Ozzy Osbourne Meninggal Dunia: Legenda Heavy Metal Berpulang

Kabar duka menyelimuti jagat musik heavy metal global. Ozzy Osbourne, legenda yang tak terbantahkan, vokalis utama grup Black Sabbath yang ikonik, sekaligus sosok berjuluk “Prince of Darkness” atau “Pangeran Kegelapan“, telah meninggal dunia pada usia 76 tahun.

Pernyataan resmi dari sang istri, Sharon Arden, bersama empat dari enam anaknya—Jack, Kelly, Aimee, dan Louis—mengungkapkan bahwa Ozzy Osbourne berpulang “dikelilingi oleh cinta” pada Selasa, 22 Juli 2025. Kepergiannya ini sontak mengejutkan dunia, mengingat hanya berselang kurang dari tiga minggu sebelumnya, tepatnya pada 5 Juli 2025, ia baru saja merampungkan pertunjukan terakhirnya yang emosional bersama Black Sabbath di kota kelahirannya, Birmingham, Inggris. Kondisi kesehatannya memang telah menjadi sorotan publik sejak lima tahun lalu, ketika Ozzy mengumumkan diagnosis penyakit Parkinson yang dideritanya. Sepanjang hidupnya, sang maestro heavy metal ini dikenal tak hanya karena keeksentrikannya yang luar biasa, tetapi juga inovasi dan kontribusinya yang tak ternilai bagi perkembangan musik heavy metal.

Lahir dengan nama John Michael Osbourne di Birmingham, Inggris, pada 3 Desember 1948, julukan “Ozzy” telah melekat padanya sejak sekolah dasar. Masa kecil Ozzy diliputi beragam tantangan; ia berjuang melawan disleksia yang membuat proses belajarnya sulit. Namun, musik menjadi pelarian dan inspirasi utamanya, membimbingnya menemukan jalan keluar dari segala kesulitan.

Perjalanan hidup Ozzy Osbourne di masa muda sarat dengan cobaan. Pada usia 11 tahun, ia mengalami pelecehan seksual, bahkan pernah mencoba bunuh diri saat remaja. Di usia 15, ia memutuskan berhenti sekolah dan beralih ke berbagai pekerjaan kasar. Inspirasi besar baginya datang dari band legendaris The Beatles, terutama setelah lagu single mereka “She Loves You” meledak pada tahun 1963, yang memicu ambisinya untuk mengejar karier musik. Sebelum meraih ketenaran, Ozzy sempat merasakan dinginnya jeruji besi selama enam minggu di penjara Winson Green karena gagal membayar denda akibat kasus pencurian pakaian.

Setelah bebas dari penjara, perjalanan musik Ozzy pun dimulai. Bersama temannya, Geezer Butler, ia membentuk band “Rare Breed” dengan Ozzy sebagai vokalis dan Butler pada bass. Tak lama kemudian, pada tahun 1968, Ozzy dan Butler bersama gitaris Tony Iommi serta drummer Bill Ward mendirikan Black Sabbath. Grup ini dengan cepat melambungkan nama mereka dan memberikan pengaruh masif dalam perkembangan musik hard rock, dengan lagu-lagu hits yang kini menjadi legendaris seperti “Paranoid”, “War Pigs”, dan “Iron Man”.

Hentakan musik Black Sabbath yang gelap, ditambah penampilan panggung Ozzy Osbourne yang karismatik, tak hanya menuai pujian dari jutaan penggemar tetapi juga tak luput dari kritik pedas. Musik mereka kerap dianggap bertema okultisme dan “setan”. Namun demikian, kontribusi Ozzy bersama Black Sabbath terhadap evolusi heavy metal dianggap sangat fundamental. Mereka melejit dengan cepat, merilis beberapa album yang mendapat sanjungan kritis seperti Paranoid (1970), Master of Reality (1971), Sabbath Bloody Sabbath (1973), dan Sabotage (1975).

Meskipun merupakan pendiri dan memiliki ikatan kuat dengan personel Black Sabbath lainnya, masalah Ozzy Osbourne dengan alkohol, narkotika, dan obat-obatan terlarang lainnya mencapai puncaknya hingga ia dipecat dari band pada tahun 1979. Namun, pemecatan ini justru menjadi titik balik baginya. Ozzy bangkit dan memulai karier solo yang gemilang, dibantu oleh Sharon Arden, putri manajer Black Sabbath Don Arden, yang kemudian menjadi manajernya.

