
Para investor dan pegiat pasar patut mencermati pergerakan harga emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang diperkirakan akan melanjutkan tren kenaikan signifikan hingga penghujung tahun ini. Proyeksi menarik menunjukkan bahwa pada bulan Desember, harga emas Antam berpotensi menembus angka Rp 2,3 juta per gram. Sebelumnya, pada Rabu (1/9), harga emas Antam sempat tercatat naik ke level Rp 2.237.000 per gram, dengan harga buyback yang berada di kisaran Rp 2.084.000 per gram.
Kenaikan ini bukan tanpa dasar. Menurut analis Panin Sekuritas, Felix Darmawan, prospek emas masih menunjukkan tren bullish yang kuat. Felix menjelaskan kepada kumparan pada Rabu (1/9) bahwa jika sentimen risiko global tetap tinggi, maka harga emas Antam sangat mungkin menuju target Rp 2,3 juta per gram pada Desember mendatang. Faktor utama yang mendorong tren positif ini adalah ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve atau The Fed. Keyakinan pasar akan penurunan suku bunga The Fed dipercaya akan melemahkan nilai dolar AS, sehingga menjadikan emas sebagai aset investasi yang kian menarik.
Selain proyeksi pelonggaran suku bunga, Felix juga menyoroti peran risiko geopolitik yang semakin nyata. Tensi geopolitik global yang masih tinggi menjadikan emas sebagai instrumen safe haven pilihan utama bagi masyarakat dan investor. Dukungan harga juga datang dari kuatnya permintaan fisik emas, baik dari bank sentral di seluruh dunia maupun dari pasar ritel Asia seperti Tiongkok dan India. Dengan mempertimbangkan kondisi ini, Felix memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, tren kenaikan harga emas akan terus berlanjut, dengan asumsi The Fed secara agresif menurunkan suku bunga dan ketidakpastian geopolitik global tetap tinggi, meskipun potensi koreksi teknikal dalam jangka pendek selalu ada.
Proyeksi positif ini diperkuat oleh pandangan analis sekaligus pendiri Traderindo, Wahyu Laksono. Ia juga memprediksi bahwa harga emas Antam akan terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun. Wahyu menekankan bahwa pergerakan harga emas Antam akan sangat dipengaruhi oleh dinamika harga emas spot global dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Apabila Rupiah cenderung stabil, kenaikan harga emas Antam dipastikan akan selaras dengan tren penguatan harga emas spot. Bahkan, ia melihat potensi besar harga emas Antam untuk menembus angka di atas Rp 2.200.000 pada akhir tahun, bahkan menuju Rp 2.250.000, dan tidak menutup kemungkinan mencapai Rp 2.300.000 hingga Rp 2.400.000 per gram.
Senada dengan Felix, Wahyu juga mengidentifikasi ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan dan ekspektasi penurunan suku bunga AS sebagai pendorong utama tren kenaikan ini. Namun, ia mengingatkan adanya potensi perlambatan laju kenaikan. Wahyu menjelaskan, “Jika terjadi resolusi signifikan terhadap konflik geopolitik atau adanya perubahan kebijakan moneter yang tidak mendukung penguatan emas, laju kenaikan bisa melambat atau bahkan stabil.” Kendati demikian, Wahyu menilai skenario tersebut masih “jauh dari kenyataan,” karena fundamental global secara konsisten mendukung prospek bullish emas baik dalam jangka menengah maupun panjang.
Secara global, Wahyu Laksono juga memberikan proyeksi menarik untuk harga emas dunia. Apabila ketegangan geopolitik tetap tinggi, ia memperkirakan harga emas dapat melonjak hingga kisaran USD 4.000-5.000 per ons pada akhir tahun ini. Namun, jika situasi geopolitik mereda secara signifikan, harga emas dunia diproyeksikan akan berada di kisaran yang lebih moderat, yaitu USD 3.000-3.200 per ons.