Migrain Mengintai? Hindari 5 Makanan Pemicu Sakit Kepala Ini!

JAKARTA, KOMPAS.TV – Migrain bukanlah sekadar sakit kepala biasa. Kondisi neurologis kompleks ini ditandai dengan nyeri berdenyut yang umumnya menyerang satu sisi kepala, seringkali disertai mual, muntah, serta sensitivitas ekstrem terhadap cahaya dan suara. Serangan migrain bersifat kambuhan dan memiliki potensi besar mengganggu produktivitas harian penderitanya.

Berbagai faktor dapat memicu timbulnya migrain, mulai dari penggunaan layar digital yang berlebihan, perubahan hormon, hingga tingkat stres yang tinggi. Namun, seringkali ada satu pemicu yang luput dari perhatian, yakni asupan makanan. Beberapa jenis makanan tertentu ternyata menyimpan senyawa yang dapat memengaruhi sistem saraf, memicu atau bahkan memperparah intensitas dan durasi serangan migrain.

Berikut adalah daftar makanan yang kerap dilaporkan sebagai pemicu atau faktor pemberat migrain, sebagaimana dihimpun dari berbagai studi dan sumber terpercaya seperti Healthline:

  1. Cokelat
  2. Cokelat seringkali disebut sebagai salah satu pemicu migrain yang paling umum. Sensitivitas terhadap cokelat umumnya disebabkan oleh kandungan feniletilamin dan kafein. Kedua senyawa ini memiliki kemampuan untuk memengaruhi pelebaran dan penyempitan pembuluh darah di otak, yang bisa menjadi mekanisme pemicu migrain. Selain itu, teobromin, stimulan ringan yang juga terdapat dalam cokelat, dapat memicu respons saraf tertentu pada individu yang rentan migrain. Sebuah studi dalam Journal of Headache and Pain (2017) bahkan mencatat bahwa sekitar 22 persen penderita migrain melaporkan cokelat sebagai salah satu penyebab serangan mereka.

  3. Keju
  4. Terutama jenis keju yang melalui proses fermentasi atau pematangan, seperti cheddar, blue cheese, atau parmesan, keju dapat menjadi pemicu migrain yang signifikan. Kandungan tyramine, zat yang terbentuk dari pemecahan protein seiring waktu, menjadi biang keladinya. Tyramine diketahui dapat memengaruhi tekanan darah dan memicu aktivitas saraf yang terkait dengan nyeri migrain. Penelitian dari National Headache Foundation menegaskan bahwa tyramine adalah salah satu zat kimia paling sering diidentifikasi sebagai pemicu migrain, terutama pada individu dengan sensitivitas tinggi terhadap perubahan neurokimia dalam tubuh mereka. Lebih lanjut, studi yang diterbitkan oleh Current Pain and Headache Reports (2015) mengaitkan konsumsi keju tua dengan peningkatan risiko serangan migrain, khususnya pada pasien dengan migrain kronis.

  5. Makanan Fermentasi
  6. Selain keju, berbagai makanan fermentasi lain seperti kimchi, tape, tempe mentah, yogurt, dan acar juga berpotensi memicu migrain karena kandungan histamin dan tyramine yang tinggi. Senyawa-senyawa ini terbentuk selama proses fermentasi. Pada sebagian individu, tubuh tidak mampu mengurai histamin dengan efisien karena rendahnya aktivitas enzim diamin oksidase (DAO). Akumulasi histamin inilah yang kemudian dapat memicu reaksi migrain. Studi dalam jurnal Nutrients (2021) menunjukkan bahwa histamin dalam makanan dapat memperburuk gejala migrain, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan metabolisme histamin. Oleh karena itu, konsumsi makanan fermentasi yang kaya histamin tanpa toleransi tubuh yang memadai dapat dengan mudah menjadi pencetus serangan migrain.

  7. Daging Olahan
  8. Daging olahan seperti sosis, ham, nugget, bacon, dan kornet seringkali mengandung nitrat atau nitrit yang berfungsi sebagai bahan pengawet dan pewarna. Zat-zat ini berpotensi menyebabkan pelebaran pembuluh darah di otak, yang pada gilirannya dapat memicu migrain. Selain nitrat/nitrit, daging olahan juga kerap mengandung tyramine dan monosodium glutamat (MSG) yang dikenal sebagai pemicu migrain. Sebuah studi dalam Neurology (2016) bahkan menemukan adanya hubungan antara nitrat dengan mikroba usus tertentu yang mampu memetabolisme nitrat menjadi nitrit, sehingga meningkatkan risiko migrain pada individu yang sensitif.

  9. Makanan Tinggi Lemak
  10. Asupan makanan tinggi lemak jenuh dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan memicu sistem peradangan dalam tubuh. Konsumsi lemak jenuh secara berlebihan dapat meningkatkan kadar peptida inflamasi dan sitokin, keduanya merupakan senyawa yang sangat terkait dengan kemunculan serangan migrain. Penelitian dalam Lipids in Health and Disease (2018) mengungkapkan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh terbukti memperparah frekuensi dan intensitas migrain. Khususnya pada perempuan, asupan lemak juga dapat memengaruhi kadar estrogen, hormon yang merupakan salah satu faktor hormonal utama dalam patogenesis migrain.

You might also like