
Selain menjadi momen istirahat dari padatnya rutinitas belajar, masa liburan sekolah adalah kesempatan emas untuk mengenalkan anak-anak pada kekayaan budaya dan keindahan alam Indonesia. Salah satu pilihan wisata edukatif yang sangat direkomendasikan adalah menjelajahi desa wisata. Di tempat-tempat ini, anak-anak tidak hanya berlibur, tetapi juga dapat belajar langsung dari lingkungan sekitar, menyelami budaya lokal, serta memahami kearifan tradisional yang sarat nilai.
Dirangkum dari laman Jejaring Desa Wisata Kementerian Pariwisata, berikut tujuh desa wisata terbaik yang dapat menjadi destinasi pilihan Anda untuk liburan sekolah yang berkesan dan mendidik:
Dianugerahi sebagai Desa Wisata Terbaik oleh UN Tourism pada tahun 2021, Nglanggeran terletak di Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Daya tarik utamanya adalah wisata alam di Gunung Api Purba Nglanggeran, yang merupakan bagian integral dari UNESCO Global Geopark Gunung Sewu. Anak-anak dapat merasakan pengalaman mendaki sambil memperdalam pengetahuan geologi, mengikuti paket wisata edukasi, dan berinteraksi langsung dengan warga desa yang ramah dan kreatif. Desa ini telah dikelola secara mandiri oleh masyarakatnya sejak tahun 2007, menunjukkan semangat kemandirian yang patut dicontoh.
Wukirsari dikenal luas sebagai pusat batik tulis tradisional, khususnya di Kampung Giriloyo. Pengunjung tidak hanya berkesempatan belajar langsung proses membatik, tetapi juga dapat menjelajahi objek wisata lain seperti Embung Imogiri dan Bukit Bego yang menawan. Keberhasilan desa ini dalam memadukan ekonomi kreatif dengan pelestarian budaya menjadikannya terpilih sebagai salah satu Best Tourism Villages 2024 oleh UN Tourism, menegaskan posisinya sebagai destinasi unggulan.
Desa Krebet menawarkan keunikan tersendiri dengan kerajinan batik kayu, membedakannya dari desa wisata lain yang mungkin lebih fokus pada batik kain. Berlokasi di perbukitan kapur Pajangan, sekitar 18 kilometer dari Kota Yogyakarta, desa ini menyuguhkan suasana tenang yang ideal untuk edukasi seni. Anak-anak dapat secara langsung belajar membatik di atas kayu, menciptakan suvenir, sekaligus memahami seluruh proses produksi kerajinan dari awal hingga akhir.
Berada di lereng Gunung Merapi yang asri, Pentingsari adalah desa wisata yang sangat berfokus pada lingkungan hidup dan budaya. Pengunjung dapat terlibat dalam berbagai kegiatan seperti pertanian, bermain di sungai yang jernih, belajar membatik, atau mengikuti workshop seni tradisional. Kisah desa ini sangat inspiratif; dari kondisi awal yang miskin dan terisolasi, kini berkembang pesat berkat partisipasi aktif masyarakat. Pada tahun 2012 saja, jumlah pengunjungnya telah mencapai lebih dari 25.000 orang per tahun, membuktikan bahwa semangat gotong royong memiliki kekuatan luar biasa untuk mengubah masa depan.
Penglipuran adalah contoh nyata desa adat yang berhasil menjaga dan memegang teguh nilai-nilai tradisional Bali. Arsitektur rumahnya, sistem tata ruang yang teratur, dan kehidupan religius masyarakatnya sangat terawat, dengan masyarakat yang masih rutin bersembahyang di Pura Penataran setiap 15 hari. Keberhasilan desa ini dalam melestarikan budayanya di tengah arus modernisasi membuatnya masuk dalam daftar Best Tourism Villages 2023.
Terkenal dengan pemandangan sawah terasering yang spektakuler, Jatiluwih terletak di kaki Gunung Batukaru, pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Sistem irigasi subak yang digunakan di sini telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2012, menunjukkan kearifan lokal yang luar biasa. Anak-anak dapat belajar banyak tentang pertanian berkelanjutan, manajemen air yang cerdas, dan nilai-nilai spiritual yang tersemat dalam kehidupan petani Bali. Jatiluwih juga turut meraih predikat Best Tourism Villages 2024, bersanding dengan Desa Wukirsari.
Senaru merupakan pintu gerbang utama bagi para pendaki Gunung Rinjani. Desa ini memanjakan mata dengan dua air terjun indah, yakni Sendang Gile dan Tiu Kelep. Tak hanya keindahan alam, budaya lokal suku Sasak juga dapat dipelajari secara langsung di sini. Berbagai aktivitas seru menanti, mulai dari jelajah alam, mengenal lebih dekat rumah adat tradisional, hingga menyaksikan pertunjukan seni tradisional yang memukau.
Pilihan Editor: Agar Desa Wisata Tak Sekadar Ikut-ikutan