
Bayangkan, sebuah raksasa teknologi sekelas Intel bisa terhuyung, bahkan menghadapi ancaman kehancuran. Apa jadinya jika kesalahan strategis yang telah membayangi sejak tahun 2007 terus menghantui operasionalnya?
Kisah Intel adalah bukti nyata bahwa tidak ada perusahaan yang abadi dari gejolak pasar. Mislangkah fatal, kerugian finansial yang masif, dan bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) belasan ribu karyawan menjadi cerminan bahwa kepekaan terhadap perubahan zaman adalah kunci keberlanjutan. Kegagalan adaptasi bisa menghantam siapa saja, bahkan yang sebesar Intel.
Akar permasalahan Intel dapat ditelusuri pada dua faktor utama. Pertama, kegagalan membaca tren pasar sejak tahun 2007, tepat ketika iPhone muncul dan mengubah lanskap teknologi secara fundamental. Kedua, hilangnya fokus antara peran mereka sebagai pengembang chip inovatif dan produsen (melalui divisi Intel Foundry). Akibatnya, dominasi mereka tergerus, terutama di era Kecerdasan Buatan (AI) yang kini berkembang pesat. Namun, secercah harapan untuk bangkit kembali tetap ada, asalkan mereka bersedia berbenah secara radikal.
Salah satu peluang terbesar yang terbuang adalah di pasar ponsel. Pada tahun 2007, ketika Steve Jobs memperkenalkan iPhone yang revolusioner, Intel sebenarnya memiliki kesempatan emas untuk menjadi pemasok chip utamanya. Namun, keputusan strategis yang kompleks, yang melibatkan peremehan potensi pasar ponsel (The Chip Letter, 2025; AppleInsider, 2015), membuat mereka mundur. Akhirnya, Apple memilih untuk mengembangkan chipnya sendiri, yang dikenal sebagai seri A, dan Intel pun kehilangan dominasi di pasar mobile yang kemudian meledak secara eksponensial.
Selain itu, inovasi chip Intel mengalami kemandekan yang signifikan. Strategi “tick-tock” yang terkenal, di mana setiap dua tahun Intel diharapkan meluncurkan chip baru yang lebih canggih, terhenti setelah tahun 2015. Mereka terjebak pada teknologi 14nm, lalu bergerak perlahan ke 10nm, jauh dari target ambisius 7nm (The Verge, 2024). Tragisnya, strategi “tick-tock” ini bahkan resmi berakhir pada tahun 2016 (AnandTech, 2016). Sementara itu, para pesaing gigih seperti AMD sudah jauh melesat, memanfaatkan teknologi 3nm dari TSMC (Taiwan Semiconductor) (Taiwan Semiconductor, 2025). Jelas, Intel tertinggal jauh dalam perlombaan teknologi manufaktur chip.
Kegagalan lainnya adalah dalam menangkap peluang besar di era AI. Sektor Kecerdasan Buatan sangat bergantung pada kemampuan kartu grafis (GPU) untuk pemrosesan data masif. Nvidia, yang dulunya terkenal dengan GPU untuk gaming, dengan cepat beradaptasi dan mengalihkan fokusnya ke GPU yang dioptimalkan untuk AI. Sebaliknya, Intel bergerak terlambat. Chip Gaudi 3 mereka, yang dirancang untuk AI, masih kalah jauh performanya dari Nvidia B100 (Reuters, 2025). Proyeksi penjualan chip AI Gaudi 3 Intel hanya sekitar US$500 juta, angka yang sangat kecil dibandingkan pendapatan Nvidia dari pusat data yang mencapai lebih dari US$26 miliar (TechInsights, 2024; AI Multiple, 2025). Ini menunjukkan betapa jauhnya kesenjangan yang harus mereka kejar.
