
Musim liburan sekolah mungkin telah berakhir, namun semangat untuk menjelajahi kekayaan destinasi wisata di negeri kita tercinta tak pernah padam. Di tengah maraknya tempat-tempat baru yang bermunculan, ada permata lama yang tak boleh dilupakan: museum, penjaga abadi sejarah dan jejak peradaban bangsa.
Pengalaman kembali menginjakkan kaki di Rumah Gadang Mande Rubiah di Sumatera Barat, yang pernah saya kunjungi pada tahun 1996, kini terasa berbeda. Situs bersejarah ini telah mengalami pemugaran yang membuatnya semakin elok dan menawan, meskipun area museum yang berisi pusaka tetap setia pada wujud aslinya.
Berlokasi strategis di Jalan Bundo Kanduang, Kp. Lubuk Sitepung, Nagari Lunang, Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan, Rumah Gadang Mande Rubiah bukan sekadar bangunan tradisional. Ia adalah sebuah situs cagar budaya sekaligus museum yang menyimpan koleksi benda-benda pusaka peninggalan Bundo Kanduang, sosok yang erat kaitannya dengan sejarah megah Kerajaan Pagaruyung, kerajaan yang berjaya pada abad ke-14 di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya.
Secara singkat, sejarah mencatat bahwa sekitar abad ke-16, tepatnya tahun 1520 M, Bundo Kanduang bersama keluarga dan pengikutnya terpaksa melarikan diri dari Kerajaan Pagaruyung menuju Nagari Lunang karena adanya konflik internal. Di tanah Lunang inilah, Bundo Kanduang kemudian mengganti gelarnya menjadi Mande Rubiah, sebuah gelar kehormatan yang diberikan kepada pemimpin perempuan di Nagari Lunang.
Setibanya di lokasi, suasana Rumah Gadang Mande Rubiah terlihat lengang. Setelah beberapa kali mengucapkan salam, saya disambut hangat oleh pemilik rumah. Terungkap bahwa Rumah Gadang Mande Rubiah memiliki beberapa bagian; ruang di bagian depan difungsikan sebagai museum, sementara bagian belakang merupakan tempat tinggal pewaris Mande Rubiah, yang kini diemban oleh Mande Rubiah VII, generasi ketujuh.
Usai mengisi buku tamu dan berbincang akrab dengan keluarga Mande Rubiah VII, saya dipersilakan memasuki ruangan museum yang memamerkan warisan pusaka berharga peninggalan Bundo Kanduang atau Mande Rubiah. Perlu diketahui, Museum Mande Rubiah ini diresmikan secara resmi pada tanggal 7 Maret 1980, setelah mendapat persetujuan penuh dari para ahli waris.
Ruangan museum terbagi menjadi dua bagian. Ruang pertama menyajikan koleksi yang beragam, mulai dari gong yang berwibawa, carano yang indah, peralatan dapur tradisional, piring-piring porselen antik, lampu kuno, hingga deretan foto lama yang merekam jejak masa lalu yang sarat makna.
Kemudian, saat memasuki ruang kedua, pengunjung akan disuguhkan pemandangan yang lebih garang dan sakral. Di dinding terpajang pedang, keris, tombak, tongkat, dan senjata api. Selain itu, di beberapa sudut ruangan terdapat kepala kerbau yang menambah nuansa mistis dan historis.
Yang menarik, di samping koleksi keris dan pedang, tersedia kertas berupa keterangan detail mengenai bagian-bagian dari senjata tajam ini, seperti bagian-bagian keris. Informasi ini sangat membantu bagi pengunjung awam yang mungkin tidak mengerti penamaan kompleks dari setiap komponen senjata tradisional tersebut.
Di ruangan kedua ini juga tersimpan pakaian yang dahulu digunakan untuk upacara adat dan agama, naskah-naskah kuno yang berharga, serta uang logam dan uang kertas dari masa lampau. Keberadaan mata uang ini tidak hanya menunjukkan nilai ekonomi, tetapi juga membuktikan adanya aktivitas transaksi jual beli yang dinamis pada zaman dahulu.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, total koleksi yang tersimpan di Museum Rumah Gadang Mande Rubiah diperkirakan mencapai 360 buah. Dengan begitu banyaknya koleksi yang beragam, tidak mengherankan jika Museum Rumah Gadang Mande Rubiah telah lama dikenal sebagai destinasi wisata budaya yang penting. Uniknya, keberadaan rumah yang kaya akan sejarah ini baru terekspos luas kepada publik pada era 1970-an, sebab para ahli waris selama ratusan tahun menjaga dan menyembunyikan amanah dari leluhur mereka.
Setelah ratusan tahun tidak terekspos, kita wajib memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para ahli waris yang dengan gigih dan penuh komitmen tetap menjaga kelestarian peninggalan berharga ini. Rumah Gadang Mande Rubiah bukan sekadar bangunan; ia adalah warisan budaya penting yang menjadi saksi bisu peradaban masa lampau, bagian integral dari sejarah Kerajaan Pagaruyung, dan identitas kebudayaan Minangkabau. Pelestariannya menjadi krusial sebagai sumber pembelajaran berharga dari generasi ke generasi. Salam Lestari Budaya.