
JAKARTA – PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) secara resmi mengumumkan pivot bisnis yang ambisius, beralih fokus sepenuhnya menjadi perusahaan energi baru terbarukan (EBT). Perubahan strategis ini terjadi pasca akuisisi oleh PT Aurora Dhana Nusantara, yang dikenal juga sebagai Ardhantara, menandai era baru bagi perseroan di sektor energi hijau.
Dalam transformasi ini, FUTR akan berperan sebagai holding perusahaan energi hijau, bertugas menaungi dan mengembangkan berbagai proyek di sektor EBT. Sebagai pengendali baru, Ardhantara memiliki misi untuk mengintegrasikan seluruh aset berbasis EBT ke dalam portofolio FUTR, menciptakan sinergi yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Namun, perubahan haluan bisnis FUTR ini tak lepas dari sorotan tajam para analis pasar. David Sutyanto, Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Eksekutif CSA, menekankan pentingnya sejumlah prasyarat krusial. Menurutnya, kesuksesan FUTR di lini EBT akan sangat bergantung pada adanya perjanjian jual beli listrik (PPA) yang pasti, kepastian sumber pendanaan proyek, dan jadwal eksekusi yang terukur. Tanpa fondasi yang kokoh ini, David memperingatkan bahwa “potensi ketidaksesuaian antara narasi pertumbuhan yang menjanjikan dan kinerja fundamental perusahaan dapat meningkat signifikan.”
David mengakui bahwa sektor EBT, termasuk panas bumi, memang sangat menarik dan memiliki ruang pertumbuhan yang besar, didorong oleh kebutuhan listrik yang terus meningkat. Kendati demikian, sektor ini juga menuntut perencanaan yang sangat matang serta sumber permodalan yang mumpuni. Ia menegaskan, “Meskipun EBT dan panas bumi sedang menjadi primadona, FUTR wajib memiliki rencana yang sangat jelas mengenai strategi bisnis jangka panjangnya.”
Di sisi pasar saham, perubahan sentimen terhadap FUTR telah mendorong harga sahamnya melonjak drastis. Fenomena ini, menurut David, membawa risiko tersendiri yang perlu dicermati oleh para investor, mengingat lonjakan signifikan yang terjadi.
Tercatat, hingga penutupan perdagangan Selasa (7/10/2025), harga saham FUTR ditutup menguat di level Rp 605 per saham, mengalami kenaikan sebesar 10% dari penutupan hari sebelumnya. Bahkan, secara akumulatif sepanjang tahun berjalan ini, saham FUTR telah mencatat performa impresif dengan melonjak 306,04%.
Menambah perspektif teknikal, Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengamati bahwa saham FUTR saat ini berada dalam fase uptrend yang kuat, didukung oleh dominasi volume pembelian. Ia menyoroti indikator MACD yang tetap positif dan Stochastic yang cenderung bergerak datar di area overbought. Dengan kondisi ini, Herditya memberikan rekomendasi speculative buy untuk saham FUTR, dengan target harga yang dibidik berada di rentang Rp 585 hingga Rp 610.
Perjalanan FUTR ke depan di sektor EBT, meskipun penuh potensi, akan diwarnai oleh tantangan strategis dan dinamika pasar saham yang menarik untuk terus dicermati.