
Xiaomi menunda peluncuran pembaruan sistem operasi HyperOS untuk beberapa model ponselnya. Langkah ini diambil setelah munculnya laporan bug yang menyebabkan layar ponsel menjadi hitam. Perusahaan teknologi asal Tiongkok tersebut memprioritaskan penyelidikan menyeluruh sebelum melanjutkan distribusi pembaruan.
Dua versi HyperOS yang terdampak adalah OS 2.0.5.0.VLQIDXM dan OS 2.0.7.0.VLQMIXM. Kedua versi ini sebelumnya diluncurkan secara bertahap kepada sebagian kecil pengguna sebagai bagian dari strategi peluncuran Xiaomi.
Hasil investigasi internal Xiaomi menunjukkan adanya dugaan korelasi antara masalah layar hitam dan penggantian layar atau perbaikan ponsel menggunakan suku cadang tidak resmi dari pihak ketiga. Meskipun belum dipastikan sebagai penyebab utama, kecurigaan mengarah pada interaksi yang lebih intensif antara HyperOS dengan perangkat keras untuk mendukung antarmuka baru. Ketidakcocokan komponen diduga memicu gangguan visual berupa layar hitam.
Mengenal Lebih Dekat HyperOS 2.0
HyperOS 2.0, pertama kali diluncurkan di Tiongkok pada akhir Oktober 2024 bersamaan dengan peluncuran seri Xiaomi 15, menawarkan peningkatan signifikan pada performa, konektivitas, dan keamanan sistem operasi. Fitur-fitur unggulannya meliputi:
1. HyperCore: Inti sistem operasi (kernel) terbaru buatan Xiaomi yang dioptimalkan untuk kinerja perangkat. Dengan lebih dari 25.000 skenario optimasi, HyperCore mampu mengurangi waktu idle CPU hingga 19%, menurunkan latensi memori, dan meningkatkan performa grafis. Pengatur mikroarsitektur yang terintegrasi menyalurkan beban kerja langsung di tingkat chip, sementara memori dinamis dan sistem penyimpanan 2.0 mempercepat waktu peluncuran aplikasi dan memastikan pengalaman tanpa lag.
2. HyperConnect: Memungkinkan transfer data dan interaksi real-time di seluruh ekosistem Xiaomi. Fitur HomeScreen+ memungkinkan pengguna untuk memindahkan dan menjalankan aplikasi dari ponsel ke tablet. Fitur streaming kamera ganda mendukung vlogging dan konferensi video dari berbagai sudut pandang. Di pasar Tiongkok, HyperConnect juga mendukung integrasi dengan perangkat Apple melalui Xiaomi Interconnectivity Services untuk berbagi file lintas platform.
3. HyperAI: Menyajikan berbagai fitur berbasis kecerdasan buatan (AI), mulai dari kustomisasi layar kunci, perlindungan AI untuk mendeteksi panggilan penipuan, hingga deteksi video dengan kemampuan pertukaran wajah.
4. Visual: HyperOS 2.0 menawarkan desain antarmuka yang disegarkan dengan tampilan desktop yang lebih bersih, widget yang dapat dikustomisasi, dan transisi antar aplikasi yang lebih mulus. Animasi navigasi yang lebih lembut dan notifikasi yang halus melengkapi pengalaman visual yang ditingkatkan. Fitur cuaca 3D yang menampilkan kondisi atmosfer secara real-time menambah kesan interaktif dan dinamis.
5. Sistem Keamanan: HyperOS 2.0 dilengkapi dengan enkripsi end-to-end untuk penyimpanan di perangkat maupun cloud, dan didukung oleh Trusted Execution Environment (TEE) untuk mengamankan operasi penting di tingkat perangkat keras.
Langkah Selanjutnya Xiaomi
Xiaomi menegaskan bahwa penyelidikan masih berlanjut untuk menentukan apakah masalah tersebut berasal dari perangkat lunak atau ketidakcocokan perangkat keras. Meskipun penundaan distribusi versi HyperOS yang bermasalah, pengembangan HyperOS tetap berlanjut. Xiaomi juga memperkuat sistem diagnostik internal dan mengimbau pengguna yang terdampak untuk mengunjungi pusat layanan resmi, bukan bengkel pihak ketiga, guna menghindari risiko penggunaan suku cadang tidak resmi, terutama setelah pembaruan sistem besar.
Defara Dhanya turut berkontribusi dalam tulisan ini
Pilihan Editor: Xiaomi Mix Flip 2 Debut di Cina, Ini Bedanya dengan Seri Pertama