Anggaran MBG Rp 300 T: Kepala BGN Pacu Pembangunan 2025!

Anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) diproyeksikan melonjak drastis pada tahun depan, menandai ekspansi besar-besaran inisiatif gizi nasional. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa alokasi dana akan naik hampir lima kali lipat, dari anggaran efektif tahun ini sebesar Rp 71 triliun menjadi Rp 335 triliun di tahun 2025. Peningkatan drastis ini selaras dengan target ambisius untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat pada awal tahun 2026.

Dadan menjelaskan, meskipun anggaran program MBG untuk tahun ini sebenarnya telah disetujui sebesar Rp 171 triliun, penyerapan dana negara diperkirakan hanya mencapai Rp 121 triliun. Hal ini disebabkan oleh jumlah penerima manfaat yang masih rendah di awal tahun, yang hanya berjumlah 300.000 orang. “Awal tahun depan, kami akan full speed dengan jumlah penerima manfaat 82,9 juta orang,” tegas Dadan, Jumat (15/8), di Kantor Kementerian Keuangan, menyoroti komitmen untuk implementasi penuh.

Lonjakan anggaran yang signifikan ini, menurut Dadan, murni didorong oleh dimulainya operasional penuh program MBG di tahun 2025. Ia menekankan bahwa pemerintah tidak berencana menambah frekuensi penyaluran Makan Bergizi Gratis dari yang saat ini satu kali sehari, menandakan fokus pada perluasan jangkauan ke lebih banyak individu daripada peningkatan frekuensi per individu.

Untuk mendukung implementasi yang lebih luas, BGN tengah gencar mempercepat verifikasi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dadan sebelumnya berencana menuntaskan verifikasi hingga akhir bulan ini demi mencapai target pengoperasian 8.000 SPPG untuk program makan bergizi gratis. Hingga saat ini, tercatat 5.103 SPPG telah beroperasi.

Percepatan proses verifikasi berhasil meningkatkan penambahan dapur SPPG hingga 300 unit per hari. “Jadi, beberapa hari ini mudah-mudahan akan tercapai target pengoperasian 8.000 SPPG pada bulan ini,” ujar Dadan dari Istana Kepresidenan, Selasa (12/8). Dadan juga mencatat bahwa pada awal Juli 2025, jumlah SPPG yang beroperasi masih kurang dari 2.000 unit, namun berkat percepatan verifikasi selama dua pekan terakhir, angka tersebut berhasil menembus 5.000 unit. Selain itu, Dadan menargetkan pemangkasan waktu distribusi makanan dari SPPG ke sekolah yang saat ini mencapai sekitar 4 jam, demi efisiensi program.

BGN mencatat, sebanyak 17.000 unit SPPG telah melalui proses verifikasi sejauh ini, meskipun Dadan mengakui tidak semua calon mitra tersebut telah membangun dapur. Menanggapi isu SPPG fiktif, Dadan dengan tegas membantahnya. Ia menjelaskan bahwa seluruh mitra didampingi oleh 14.000 Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang telah lolos pendidikan dasar. “Bukan dapur SPPG fiktif, tapi ada calon mitra SPPG yang sudah memesan tempat dan belum ada pembangunan dapur,” tegasnya, memberikan klarifikasi penting mengenai status persiapan infrastruktur program.

You might also like