KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kabar terbaru dari pasar modal, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), emiten menara terkemuka, baru saja mengumumkan penerbitan surat utang. Aksi korporasi ini berupa Obligasi Berkelanjutan VII Tahap II tahun 2025 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap II tahun 2025.
Dengan penawaran masing-masing sebesar Rp 1,6 triliun untuk obligasi dan Rp 600 miliar untuk sukuk, TBIG menargetkan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 2,2 triliun. Langkah ini tentu menjadi perhatian para investor dan pelaku pasar modal.
Menurut keterbukaan informasi yang dirilis pada Kamis (20/11/2025), TBIG menawarkan obligasi dalam dua seri yang menarik. Seri A memiliki jumlah pokok yang ditawarkan sebesar Rp 347.985.000.000 dengan tingkat bunga tetap yang cukup kompetitif, yaitu 5,5% per tahun. Jangka waktu obligasi Seri A ini adalah tiga tahun sejak tanggal emisi.
Sementara itu, untuk Seri B, jumlah pokok yang ditawarkan lebih besar, mencapai Rp 1.252.015.000.000 dengan tingkat bunga tetap yang sedikit lebih tinggi, yaitu 5,85% per tahun. Investor yang memilih Seri B akan menikmati jangka waktu investasi selama lima tahun sejak tanggal emisi.
Bunga obligasi ini akan dibayarkan secara berkala setiap triwulan. Pembayaran bunga obligasi pertama dijadwalkan pada tanggal 4 Maret 2026. Sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir, sekaligus pelunasan obligasi, akan dilakukan pada tanggal 4 Desember 2028 untuk obligasi Seri A, dan 4 Desember 2030 untuk obligasi Seri B.
Tak hanya obligasi, TBIG juga menerbitkan Sukuk Ijarah dalam dua seri. Untuk Sukuk Ijarah Seri A, jumlah sisa imbalan Ijarah adalah sebesar Rp 200.000.000.000 dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 11.000.000.000 per tahun. Cicilan ini dihitung dari jumlah sisa imbalan ijarah Seri A atau setara dengan Rp 55.000.000 per Rp 1.000.000.000 per tahun, dengan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.
Kemudian, untuk Sukuk Ijarah Seri B, jumlah sisa imbalan ijarah tercatat sebesar Rp 400.000.000.000 dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 23.400.000.000 per tahun. Perhitungan cicilan ini didasarkan pada jumlah sisa imbalan ijarah seri B atau sebesar Rp 58.500.000 per Rp 1.000.000.000 per tahun, dengan jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.
Sama seperti obligasi, cicilan imbalan ijarah pertama akan dibayarkan pada tanggal 4 Maret 2026. Cicilan imbalan ijarah terakhir, yang juga merupakan tanggal pelunasan sisa imbalan ijarah, akan dibayarkan pada tanggal 4 Desember 2028 untuk sukuk ijarah seri A dan 4 Desember 2030 untuk sukuk ijarah seri B.
Berikut adalah jadwal lengkap penawaran surat utang TBIG yang perlu dicatat:
Penggunaan Dana
Lantas, bagaimana TBIG akan memanfaatkan dana segar yang diperoleh? Sebesar Rp 1,24 triliun atau 78,1% dari nilai emisi obligasi bersih akan dialokasikan untuk mendanai pelunasan seluruh pokok obligasi berkelanjutan VI tahap IV Seri A pada tanggal jatuh tempo. Ini menunjukkan komitmen TBIG dalam mengelola kewajibannya dengan baik.
Sisanya, akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok pinjaman kepada Bank Negara Indonesia (BNI) yang timbul berdasarkan fasilitas pinjaman BNI pada tanggal jatuh tempo. Langkah ini memperkuat struktur keuangan perusahaan.
Selanjutnya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum sukuk ijarah akan digunakan untuk melakukan pembayaran sebagian pokok pinjaman kepada BNI yang timbul berdasarkan fasilitas pinjaman BNI pada tanggal jatuh tempo. Dengan demikian, penerbitan sukuk ijarah ini juga bertujuan untuk memperkuat neraca keuangan TBIG.