Pertamina Geothermal bakal kembangkan data center berbasis panas bumi

PT PERTAMINA Geothermal Energy Tbk (PGEO) membuka peluang pengembangan infrastruktur green data center berbasis energi panas bumi. PGEO telah menjalin kolaborasi dengan Indonesia Data Center Provider Organization dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGEO Edwil Suzandi mengatakan perseroannya ingin membuka peluang baru industri digital beremisi rendah di Indonesia. “Terlebih, saat ini Indonesia tengah memasuki era transformasi digital yang mendorong lonjakan kebutuhan data center,” ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Sabtu, 13 Desember 2025.

Di samping itu, Edwil juga menukil data Kementerian Komunikasi dan Digital yang menunjukkan saat ini ada lebih dari 212 juta pengguna internet. Dengan jumlah itu, Edwil mengatakan, butuh penambahan dan pertumbuhan fasilitas data center pada 2029-2030. “Fasilitas data center yang diperkirakan terus bertambah,” ujarnya.

Menurut Edwil, hampir 26 persen pertumbuhan konsumsi kelistrikan di industri didorong oleh data center. Kapasitas data center nasional diproyeksikan naik dari 520 megawatt (MW) pada 2025 menjadi 1,8 gigawatt (GW) pada 2030.

Menurut dia, fenomena ini membuka peluang bagi perseroannya terlibat lebih jauh dalam sektor digital rendah karbon. “PGE ingin menjadi bagian dari perjalanan ini, memastikan bahwa pertumbuhan digital Indonesia dibangun dengan bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujar Edwil.

Ketua Umum Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan data center memegang peranan vital sebagai infrastruktur digital utama dalam mendukung transformasi digital nasional. Transformasi digital Indonesia memerlukan fondasi infrastruktur yang tidak hanya andal dan mampu berkembang, tetapi juga selaras dengan komitmen nasional terhadap transisi energi yang lebih berkelanjutan.

Pemanfaatan energi panas bumi untuk data center, kata Hendra, adalah langkah strategis yang menjawab dua tantangan utama sekaligus, yaitu ketersediaan energi jangka panjang dan penurunan emisi karbon secara sistemik. Menurut dia, langkah ini menjadi preseden baik yang penting bagi arah kebijakan pertumbuhan ekonomi ke depan. “IDPRO percaya bahwa kemitraan lintas sektor seperti ini akan mempercepat terbentuknya ekosistem digital yang berdaya saing global,” kata dia.

Adapun, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Ventura, Administrasi Umum, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Dalhar Susanto mengatakan institusinya mendukung inisiatif ini untuk memperkuat riset terapan. Integrasi pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi listrik hijau bagi pengembangan data center membuka peluang besar bagi lahirnya solusi inovatif yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi relevan bagi kebutuhan industri masa depan.

“Kami siap memberikan dukungan akademik dan keilmuan untuk memastikan proyek ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi ekosistem energi dan digital Indonesia,” ujarnya.

Pilihan Editor: Cerita di Balik Akuisisi Bank Muamalat oleh BTN Syariah

You might also like