Sharon Arden kemudian menjadi istri Ozzy, dan pernikahan mereka yang dimulai pada tahun 1982 bertahan hingga kepergiannya. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga anak: Aimee (42), Kelly (41), dan Jack (40). Karier solo Ozzy langsung meledak dengan album pertamanya, Blizzard of Ozz (1980). Kesuksesannya berlanjut dengan rilis 13 album studio, tujuh di antaranya meraih sertifikasi multi-platinum di Amerika Serikat.

Ozzy Osbourne menelurkan banyak lagu hit dalam karier solonya, termasuk “Crazy Train,” “Mama, I’m Coming Home,” dan “No More Tears.” Sepanjang kariernya, baik sebagai artis solo maupun anggota Black Sabbath, ia telah menjual lebih dari 100 juta kopi album di seluruh dunia, membuktikan daya tariknya yang tak lekang oleh waktu. Meski sempat berpisah, Ozzy bersatu kembali dengan Black Sabbath pada tahun 1997, kemudian keluar dan bergabung kembali pada tahun 2013 untuk merekam album terakhir mereka, “13.” Ia juga ikut serta dalam tur perpisahan band tersebut dari tahun 2016 hingga 2017.

Sebagai legenda sekaligus sosok kontroversial, Ozzy Osbourne seringkali menjadi berita utama karena perilakunya yang tidak lazim. Insiden yang paling terkenal termasuk aksi menggigit kepala dua ekor burung merpati saat rapat perusahaan rekaman pada tahun 1981, dan setahun kemudian, ia menggigit kepala seekor kelelawar saat pertunjukan di Des Moines, Iowa. Di tahun yang sama, “Pangeran Kegelapan” yang kala itu mabuk berat membuat ulah dengan mengencingi Tugu Peringatan Alamo, sebuah monumen nasional yang dihormati di San Antonio, Texas.

Di luar sorotan publik, kehidupan pribadi Ozzy Osbourne juga sempat terbagi. Ia menikah dengan istri pertamanya, Thelma Riley, pada tahun 1971 sebelum bercerai pada tahun 1982. Dari pernikahan ini, mereka memiliki dua anak, Jessica (lahir 1972) dan Louis (lahir 1975). Ozzy juga mengadopsi putra Thelma dari perkawinan sebelumnya, Elliott Kingsley (lahir 1966).

Pada tanggal 5 Juli 2025, hanya 17 hari sebelum kematian menjemputnya, Ozzy Osbourne masih menunjukkan semangatnya dengan tampil dalam konser terakhir bertajuk “Back to the Beginning” di tengah perjuangan melawan penyakit Parkinson yang dideritanya. Dalam konser tersebut, Ozzy tampil duduk di sebuah kursi singgasana di atas panggung, berusaha membawakan lagu-lagu ikoniknya bersama Black Sabbath meskipun dalam segala keterbatasan.

Di hadapan 40.000 penggemar yang memadati lokasi, Ozzy membawakan lima lagu solo, antara lain “I Don’t Know”, “Mr. Crowley”, “Suicide Solution”, “Mama I’m Coming Home”, dan “Crazy Train”. Setelah itu, ia kembali ke panggung bersama Black Sabbath untuk menampilkan empat lagu tambahan, yakni “War Pigs”, “N.I.B.”, “Iron Man”, dan “Paranoid”. Konser terakhir bertajuk “Back to the Beginning” ini benar-benar menjadi salam perpisahan Ozzy bagi dunia, ia pamit untuk “kembali ke asal”. Lagu-lagu ikonik yang abadi, termasuk balada emosional “Mama I’m Coming Home,” membuktikan bahwa musik heavy metal yang diusungnya bersama Black Sabbath mampu menyentuh hati pendengarnya.

Terlepas dari segala kontroversi yang melingkupinya dan aliran musik yang sering dikaitkan dengan tema-tema gelap atau okultisme, bahkan menjulukinya “Pangeran Kegelapan“, energi, semangat berkarya, dan kegigihan Ozzy Osbourne patut menjadi inspirasi. Kisahnya mengajarkan kita untuk menghadapi tantangan dan terus berkarya, tanpa kenal menyerah.

You might also like