Purbaya Ungkap Dalang Saham Gorengan, BEI Diminta Lindungi Investor Muda

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa baru-baru ini menyuarakan keprihatinan mendalam mengenai praktik “saham gorengan” yang marak di pasar modal Indonesia. Dalam pernyataannya, ia secara terang-terangan mengungkap bahwa dirinya mengenal beberapa pihak yang terlibat dalam manipulasi harga saham tersebut. Purbaya lantas mendesak Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk bertindak tegas menertibkan fenomena ini, demi menjaga dan memupuk kepercayaan investor muda, khususnya generasi muda atau Gen Z, yang kini semakin aktif di dunia investasi.

Kekhawatiran Purbaya bukan tanpa alasan. Ia menyoroti bagaimana selama ini praktik saham gorengan masih dengan mudah terlihat di bursa. “Kalau selama setahun bersih-bersih saja, sementara saya bisa lihat saham yang digoreng,” tuturnya dalam Media Gathering APBN 2026 di Bogor, Jawa Barat. Ia menambahkan, “Saya kan mengamati pasar saham juga ya, ada yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal pemainnya, yang ikut bukan main, yang bukan market maker, tapi yang ikut.” Pengakuan ini menggarisbawahi betapa seriusnya masalah ini, di mana manipulasi harga saham terjadi secara terbuka dan merusak mekanisme pasar yang sehat.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, saham gorengan dapat didefinisikan sebagai saham yang mengalami pergerakan harga tidak wajar, seringkali disebabkan oleh manipulasi atau sentimen yang dibentuk. Bendahara negara menegaskan bahwa fenomena ini bukanlah isu baru di pasar modal Tanah Air. Sejarah mencatat, praktik tidak etis ini bahkan pernah menyeret dan merugikan institusi-institusi besar negara, mulai dari Danareksa hingga Jiwasraya, yang mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.

Purbaya membeberkan pengalaman pahit yang pernah terjadi. “Kayak perusahaan Danareksa. Dulu kan saya di Danareksa, itu hampir bangkrut gara-gara terjebak sama penggoreng itu,” ungkapnya. Ia melanjutkan, dampak kerugian akibat manipulasi harga saham ini juga meluas hingga ke Asabri dan sebagian Jiwasraya, memperjelas skala kerusakan yang ditimbulkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kisah-kisah ini menjadi pengingat nyata akan bahaya laten saham gorengan bagi stabilitas keuangan institusi.

Purbaya menegaskan, pemberantasan praktik manipulasi harga saham ini adalah sebuah keharusan demi menjaga iklim investasi yang kondusif di pasar modal nasional. Kekhawatiran utamanya adalah potensi menurunnya minat investor muda, terutama dari kalangan Gen Z, terhadap instrumen investasi yang menjanjikan ini. Apabila praktik curang ini terus dibiarkan, bukan hanya integritas pasar yang dipertaruhkan, tetapi juga masa depan investasi generasi penerus bangsa.

“Kalau itu enggak dibersihin sayang,” ujar Purbaya dengan nada serius. Ia menyoroti bahwa setidaknya 50 persen investor di pasar modal saat ini berasal dari kalangan muda, khususnya Gen Z. “Minat Gen Z atau kalangan muda yang berinvestasi di pasar modal sekarang bisa hilang karena 50 persen anak-anak muda kan. Kalau itu hilang ya sudah, pasar modal kita enggak bisa berkembang lagi,” tambahnya, menekankan bahwa hilangnya kepercayaan dari segmen investor vital ini dapat menghambat pertumbuhan pasar modal Indonesia secara keseluruhan.

Oleh karena itu, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa secara khusus mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) dan otoritas pasar modal lainnya untuk bekerja ekstra keras dalam menjaga integritas pasar. Guna mendukung upaya ini, ia bahkan menyiapkan sejumlah insentif menarik, termasuk rencana strategis pengurangan pajak bagi para pelaku pasar modal yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap tata kelola perusahaan yang baik dan transparan. Ini adalah langkah konkret untuk mendorong perubahan positif.

“Nanti kita lihat seperti apa, tapi saya bisa dukung itu kalau mereka bekerja lebih keras lagi untuk menjaga integritas pasar modal itu sendiri,” pungkas Purbaya. Pernyataan ini menegaskan kembali dukungan penuh pemerintah terhadap upaya pembersihan dan penguatan pasar modal, dengan harapan dapat menciptakan lingkungan investasi yang lebih aman, adil, dan menarik bagi semua pihak, terutama bagi investor muda yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi masa depan.

You might also like