
HargaPer.com – Murah & Terbaik JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Kamis (7/8/2025) dengan koreksi tipis sebesar 13,56 poin atau 0,18%, menutup sesi di level 7.490. Pelemahan indeks ini terjadi di tengah dinamika pasar yang menarik, salah satunya adalah adanya aliran masuk modal asing yang signifikan.
Menurut pantauan Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, pelemahan IHSG ini menjadi sorotan mengingat adanya capital inflow asing yang mencapai Rp 666 miliar sepanjang perdagangan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam menekan pergerakan indeks saham domestik.
Di tengah pelemahan IHSG, nilai tukar rupiah justru menunjukkan penguatan yang kontras, naik 0,46% ke level Rp 16.287 per dolar AS. Sementara itu, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menjelaskan bahwa pelemahan IHSG juga dipicu oleh respons negatif pasar terhadap pemberlakuan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat hari itu.
IHSG Turun ke 7.490 Hari Ini (7/8) Meski Ada Net Buy Asing Rp 666 Miliar
Alrich menambahkan, tekanan jual juga datang dari aksi profit taking lanjutan pada saham-saham konglomerasi. Fenomena ini, menurutnya, turut membebani kinerja indeks secara keseluruhan.
Faktor lain yang turut menekan indeks adalah penurunan cadangan devisa Indonesia pada Juli 2025, yang tercatat menjadi US$ 152 miliar dari US$ 152,6 miliar. Meskipun berada di level terendah dalam delapan bulan terakhir, Alrich optimis bahwa posisi cadangan devisa tersebut masih sangat memadai, mampu membiayai 6,3 bulan atau 6,2 bulan impor sekaligus pembayaran utang luar negeri, jauh di atas standar internasional yaitu 3 bulan impor.
Secara teknikal, Alrich mengamati bahwa indikator Stochastic RSI telah memasuki area oversold, dengan tren penurunan yang mulai melandai. Namun, di sisi lain, indikator MACD mengisyaratkan kelanjutan reversal dengan histogram negatif yang membesar. Adanya peningkatan tekanan volume jual juga terdeteksi. Berdasarkan analisis ini, Alrich memperkirakan IHSG masih akan bergerak sideways cenderung melemah, dengan potensi menguji level support 7.450 dan level resistance 7.550.
Ke depan, Alrich mengungkapkan bahwa investor akan mencermati rilisnya indeks kepercayaan konsumen (consumer confidence) Indonesia untuk bulan Juli, yang diperkirakan membaik ke level 118,4 dari 117,8 pada Juni 2025. Data ini diharapkan dapat memberikan sentimen positif bagi pasar.
Senada dengan Alrich, Oktavianus Audi juga memproyeksikan IHSG akan bergerak fluktuatif cenderung melemah, dalam rentang level support 7.440 dan resistance 7.580. Indikator MACD yang ia amati juga menunjukkan kelanjutan pelemahan tren. Mengenai sentimen, Audi sepakat bahwa data kepercayaan konsumen akan menjadi perhatian utama. Ia menambahkan, pasar juga akan mencermati data penjualan otomotif (motor dan mobil) yang jika melambat, berpotensi memberikan sentimen negatif bagi emiten di sektor tersebut.
Menyikapi kondisi pasar yang bergejolak, Audi merekomendasikan strategi trading buy untuk saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dengan level support Rp 3.850 dan resistance Rp 4.450. Selain itu, ia juga menyarankan speculative buy untuk saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan level support Rp 360 dan resistance Rp 400.
Di sisi lain, Alrich menyarankan investor untuk mencermati beberapa saham pilihan. Saham-saham tersebut meliputi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADRO), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Tidak hanya itu, saham INCO dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga dinilai menarik untuk dilirik dalam perdagangan berikutnya.