
JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diperkirakan akan menunjukkan penguatan pada hari Rabu, 24 September 2025. Prediksi ini muncul setelah kinerja positif bursa saham kemarin.
Pada penutupan perdagangan sebelumnya, IHSG berhasil menguat signifikan, ditutup di level 8.125. Kenaikan ini mencapai 85,16 poin atau setara dengan 1,06 persen, menunjukkan optimisme pasar yang masih terjaga.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menyoroti pidato penting dari Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, Jerome Powell. Dalam acara Kamar Dagang di Rhode Island, Powell mengemukakan bahwa prospek pasar tenaga kerja dan inflasi menghadapi risiko yang meningkat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa para pembuat kebijakan mungkin akan menemui tantangan yang lebih berat dalam mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lanjutan di masa mendatang.
Powell secara spesifik menyatakan adanya kecenderungan peningkatan risiko jangka pendek terhadap inflasi, sementara risiko terhadap ketenagakerjaan cenderung menurun. Situasi kompleks ini menciptakan dilema yang menantang bagi The Fed. Meskipun demikian, Powell tidak memberikan sinyal jelas mengenai potensi pemangkasan suku bunga pada bulan Oktober. Namun, para pelaku pasar dan investor telah telanjur meyakini bahwa Powell akan melakukan satu hingga dua kali pemangkasan suku bunga lagi hingga akhir tahun ini, mendorong sentimen positif di pasar saham.
Berdasarkan analisis teknikal yang dilakukan oleh Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG diproyeksikan berpotensi menguat secara terbatas. Level support IHSG diperkirakan berada di 7.975, sedangkan level resistance-nya di 8.140, memberikan gambaran batas pergerakan indeks.
Pandangan yang sedikit berbeda disampaikan oleh Fanny Suherman, Analis sekaligus Head of Retail Research BNI Sekuritas. Ia mencatat bahwa penguatan IHSG kemarin sebesar 1,06 persen juga disertai dengan aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing senilai Rp 147 miliar. Saham-saham yang menjadi incaran utama investor asing antara lain BBCA, BRMS, BUMI, ASII, dan ARCI.
Meskipun demikian, Fanny Suherman memproyeksikan potensi koreksi pada pergerakan IHSG hari ini. Untuk skenario koreksi ini, level support diperkirakan berada di rentang 8.000-8.050, dengan level resistance di 8.150-8.200. Perbedaan pandangan ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks dan membutuhkan kehati-hatian investor.
Untuk membantu investor dalam mengambil keputusan, berikut adalah beberapa rekomendasi teknikal dari berbagai perusahaan sekuritas:
1. Pilarmas Investindo
2. BNI Sekuritas
3. MNC Sekuritas
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.