
HargaPer.com – Murah &Terbaik Murah &Terbaik – Gubernur Bank of England (BoE), Andrew Bailey, baru-baru ini melontarkan peringatan serius mengenai potensi terbentuknya gelembung di pasar keuangan. Peringatan ini muncul di tengah euforia besar terhadap kecerdasan buatan (AI), meskipun Bailey mengakui bahwa teknologi tersebut berpotensi besar untuk mendorong produktivitas secara signifikan.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters pada Kamis (6/11/2025), setelah keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga, Bailey menyoroti adanya ketidakpastian substansial terkait imbal hasil konkret dari implementasi AI di masa mendatang. Ia menegaskan, “Tentu saja, sangat mungkin dan sangat konsisten bahwa AI bisa menjadi penggerak besar berikutnya dalam hal produktivitas.”
Meskipun demikian, ia menambahkan pandangan pribadinya bahwa meskipun sangat mungkin hal itu terjadi, “kita masih harus menempuh jalan yang cukup panjang untuk benar-benar melihat buktinya.” Pernyataan ini menggarisbawahi antara harapan tinggi terhadap potensi AI dengan realitas kebutuhan akan bukti nyata dampak ekonominya.
Bailey menjelaskan bahwa potensi peningkatan produktivitas AI tidak serta-merta menghilangkan risiko terjadinya gelembung pasar. Ia mengamati bahwa saat ini, pasar cenderung terlalu optimistis dalam memproyeksikan aliran imbal hasil di masa depan dari teknologi tersebut, padahal ketidakpastian masih sangat tinggi. “Pada saat yang sama, kita bisa saja mengalami gelembung, karena jelas pasar sedang memperkirakan aliran imbal hasil di masa mendatang dari hal ini, dan itu masih belum pasti. Jadi, kedua hal itu bukannya tidak konsisten,” tegasnya, menunjukkan bahwa optimisme terhadap AI dan risiko gelembung dapat berjalan beriringan.
Sejalan dengan pandangan Bailey, laporan kebijakan moneter yang dirilis Bank of England mencatat bahwa valuasi ekuitas saat ini terlihat terlalu “meregang” jika dibandingkan dengan konteks historis, khususnya pada perusahaan teknologi yang secara agresif berfokus pada pengembangan AI. Kondisi ini membuat pasar saham menjadi lebih rentan terhadap potensi koreksi yang signifikan, terutama jika ekspektasi pasar terhadap dampak dan keuntungan AI mulai berkurang atau tidak terpenuhi.
Bank sentral juga menambahkan bahwa jika koreksi pasar tersebut benar-benar terjadi, dampaknya dapat meluas dengan memengaruhi permintaan global. Lebih jauh lagi, pelemahan permintaan global ini pada akhirnya berpotensi menekan tekanan inflasi di Inggris, memberikan implikasi serius terhadap stabilitas ekonomi.
Wakil Gubernur Bank of England, Dave Ramsden, turut memperkuat kekhawatiran ini dengan menyatakan, “Jika gelembung itu mengempis atau pecah, itu akan menunjukkan pengetatan kondisi keuangan yang akan melemahkan permintaan global, dan itu akan berdampak kembali ke Inggris.” Pernyataan ini menegaskan risiko sistemik yang dapat ditimbulkan oleh pecahnya gelembung AI, mengancam tidak hanya stabilitas pasar keuangan tetapi juga prospek ekonomi global dan inflasi di Inggris.