Ekspor Listrik Bersih ke Singapura: Bahlil Ungkap Sumbernya!

Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan komitmen Indonesia untuk mengekspor listrik ke Singapura. Berdasarkan hasil pembahasan kerja sama bilateral, Singapura memproyeksikan kebutuhan pasokan listrik sebesar 3,5 gigawatt dari Indonesia, menandai langkah strategis dalam hubungan energi kedua negara.

Bahlil menjelaskan bahwa pasokan listrik tersebut akan bersumber dari energi bersih, utamanya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Meskipun demikian, kapasitas ekspor ini bersifat dinamis. Sebagian dari produksi listrik terbarukan tersebut juga dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.

“Jadi tidak semua kapasitas produksi akan diekspor. Sebagian akan dimanfaatkan untuk kepentingan nasional, khususnya industri yang memiliki efek berantai dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri,” ungkap Bahlil, menekankan pentingnya sinergi antara kebutuhan ekspor dan pengembangan ekonomi domestik.

Selain rencana ekspor listrik, kerja sama dengan Singapura juga mencakup investasi signifikan dalam pembangunan kawasan industri panel surya di Kepulauan Riau serta pengembangan sektor perdagangan karbon. Secara keseluruhan, ketiga sektor strategis ini diperkirakan akan menarik investasi senilai mencapai US$ 10 miliar.

Bahlil menambahkan bahwa implementasi proyek-proyek ini akan dilakukan secara bertahap. Saat ini, pembahasan rinci mengenai tahapan tersebut sedang berlangsung intensif antara tim dari Kementerian Investasi/BKPM, yang juga dipimpinnya, dengan pihak Pemerintah Singapura.

Terkait sumber listrik bersih yang akan diekspor, Bahlil menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan akan ada kombinasi dari berbagai sumber energi terbarukan lainnya, seperti tenaga angin. Komposisi akhir sumber energi ini akan ditentukan berdasarkan studi teknis lanjutan yang komprehensif.

Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan bahwa pihak yang akan berinvestasi dalam ketiga proyek besar ini mayoritas adalah sektor swasta. “Untuk perusahaan yang akan terlibat, saat ini mayoritas adalah swasta,” pungkasnya.

Pilihan Editor: Jika Subsidi Energi Jadi Penopang Anggaran Makan Siang Gratis

You might also like