan BRI

You might also like