Tiket Murah Geopark Toba Dikritik UNESCO: Ini Alasannya!

HargaPer.com – Murah &Terbaik – , Medan – Profesor Jose Brilha dari Portugal, salah satu asesor UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba, mengungkapkan keterkejutannya atas harga tiket masuk Geosite Taman Eden 100 yang hanya dipatok Rp 50.000 atau setara 3 dolar AS untuk turis asing. Geosite ini merupakan kawasan wisata alam yang memukau, berlokasi di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Menurut Profesor Brilha, tarif tersebut tergolong terlalu murah, mengingat pengunjung dapat menikmati dan menjelajahi areal seluas 40 hektare yang kaya akan 100 jenis flora dan fauna endemik serta langka, seperti andaliman, tahultahul, dan antarasa. Ia bahkan berpendapat bahwa harga tiket masuk tersebut pantas dihargai sepuluh kali lipat dari nilai saat ini.

“Berkeliling di sini, mempelajari semuanya, menikmati sungai, air terjun, kita bisa meminta mereka bayar sepuluh kali lipat dari harga sekarang. Itu pun masih tergolong murah bagi turis asing,” ujar Jose Brilha saat meninjau geosite yang kerap dijuluki sebagai Kebun Raya Bogor-nya Sumatera Utara pada Rabu, 23 Juli 2025.

Menanggapi hal tersebut, pengelola geosite, Made Sirait, menjelaskan bahwa harga tiket masuk untuk turis lokal ditetapkan Rp 30.000 per orang. Penetapan harga ini, menurutnya, bertujuan agar semakin banyak masyarakat yang teredukasi dan dapat mengenal lebih dekat keindahan alam serta keunikan tumbuhan khas kawasan Danau Toba.

Selain kekayaan alam, Jose Brilha dan rekannya, Jeon Yongmun dari Korea Selatan, juga mengaku sangat terkesan dengan keragaman kuliner lokal yang disuguhkan. Saat berkunjung ke Geosite Huta Ginjang, keduanya sempat mencicipi ombus-ombus, keripik andaliman, dan kopi wine. “Selama di sini saya banyak makan, enak-enak dan unik,” tutur Jeon.

Selama dua hari berada di kawasan Danau Toba, tim asesor UNESCO telah mengunjungi sejumlah titik penting, termasuk Huta Sialagan, SMKN 1 Simanondo, Huta Raja, dan Sigulati yang tersebar di Kabupaten Samosir. Kunjungan mereka juga meliputi Kabupaten Karo untuk meninjau Simalem Resort, Air Terjun Sipisopiso, Tongging, dan Silalahi. Dari berbagai lokasi yang dikunjungi, empat geosite—yakni Sipinsur, Hutaginjang, Taman Eden 100, dan Sibaganding—mendapatkan respons positif dan komentar bagus dari para asesor.

Danau Toba, tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah, juga terkenal sebagai zona produksi kopi berkualitas tinggi, Sabtu, 5 Juli 2025. TEMPO/ Mei Leandha

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatera Utara, Yuda Pratiwi Setiawan, mengamini bahwa keempat geosite tersebut telah dikelola dengan baik, sehingga berhasil membuat asesor terkesan. “Tapi kita masih perlu mendalami beberapa hal mengenai geologi di setiap geosite,” kata Yuda dalam keterangan tertulisnya.

Di sisi lain, Kaldera Toba secara keseluruhan masih banyak mendapat masukan dari Jose Brilha dan Jeon Yongmun terkait peningkatan pengelolaan. Yuda mengakui adanya kekurangan yang menuntut pemerintah daerah setempat untuk berbenah. Namun demikian, ia menambahkan, “Menjadi bagian UNESCO Global Geopark adalah salah satu upaya meningkatkan pengelolaan Kaldera Toba.”

Salah satu masukan krusial dari Jose Brilha adalah pentingnya memperkuat perlindungan terhadap warisan geopark, seperti formasi bebatuan, lokasi bersejarah, dan material geologi lainnya. Menurutnya, pariwisata hanyalah bonus dalam menjaga geopark, sementara inti dari sebuah geopark adalah bagaimana melestarikannya. “Menjaga formasi bebatuan yang berharga, material, sejarahnya sehingga bisa diwariskan ke anak cucu. Pariwisata itu bonus,” tegas Jose.

Kunjungan dua asesor ini merupakan bagian dari upaya revalidasi agar Geopark Kaldera Toba dapat kembali meraih ‘kartu hijau’—setelah sempat dijatuhi ‘kartu kuning’ pada tahun 2023 karena pengelolaan yang dianggap kurang optimal. Sebagai informasi, Kaldera Toba secara resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada 7 Juli 2020, menjadikannya geopark kelima di Indonesia yang meraih pengakuan bergengsi tersebut.

Pilihan Editor: Prabowo Beri Izin RS Asing di Indonesia, Dosen Unair Bilang Tidak Urgen

You might also like