HargaPer.com – Murah & Terbaik JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperdalam penurunannya pada sesi pertama perdagangan hari Selasa (25/11/2025), menunjukkan sentimen pasar yang kurang menggembirakan.
Data dari RTI menunjukkan bahwa IHSG terkoreksi sebesar 0,75% atau 64,434 poin, dan berada pada level 8.505,820. Aktivitas perdagangan mencatat 285 saham mengalami kenaikan, sementara 352 saham mengalami penurunan, dan 170 saham lainnya stagnan.
Volume perdagangan mencapai 33,19 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,7 triliun. Angka ini mencerminkan aktivitas pasar yang cukup ramai di tengah tekanan jual yang terjadi.
Enam indeks sektoral memberikan tekanan pada pergerakan IHSG di sesi pagi. Sektor properti memimpin penurunan dengan koreksi sebesar 2,48%, diikuti oleh sektor non-siklikal sebesar 0,53%, dan sektor barang baku sebesar 0,36%. Penurunan ini memberikan gambaran tentang sektor-sektor yang paling terpengaruh pada perdagangan sesi tersebut.
Chandra Daya (CDIA) Beri Pinjaman US$ 140 Juta ke Perusahaan Afiliasi di Singapura
Beberapa saham yang termasuk dalam kelompok LQ45 mengalami penurunan terbesar (top losers):
IHSG Terseret Aksi Jual Mengawali Selasa (25/11), Berlawanan dengan Bursa Asia
Di sisi lain, saham-saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi (top gainers) dalam kelompok LQ45 adalah:
Indeks Konsumen Menguat, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Sektor Konsumer
Bergerak Mixed
Pergerakan pasar saham di kawasan Asia-Pasifik pada hari Selasa (25/11/2025) menunjukkan tren yang bervariasi. Hal ini terjadi setelah Wall Street mengalami rebound, terutama pada saham-saham teknologi, yang didorong oleh kenaikan saham Alphabet (induk perusahaan Google) dan ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat.
Optimisme terhadap Alphabet tumbuh setelah perusahaan mengumumkan model kecerdasan buatan (AI) terbaru mereka, Gemini 3. Pengumuman ini meningkatkan kepercayaan investor terhadap posisi Alphabet dalam persaingan di bidang AI.
Saham Alphabet ditutup dengan kenaikan signifikan sebesar 6,31% pada hari Senin. Saham-saham lain yang terkait dengan AI, seperti Broadcom dan Micron Technology, juga mengalami penguatan. Rebound ini dimulai sejak hari Jumat, ketika kepala Federal Reserve New York membuka peluang untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Desember.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik tipis sebesar 0,15%, sementara indeks Topix justru mengalami penurunan sebesar 0,1%.
Pendapatan Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Melonjak 87,2% Hingga Kuartal III-2025
Saham-saham yang terkait dengan AI menjadi pemimpin kenaikan (top gainers) di indeks Nikkei 225. Advantest naik 4,8%, Lasertec naik 1,15%, dan Tokyo Electron, yang merupakan pemasok peralatan chip untuk pabrik Nvidia, meningkat sebesar 3,45%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat sebesar 0,18%, sementara indeks Kosdaq berbalik turun 0,21%. Saham-saham unggulan seperti SK Hynix dan Samsung Electronics hanya mengalami kenaikan tipis, masing-masing sebesar 0,1% dan 2,38%.
Pasar Australia juga menunjukkan pergerakan yang sedikit naik, dengan indeks ASX/S&P 200 bertambah 0,14% dalam perdagangan yang fluktuatif.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 0,64% dan Hang Seng Tech melonjak 1,22%, sementara indeks utama di China daratan, CSI 300, melanjutkan penguatannya sebesar 1,26%.
Sementara itu, di India, indeks Nifty 50 bergerak datar, sedangkan BSE Sensex naik tipis 0,13% di awal perdagangan.