Bobby Rasyidin: Profil & Rekam Jejak Dirut KAI Terbaru

Pada 12 Agustus 2025, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengumumkan perombakan signifikan dalam jajaran direksi dan dewan komisaris. Melalui keputusan para pemegang saham, Bobby Rasyidin resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama PT KAI yang baru, menggantikan Didiek Hartantyo yang telah menjabat sejak 2020.

Penunjukan penting ini diresmikan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danantara Asset Management. SK tersebut, bernomor SK-223/MBU/08/2025 dan SK.038/DI-DAM/DO/2025, dikeluarkan pada tanggal yang sama dengan pengumuman perombakan tersebut, menandai era baru kepemimpinan di salah satu BUMN strategis Indonesia.

Profil Bobby Rasyidin

Bobby Rasyidin, lahir di Padang pada 31 Oktober 1974, meniti pendidikan tingginya setelah lulus dari SMA Negeri 1 Padang pada tahun 1992. Ia meraih gelar sarjana di bidang Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1996, sebelum melanjutkan pendidikan magisternya di University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia, dan memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) pada tahun 2000.

Karier profesional Bobby Rasyidin dimulai pada tahun 1996 di Lucent Technologies Indonesia, sebuah perusahaan telekomunikasi. Ia memulai sebagai manajer proyek dan kemudian memperdalam keahliannya di divisi riset dan pengembangan. Pada tahun 2006, Bobby sempat bergabung dengan Fujitsu untuk mengembangkan bisnis radar, namun kembali ke Alcatel-Lucent Indonesia pada tahun 2007 untuk melanjutkan perjalanannya di industri telekomunikasi.

Puncak kariernya di sektor swasta telekomunikasi terlihat pada tahun 2012, ketika ia diangkat sebagai Presiden Direktur PT Alcatel-Lucent Indonesia. Pada usia 38 tahun, Bobby Rasyidin mencetak sejarah sebagai profesional Indonesia pertama yang memimpin perusahaan multinasional asal Prancis ini, posisi yang diembannya hingga tahun 2015.

Selain rekam jejak di sektor telekomunikasi, Bobby Rasyidin juga memiliki pengalaman luas di berbagai BUMN. Pada Desember 2020, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuknya sebagai Direktur Utama PT Len Industri (Persero). PT Len Industri sendiri merupakan induk dari Defend ID, sebuah holding BUMN yang bergerak di sektor pertahanan, mengawasi perusahaan-perusahaan besar seperti PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia.

Meski baru saja mengemban amanah sebagai Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin langsung menjadi sorotan publik. Pada 14 Agustus 2025, hanya dua hari setelah pengangkatannya, ia dijadwalkan untuk diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi. Pemanggilan ini terkait dengan dugaan kasus korupsi proyek digitalisasi SPBU Pertamina yang berlangsung antara tahun 2018 dan 2023.

Pemeriksaan tersebut dilakukan dalam kapasitas Bobby sebagai Direktur Utama PT Len Industri (Persero), induk holding Defend ID, yang juga diduga terlibat dalam proyek digitalisasi senilai Rp 3,6 triliun ini. Penyelidikan KPK semakin luas, dengan beberapa saksi lain turut dipanggil, termasuk pejabat dari PT Telkom dan PT Sigma Cipta Caraka.

Proyek ini menjadi fokus utama KPK dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) karena adanya dugaan praktik diskriminasi dalam penunjukan PT Telkom Indonesia sebagai pelaksana. KPPU turut menyelidiki kasus ini, menilai adanya pelanggaran terhadap ketentuan persaingan usaha yang sehat yang berpotensi merugikan pelaku usaha lainnya.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengonfirmasi pemeriksaan terhadap Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Bobby Rasyidin tersebut. “Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK,” ujar Budi dalam keterangan tertulis pada Kamis, 14 Agustus 2025, menekankan bahwa pemeriksaan ini bertujuan untuk mendalami kasus dugaan korupsi proyek digitalisasi SPBU Pertamina periode 2018–2023.

Alfitria Nefi P. dan M. Rizki Yusrial berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Baru Menjabat Dirut KAI, Bobby Rasyidin Dipanggil KPK di Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

You might also like