
HargaPer.com – Murah &Terbaik – , Jakarta – Seorang pelancong bernama Nicola Lewis menjadi sorotan publik setelah membagikan trik kontroversialnya untuk menghemat biaya liburan. Ia memilih membungkus makanan dari sarapan prasmanan hotel untuk bekal makan siang. Menurut klaimnya, tindakan ini telah ia lakukan setelah meminta izin dari karyawan hotel. Trik ini ia bagikan melalui video yang diunggah ke laman TikTok-nya @thisgirlcanorganise pada Juni lalu.
Hotel umumnya menyediakan sarapan prasmanan yang berlimpah bagi para tamunya, menawarkan berbagai pilihan mulai dari roti, sereal, salad, sup, nasi goreng, sushi, hingga pasta dan buah-buahan. Bagi Nicola Lewis, ragam hidangan ini bukan hanya praktis untuk dinikmati di tempat, tetapi juga sangat ideal untuk dijadikan bekal saat beraktivitas di luar hotel.
Dalam klip video yang menarik perhatian tersebut, sang kreator konten terlihat tiba di area prasmanan sebuah hotel. Ia dengan cekatan mengiris roti biji-bijian, lalu beralih ke bar salad untuk menyendok porsi besar tuna kaleng. Tuna tersebut kemudian ia letakkan di atas roti, dilengkapi dengan arugula dan irisan mentimun segar. Setelah meracik hidangannya di area tempat duduk luar ruangan, Nicola lantas mengemas makan siangnya dengan rapi ke dalam wadah Tupperware yang ia bawa di tas, sebelum akhirnya meninggalkan area prasmanan untuk memulai aktivitasnya.
Dalam keterangan video yang turut dikutip dari Daily Mail pada 10 Juli 2025, Nicola Lewis menulis, “Tidak ada salahnya menyiapkan makan siang dari prasmanan sarapan hotel – inilah yang saya sebut gaya hemat dan realisme yang terorganisasi!” Ia juga secara proaktif menyarankan para tamu hotel untuk membawa wadah lipat dan kantong sandwich yang bisa dicuci agar dapat disimpan di lemari es kamar. “Anda mewah, praktis, dan ramah lingkungan. Sekadar tips sederhana dari saya untuk Anda…” tambahnya, memperkuat idenya tentang tips liburan hemat yang cerdas.
Meskipun Nicola, pelancong asal Inggris itu, mengklaim telah berkonsultasi dengan manajemen hotel dan diizinkan meninggalkan hotel dengan bekal makan siangnya, video tersebut memicu gelombang komentar di media sosial. Dengan lebih dari 45.000 suka dan hampir 2.000 komentar, perdebatan sengit pun tak terhindarkan. Banyak warganet menuduh Nicola Lewis “pelit dan rakus” atas tindakannya.
Komentar-komentar negatif bermunculan, seperti: “Anda membayar sarapan. Bukan makan siang. Hotel berhak menagih Anda untuk sarapan tambahan,” tulis seorang pengikutnya. Pengguna lain menambahkan, “Jika tidak mampu membeli sandwich untuk makan siang, sebaiknya jangan pergi berlibur. Orang-orang seperti Anda adalah penyebab biaya naik.” Namun, di sisi lain, tidak sedikit pula pengikutnya yang membela, berbagi pengalaman serupa: “Saya selalu melakukan ini, sungguh menghemat uang! Saya dapat tempat yang sudah termasuk sarapan dan selalu mengemas makan siang saya untuk pantai dengan banyak buah,” ungkap salah seorang pendukungnya.
Lalu, bagaimana sebenarnya aturan membungkus sarapan prasmanan dari sudut pandang industri perhotelan? Ernst Wyrsch, Presiden Hotelleriesuisse Graubünden, memberikan penjelasan yang nuansa. Ia menegaskan bahwa pada dasarnya, tamu tidak diperbolehkan membawa bekal untuk sisa hari itu dari prasmanan. Namun, ia juga memberikan pengecualian penting. “Hampir tidak ada tuan rumah yang akan menolak permintaan camilan kecil dari prasmanan sarapan jika tamu memintanya dengan sopan,” kata Wyrsch, seperti dilansir Travel News.
Wyrsch menambahkan, jika seseorang membutuhkan bekal dari prasmanan sarapan setiap hari, banyak hotel kini telah mengantisipasinya dengan menawarkan opsi bekal makan siang. Namun, tentu saja layanan ini dikenakan biaya tambahan. Kisah kontroversi wisatawan ini secara jelas menyoroti dilema antara penghematan pribadi dan etiket penggunaan fasilitas hotel, memicu diskusi luas tentang batasan ‘prasmanan sepuasnya’ dan makna sebenarnya dari tips liburan hemat.