
KEPALA Pusat Data dan Informasi Posko Penanganan Bencana Hidrometeorologi Bener Meriah, Ilham Abdi, menyatakan ruas jalan Takengon–Bireuen Aceh, khususnya di kawasan Tenge Besi dan Umah Besi kembali dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda enam setelah banjir susulan surut.
“Air sudah surut nggak lama, kurang dari dua jam. Karena hujan berhenti, debit air langsung turun lagi, jalan sudah kembali bisa dilewati,” kata Ilham saat dikonfirmasi dari Banda Aceh, Kamis, 25 Desember 2025.
Ia menjelaskan, saat banjir susulan akibat curah hujan tinggi pada Rabu malam lalu, 24 Desember 2025, air hanya naik sedikit di kawasan Lampahan dan Bantul, tetapi kondisinya tidak mempengaruhi lalu lintas setempat. “Sebagai langkah penanganan, pagi tadi sudah dilakukan normalisasi sungai, agar kalau hujan lagi tidak menggenangi rumah dan jalan,” ujarnya.
Berdasarkan keterangan yang diterima dari Dinas Perhubungan Bener Meriah, akses jalan yang sempat tergenang di Tenge Besi tersebut sudah dapat dilalui dan disambut baik oleh masyarakat. Seperti diketahui, ruas Takengon–Bireuen merupakan jalur penghubung strategis antarwilayah yang memiliki peran penting dalam mendukung mobilitas masyarakat serta kelancaran distribusi barang dan jasa.
Namun begitu, kata dia, Dinas Perhubungan Bener Meriah mengimbau kepada seluruh pengguna jalan agar tetap meningkatkan kewaspadaan. Sebab, di sepanjang ruas jalan tersebut masih terdapat sejumlah titik yang kondisi permukaannya belum sepenuhnya stabil dan memerlukan penanganan lanjutan. Apalagi, terjadi peningkatan volume lalu lintas sejak akses jalan kembali dibuka.
Di sisi lain, tambah Ilham, berdasarkan informasi Dinas Perhubungan Bener Meriah, akses dari Aceh Utara menuju Kabupaten Bener Meriah melalui ruas jalan KKA juga telah dapat dilalui kendaraan.
Kendati demikian, penerapan sistem buka-tutup jalan masih diberlakukan sementara, mengingat masih terdapat beberapa titik Wih Pase yang sedang dalam proses penanganan oleh tim penanggulangan bencana. Sebagai bagian dari upaya percepatan perbaikan, dan demi menjamin keselamatan pengguna jalan, ruas jalan KKA untuk sementara masih diberlakukan penutupan mulai pukul 07.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah pun mengimbau masyarakat agar tidak memaksakan perjalanan, senantiasa mengikuti informasi resmi dan terkini terkait kondisi lalu lintas. “Utamakan keselamatan saat melintasi jalur-jalur tersebut, hingga kondisi jalan dinyatakan aman dan normal sepenuhnya,” ucap Ilham.
Ketua Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) Avianto Amri sebelumnya menyampaikan kondisi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, setelah satu bulan dalam status darurat penanggulangan bencana. Status darurat penanggulangan bencana tiga provinsi yang disapu banjir bandang dan tanah longsor pada November lalu itu berakhir pada hari ini apabila tidak ada perpanjangan waktu.
Menurut Avianto, berdasarkan pemantauan jejaring MPBI dalam tiga hari terakhir, hingga saat ini masih ada sejumlah wilayah yang terisolir. Antara lain Aceh Tengah, Gayo Luwes, dan beberapa daerah menuju Sibolga, Sumatera Utara. Di sisi lain, Avianto menyatakan banyak masyarakat yang masih membutuhkan bantuan layanan dasar. Seperti sembako, air bersih, tempat tinggal, dan layanan kesehatan esensial.
Ketersediaan bahan bakar minyak dan gas juga masih terbatas. Di Aceh Tengah, misalnya, antrean di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU masih mengular panjang. Adapun jaringan listrik baru masuk sekitar lima hari terakhir dan mulai stabil dua hari belakangan ini.
Sementara itu, sejumlah daerah lain yang terdampak ringan dan sedang sudah bisa mulai bergerak ke tahap pemulihan. “Misalnya bergerak ke pemulihan tempat tinggal, perbaikan aset untuk mata pencaharian, restorasi fasilitas kesehatan dan pendidikan,” tutur Avianto saat dihubungi pada Kamis, 25 Desember 2025.
Pilihan Editor: Peluang Penggunaan TKD buat Bencana Sumatera