Ditambah lagi, divisi manufaktur chip milik Intel sendiri, yang dikenal sebagai Intel Foundry, justru menjadi beban finansial yang sangat besar. Ironisnya, unit ini adalah sumber kerugian terbesar perusahaan (Wall Street Journal, 2025), mencatat kerugian fantastis sebesar US$7 miliar pada tahun 2023 (Intel, 2024). Beban operasional ini tidak hanya menghambat efisiensi Intel dalam bersaing, tetapi juga menjadi beban finansial signifikan bagi induk perusahaannya secara keseluruhan.
Pelajaran berharga dari kisah Intel ini sangatlah relevan bagi siapa pun: jangan pernah berpuas diri dan selalu bersedia untuk beradaptasi. Entah itu dalam karier profesional, pengembangan bisnis, atau bahkan dalam kehidupan pribadi, perubahan akan selalu datang dan dapat menghantam tanpa ampun jika kita tidak siap. Namun, Intel tidak menyerah begitu saja. Dengan dukungan dana dari pemerintah AS melalui CHIPS Act dan fokus pada pengembangan teknologi chip 18A yang lebih mutakhir, mereka kini berjuang keras untuk bangkit kembali (Morningstar, 2024; Forbes, 2024). Ini membuktikan bahwa meskipun tantangan besar menghadang, selalu ada jalan untuk berbenah dan kembali bersaing di garis depan.
Semoga kisah perjuangan Intel ini menjadi pengingat yang kuat bagi kita semua, bahwa setiap individu dan entitas memiliki kesempatan untuk berubah dan bangkit dari keterpurukan.
***
Referensi:
AI Multiple. (2025). Top AI Chip Makers. Diakses dari https://research.aimultiple.com/ai-chip-makers/
AnandTech. (2016). Intel’s Tick-Tock Seemingly Dead: Becomes Process-Architecture-Optimization. Diakses dari https://www.anandtech.com/show/10183/intels-tick-tock-seemingly-dead-becomes-process-architecture-optimization
AppleInsider. (2015). How Intel lost the mobile chip business to Apple’s Ax ARM application processors. Diakses dari https://appleinsider.com/articles/15/01/19/how-intel-lost-the-mobile-chip-business-to-apples-ax-arm-application-processors
Forbes. (2024). Why Intel’s Foundry May Be Set For A Comeback. Diakses dari https://www.forbes.com/sites/greatspeculations/2024/12/16/why-intels-foundry-may-be-set-for-a-comeback/
Intel. (2024). Intel Reports Fourth Quarter and Full-Year 2024 Financial Results. Diakses dari https://www.intc.com/news-events/press-releases/detail/1726/intel-reports-fourth-quarter-and-full-year-2024-financial
Morningstar. (2024). Intel Is Making Proper Strategic Moves, But Faces Core Business Risks. Diakses dari https://www.morningstar.com/company-reports/1227477-intel-is-making-proper-strategic-moves-but-faces-core-business-risks
Reuters. (2025). Nvidia’s AI chip dominance challenged by Intel’s new Gaudi 3. Diakses dari https://www.reuters.com/technology/nvidia-ai-chip-dominance-challenged-by-intels-new-gaudi-3-2025-01-20/
Taiwan Semiconductor. (2025). TSMC Announces 3nm Chip Production Milestones. Diakses dari https://www.tsmc.com/english/news/detail/2600
TechInsights. (2024). Data Center AI Chip Market Q1 2024 Update. Diakses dari https://www.techinsights.com/blog/data-center-ai-chip-market-q1-2024-update
The Chip Letter. (2025). How Intel Missed The iPhone (and XScale). Diakses dari https://thechipletter.substack.com/p/how-intel-missed-the-iphone-xscale
The Verge. (2024). Intel’s 10nm woes explained: What went wrong and what’s next. Diakses dari https://www.theverge.com/2024/7/25/24204558/intel-10nm-processor-delay-explanation-future
Wall Street Journal. (2025). Intel Foundry Unit Posts $2.5 Billion Operating Loss for Q1 2024. Diakses dari https://www.datacenterdynamics.com/en/news/intel-foundry-unit-posts-25bn-operating-loss-for-q1-2024/