HargaPer.com – JAKARTA. Harga emas kembali menunjukkan tren penurunan pada perdagangan Selasa (18/11/2025) pagi. Tercatat pada pukul 07.40 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2025 di Commodity Exchange berada di level US$ 4.032,70 per ons troi. Angka ini menandai koreksi sebesar 1,03% dari posisi sehari sebelumnya yang mencapai US$ 4.074,50 per ons troi.
Penurunan harga emas ini, seperti dikutip dari Bloomberg, terjadi seiring dengan memudarnya ekspektasi pasar mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat pada bulan depan. Harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar, yang biasanya mendukung kenaikan harga emas, kini mulai meredup.
Para investor saat ini mengalihkan fokus dan menanti rilis serangkaian data ekonomi penting dari Amerika Serikat, yang tertunda akibat penutupan pemerintah AS sebelumnya. Di tengah ketidakpastian ini, beberapa pejabat Federal Reserve telah memberikan peringatan mengenai potensi perubahan kebijakan suku bunga, menambah kompleksitas proyeksi pasar.
Petunjuk awal mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS yang krusial diperkirakan akan muncul pada Kamis (20/11/2025). Biro Statistik Tenaga Kerja AS dijadwalkan akan merilis laporan pekerjaan untuk bulan September. Meskipun data ini bersifat retrospektif atau melihat ke belakang, informasi tersebut sangat vital untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai fundamental perekonomian Amerika Serikat.
Menariknya, di balik koreksi jangka pendek ini, harga emas telah menunjukkan kinerja yang luar biasa sepanjang tahun. Logam mulia ini telah menguat sebesar 54% sepanjang tahun ini dan berada di jalur yang tepat untuk mencetak kinerja terbaiknya sejak tahun 1979, menegaskan posisinya sebagai aset lindung nilai.
Meski demikian, dukungan jangka panjang untuk harga emas juga datang dari permintaan institusional. Analis Goldman Sachs Grup memperkirakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral akan terus berlanjut pada November. Pada September saja, pembelian emas oleh bank sentral secara global diperkirakan mencapai 64 ton, dengan China berkontribusi signifikan dengan penambahan cadangan emas sebesar 15 ton.
“Kami terus melihat peningkatan akumulasi emas oleh bank sentral sebagai tren multitahun. Hal ini karena bank sentral terus mendiversifikasi cadangan mereka guna melindungi diri dari berbagai risiko geopolitik dan keuangan global,” ungkap para analis, termasuk Lina Thomas, menggarisbawahi peran strategis emas dalam portofolio cadangan negara.