
HargaPer.com – Murah &Terbaik – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan pergerakan yang melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (27/10/2025). Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, rupiah terpantau melemah 0,11% dari penutupan sebelumnya, mencapai posisi Rp 16.621 per dolar AS. Meskipun demikian, data Jisdor Bank Indonesia (BI) mencatat sedikit penguatan tipis 0,01% pada rupiah, menempatkannya pada level Rp 16.628 per dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah ini, menurut Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi, banyak dipengaruhi oleh sentimen global. Salah satu pemicu utamanya adalah pernyataan positif dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent. Bessent mengungkapkan bahwa para pejabat AS dan China telah berhasil menyusun kerangka kerja substansial untuk kesepakatan perdagangan. Kerangka ini akan menjadi landasan diskusi antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping pekan ini, demi mendorong kerja sama perdagangan.
Ibrahim melanjutkan, kerangka kerja yang solid tersebut berpotensi mencegah penerapan tarif 100% oleh AS atas produk-produk China. Selain itu, kesepakatan ini diharapkan dapat menangguhkan kontrol ekspor logam tanah jarang dari China, sebuah perkembangan signifikan dalam dinamika perdagangan global. Presiden Trump sendiri telah menyatakan optimismenya untuk mencapai kesepakatan dengan Beijing, bahkan berharap dapat mengadakan pertemuan di kedua negara.
Di samping perkembangan perdagangan, laporan indeks harga konsumen (CPI) AS yang lebih rendah dari perkiraan turut memperkuat spekulasi mengenai potensi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh bank sentral AS. Para investor kini menaruh perhatian pada sinyal kebijakan moneter The Fed ke depan, terutama mengenai peluang pelonggaran tambahan hingga akhir tahun.
Fokus utama pasar keuangan global pekan ini adalah keputusan suku bunga dari beberapa bank sentral, dengan perhatian terbesar tertuju pada keputusan kebijakan terbaru dari Bank Sentral Amerika (Federal Reserve). The Fed dijadwalkan akan mengadakan rapat pada 28 – 29 Oktober 2025, dengan pengumuman hasilnya diperkirakan pada Kamis dini hari, yang akan sangat memengaruhi arah pasar, termasuk pergerakan rupiah.
Sementara itu, dari sisi domestik, Ibrahim menyoroti proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga menjadi sentimen bagi nilai tukar rupiah. Sejumlah ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III – 2025 akan tumbuh sekitar 4,9%, angka yang menunjukkan perlambatan. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh faktor domestik, seperti tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen pada September 2025 yang tercatat menurun dibanding bulan sebelumnya.
Menganalisis berbagai faktor tersebut, Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah pada Selasa (28/10/2025) akan bergerak fluktuatif. Meskipun demikian, ia memperkirakan rupiah akan ditutup melemah pada rentang Rp 16.620 – Rp 16.650 per dolar AS.