
Pasar modal syariah di Indonesia kini tak lagi sekadar alternatif, melainkan telah menjelma menjadi kekuatan utama dalam ekosistem perdagangan saham domestik. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, yang menyoroti fakta bahwa 65 persen dari seluruh perusahaan tercatat di BEI kini masuk dalam kategori efek syariah.
Pernyataan tersebut disampaikan Iman dalam gelaran Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Main Hall BEI, Jakarta, pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Ia menegaskan, “Ini menunjukkan bahwa pasar modal syariah telah menjadi arus utama, bukan sekadar pilihan alternatif dalam ekosistem pasar modal Indonesia.”
Data per Juli 2025 menunjukkan dominasi signifikan efek syariah di BEI. Dari total 955 perusahaan tercatat, sebanyak 619 di antaranya, atau sekitar 65 persen, terdaftar sebagai efek syariah. Lebih lanjut, kapitalisasi pasar efek syariah telah mencapai angka fantastis Rp 9.000 triliun, yang merepresentasikan 63 persen dari total kapitalisasi pasar secara keseluruhan. Angka-angka ini menggarisbawahi kontribusi substansial sektor syariah.
Tidak hanya dari sisi perusahaan dan kapitalisasi pasar, pertumbuhan juga terlihat dari basis investor. Jumlah investor syariah telah mencapai 190 ribu, mencatat kenaikan signifikan sebesar 12 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya. Keberagaman produk investasi syariah juga semakin meluas di BEI, mencakup 650 saham syariah (termasuk yang berada di papan akselerasi), 254 reksadana syariah, dua indeks syariah, 332 sukuk, dan satu efek beragun aset syariah. Iman menegaskan bahwa data ini bukan sekadar indikator pertumbuhan, melainkan cerminan nyata dari tingginya minat investasi masyarakat terhadap produk-produk syariah.
Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 sendiri diselenggarakan BEI pada 17-18 Oktober bekerja sama dengan Self-Regulatory Organization (SRO), yakni PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta mendapat dukungan penuh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Iman Rachman sebelumnya menjelaskan bahwa tema CMSE 2025 lahir dari semangat untuk menjadikan pasar modal Indonesia lebih dekat dan mudah diakses oleh semua kalangan. Ia menggarisbawahi, seperti dikutip dari Antara, bahwa “Satu pasar modal Indonesia mampu membuka berjuta peluang, mulai dari peluang investasi bagi masyarakat, pendanaan bagi perusahaan, hingga pertumbuhan ekonomi bagi bangsa. Pasar modal kita sudah sangat modern dan berdaya saing global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai budaya bangsa.” Ini memperkuat visi BEI untuk pasar modal yang inklusif dan progresif.
Pilihan Editor: Naik-Turun IHSG dan Rupiah Akibat Perang Iran-Israel