
HargaPer.com – Murah &Terbaik JAKARTA. PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) secara ambisius siap melancarkan program ekspansi besar pasca-pencatatan perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berbekal dana segar dari penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO), PJHB berencana membangun tiga kapal baru untuk memperkuat armadanya.
Dalam hajatan IPO-nya, PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk telah menawarkan 480 juta saham baru, setara dengan 25% dari modal ditempatkan dan disetor, dengan harga IPO Rp 330 per saham. Dari aksi korporasi ini, perseroan sukses mengantongi dana segar sebesar Rp 158,40 miliar yang akan menopang rencana ekspansi mereka.
Selain penerbitan saham baru, PJHB juga meluncurkan 240 juta Waran Seri I yang menyertai saham tersebut. Skema rasio penerbitan waran ini adalah 2:1, yang berarti setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu Waran Seri I, memberikan nilai tambah bagi para investor.
Dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk pembangunan tiga kapal baru berjenis LCT (Landing Craft Tank), dengan total kapasitas mencapai 2.500 DWT. Proyek vital ini ditargetkan rampung pada tahun 2026. Sebagian besar biaya pembangunan kapal, sekitar 94,11% atau Rp 153,40 miliar, akan didanai dari hasil IPO, sementara sisanya akan ditutup dengan kas internal perusahaan.
Direktur Keuangan Pelayaran Jaya Hidup Baru, Anthony Samuel Rahmantharun, mengungkapkan target pertumbuhan kinerja yang menjanjikan. Pihaknya menargetkan peningkatan kinerja di tahun 2025 sekitar 10%–20% dari tahun sebelumnya, seiring dengan penambahan armada kapal. “Kami memproyeksikan kinerja ke depan masih akan bagus,” ujarnya optimis di Main Hall BEI, Kamis (6/11/2025).
Optimisme serupa juga disuarakan oleh Komisaris Utama Pelayaran Jaya Hidup Baru, Hero Gozali. Ia meyakini bahwa industri pelayaran nasional akan tetap prospektif di tahun depan, didorong oleh fundamental yang kuat.
Menanggapi potensi pengaruh eksternal, Hero Gozali menegaskan bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, diperkirakan tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap industri pelayaran di Tanah Air. Hal ini menunjukkan keyakinan manajemen terhadap ketahanan sektor pelayaran domestik.
“Kami optimistis karena pulau Indonesia besar sehingga diperlukan kapal landing craft,” jelas Hero, menekankan pentingnya jenis kapal ini dalam mendukung konektivitas antarpulau di Indonesia yang luas dan strategis.
Sebagai informasi tambahan, Hero Gozali dan Prajogo Pangestu memiliki latar belakang yang sama-sama berasal dari Kalimantan. Menariknya, PJHB memiliki hubungan strategis dengan PT Petrosea Tbk (PTRO), perusahaan milik Prajogo Pangestu, sebagai salah satu klien pentingnya. Kemitraan ini menunjukkan jaringan bisnis yang solid di sektor ini.
Secara umum, sektor perkapalan memang tengah menjadi sorotan dan primadona investasi. Hal ini tercermin dari kinerja impresif PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang mencatat kenaikan laba fantastis sebesar 267,7% per kuartal III tahun 2024, mencapai US$ 21,1 juta, memberikan gambaran positif bagi industri maritim di Indonesia.