Slipper Clutch: Rahasia Motor Lebih Nyaman & Stabil? Cari Tahu!

OTORIDER – Di tengah gemuruh lintasan balap, setiap pebalap motor dituntut untuk mampu mengendalikan kecepatan secara presisi. Motor yang melaju kencang di jalur lurus, harus segera melakukan pengereman kuat dan deselerasi ekstrem saat mendekati tikungan tajam. Transisi krusial ini memerlukan penanganan yang cermat untuk menjaga stabilitas dan kecepatan.

Dalam upaya memperlambat laju kendaraan, penunggang motor kerap melakukan penurunan gigi transmisi secara cepat untuk memanfaatkan efek engine braking. Namun, manuver ini sering kali menimbulkan tantangan. Putaran roda belakang yang masih sangat cepat, ketika dipaksa untuk menyesuaikan putaran mesin yang jauh lebih rendah melalui rantai penggerak, dapat menyebabkan mesin meraung keras. Akibatnya, roda belakang justru terasa seperti terkunci atau tertahan sesaat oleh putaran mesin, membuat pengendara kehilangan kendali dan menghadapi kesulitan dalam menjaga arah.

Efek engine braking yang kuat ini, terutama sangat terasa pada motor dengan mesin empat langkah, yang secara inheren memiliki torsi deselerasi lebih besar dibandingkan mesin dua langkah. Di sisi lain, fenomena ini juga berpotensi menyebabkan mesin mengalami over-revving, yaitu berputar terlalu cepat karena didorong oleh putaran roda. Kondisi over-revving yang berulang dan ekstrem tentu saja berisiko tinggi merusak komponen vital transmisi dan mesin secara perlahan.

Melihat tantangan ini, Honda memperkenalkan inovasi revolusioner yang dikenal sebagai Slipper Clutch. Perangkat ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1982 di ajang Daytona, Amerika Serikat, melalui motor FWS1000. Meskipun pada awalnya dianggap kurang sukses karena mempercepat keausan kopling, teknologi ini kemudian disempurnakan dan diaplikasikan pada Honda 750 Interceptor di ajang Superbike pada tahun yang sama. Prinsip kerjanya relatif sederhana, yakni dengan mengurangi friksi pada kampas kopling saat terjadi engine brake yang berlebihan.

Seiring perkembangan teknologi, penerapan Slipper Clutch tidak lagi eksklusif untuk motor berkapasitas besar. Kini, perangkat canggih ini telah banyak ditemukan pada motor dengan mesin berkapasitas menengah seperti 150cc hingga 250cc. Popularitasnya semakin meningkat karena manfaat signifikan yang ditawarkannya dalam hal keamanan dan performa berkendara. “Perangkat itu sama dengan yang digunakan pada CBR250RR tahun 2020,” ungkap Endro Sutarno, mantan Technical Service Division di PT Astra Honda Motor, mengkonfirmasi adaptasi teknologi ini pada model produksi massal.

Secara teknis, perbedaan utama antara Slipper Clutch dan kopling konvensional terletak pada desain rumah koplingnya. Pada Slipper Clutch, terdapat mekanisme khusus yang mampu memberikan jarak tambahan pada kampas kopling. Hal ini mencegah kampas bergesekan terlalu kuat saat putaran mesin tiba-tiba menurun drastis, sehingga menciptakan efek ‘loss’ atau selip ringan pada roda belakang. Mekanisme cerdas ini memastikan torsi balik dari mesin tidak diteruskan sepenuhnya ke roda.

Dengan adanya sistem Slipper Clutch, ketika pengendara melakukan penurunan gigi secara ekstrem atau mendadak saat engine brake kuat, roda belakang tidak akan tertahan atau terkunci. Ini meniadakan efek meluncur atau bodi motor membuang ke samping yang sering terjadi pada sistem kopling konvensional. Hasilnya, pengendara dapat melakukan deselerasi dan masuk tikungan dengan lebih aman, stabil, dan percaya diri, meningkatkan pengalaman berkendara secara keseluruhan.

You might also like