BI Bereaksi! Kemenkeu Guyur Rp 200 Triliun ke Bank, Apa Dampaknya?

HargaPer.com – Murah & Terbaik – Bank Indonesia (BI) memberikan respons positif terhadap langkah strategis Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang mengalirkan dana segar sebesar Rp 200 triliun ke sektor perbankan nasional. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa kebijakan ini secara signifikan akan memperkuat likuiditas perbankan sekaligus menjadi motor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam sebuah konferensi pers, Perry Warjiyo menyampaikan apresiasinya. “Kami menyambut baik langkah Menteri Keuangan yang memindahkan dana dari BI ke likuiditas perbankan. Ini adalah pandangan kami untuk memperkuat injeksi likuiditas yang sudah kami lakukan,” ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen BI untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan mendukung gerak ekonomi riil.

Sebelumnya, BI sendiri telah proaktif mengambil serangkaian kebijakan injeksi likuiditas guna menopang sistem keuangan. Langkah-langkah tersebut mencakup injeksi melalui Surat Berharga Ritel (SRBI) yang mencapai Rp 200 triliun, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 217 triliun, serta pemberian insentif likuiditas senilai Rp 384 triliun. Upaya-upaya ini menunjukkan kesiapan BI dalam merespons dinamika perekonomian.

Perry juga menekankan vitalnya sinergi yang kuat antara kebijakan moneter BI dan kebijakan fiskal pemerintah. Kolaborasi ini, menurutnya, akan semakin memperkukuh fondasi ekonomi nasional. “Kami menyambut baik program-program paket yang belum lama diumumkan pemerintah, termasuk ekspansi kebijakan fiskal. Ini akan memacu sektor riil, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan minat dunia usaha, dan pada akhirnya, mendongkrak permintaan kredit,” jelas Perry, menggambarkan dampak positif dari harmonisasi kebijakan tersebut.

Sebagai latar belakang kebijakan ini, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya telah mengumumkan bahwa dana Rp 200 triliun tersebut akan disalurkan kepada lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Pengumuman ini disampaikan pada Jumat (12/9), di mana jumlah bank penerima telah direvisi dari rencana awal enam bank menjadi lima bank Himbara.

Kelima bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terpilih menerima kucuran dana pemerintah ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk, dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) (Persero) Tbk. “Ini sudah diputuskan dan siang ini akan disalurkan. Kita kirim ke lima bank: Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI,” tegas Purbaya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta Pusat.

Purbaya kemudian merinci alokasi dana segar tersebut untuk setiap bank. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menerima Rp 55 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk juga sebesar Rp 55 triliun, PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk mendapatkan Rp 55 triliun, PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk dialokasikan Rp 25 triliun, dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) (Persero) Tbk memperoleh bagian terkecil, yaitu Rp 10 triliun. “Dananya sudah saya setujui tadi pagi, sebentar lagi dikirim,” pungkas Purbaya, menandakan kesiapan penyaluran dana. Kebijakan ini diharapkan mampu mengoptimalkan peran perbankan dalam mendukung pemulihan dan stabilitas ekonomi nasional secara berkelanjutan.

You might also like